"Ampuni kami, tuan. Kami sungguh-sungguh tidak sengaja menabrakmu."
"Maaf kau bilang?! Jilat sepatuku, baru ku maafkan!!"
Perkataan terakhir itu berhasil membuat telinga Xiao Qi gatal. Yang benar saja!! Hanya karena ketidaksengajaan menabrak harus minta maaf dengan cara menjilat sepatu.
Sungguh arogan sekali orang yang ditabrak itu. Ingin sekali rasanya menabrak orang itu dengan mobil sekalian supaya mati di tempat.
"CEPAT JILAT SEPATUKU KALAU TIDAK KU BUNUH KALIAN BERDUA!!"
Xiao Qi semakin geram. Gadis cantik itu melepaskan gandengannya dari tangan sang ayah. "Ayo kita bantu orang yang ditindas, ayah. Aku tidak tega." Pintanya memelas.
Tentu saja Tuan Qi mengiyakan permintaan putrinya. Mereka berjalan menuju kerumunan dan membelah kerumunan tersebut hingga melihat dua orang yang sedang ditindas. Perempuan dan laki-laki yang masih kecil.
Benar-benar tidak punya hati nurani ‘kan yang menindas?
Masa anak kecil saja dimarahi sampai segitunya?!
"Tapi jika tidak minta maaf, sepertinya boleh juga menjadikan gadis kecil ini menjadi selirku. Bagaimana?" Seringai pria tua itu menjijikkan, membuat bulu kuduk Xiao Qi merinding.
"Jangan, tuan! Aku akan menjilat sepatu tuan sekarang asal tuan memaafkan kami."
Laki-laki kecil yang tidak berdaya itu akhirnya pasrah. Dia mulai beringsut mendekat ke kaki si penindas. Penindas tersebut terlihat sangat senang melihat korbannya menunduk di kakinya namun kesenangannya tidak berlangsung lama kala kerah pakaian anak kecil itu ditahan oleh Xiao Qi.
"Bukankah sikapmu itu sudah sangat keterlaluan, tuan? Dia hanya seorang anak kecil. Bagaimana mungkin kau tega mengganggunya?" Tanya Xiao Qi sedih seraya membantu pria kecil itu berdiri.
Pria tua itu menatap Xiao Qi dengan tatapan memuja yang terlihat sangat jelas. "Aku akan melepaskan mereka jika kau mau ikut denganku."
Suara menjijikkan itu membuat Xiao Qi menahan mual.
"Kau sangat cantik, ikut lah denganku ke kediaman Fu. Aku akan memberikanmu kemewahan dan memanjakanmu."
Xiao Qi berlagak sok takut dan mundur ke belakang. "Maaf, tuan. Aku tidak bisa ikut denganmu."
"Kemarilah, gadis cantikku. Jangan takut."
Pria tua itu semakin berjalan mendekat ke arah Xiao Qi layaknya serigala yang hendak menerkam mangsanya namun belum sempat jemarinya menyentuh tubuh Xiao Qi, pria tua itu sudah dibanting oleh Tuan Qi yang terlihat sangat geram melihat putrinya diperlakukan seperti itu.
"Beraninya kau menganggu putriku. Aku tidak akan membiarkan Keluarga Fu hidup dengan tenang mulai saat ini!!" Desis Tuan Qi.
Seketika wajah pria tua itu tampak ketakutan melihat siapa orang yang membantingnya. Ia sangat kenal dengan Tuan Qi, ya, siapa pun pasti akan kenal karena ayah Xiao Qi punya pengaruh yang besar di Kekaisaran Wu ini.
"Maaf, Tuan Qi. Aku tidak tahu kalau dia anakmu." Mohon pria tua itu sambil memeluk kaki Tuan Qi yang masih terbakar amarah.
"Kakak terimakasih telah menolong kami." Tutur kedua anak kecil yang ditolongnya.
Xiao Qi sedikit terkejut melihat keduanya kembar namun kemudian dia mengangguk dengan senyuman manisnya. "Oh ya, kalian tinggal di mana? Kakak akan mengantarkan kalian sampai pulang supaya tidak ada yang berani menganggu kalian lagi."
Wajah keduanya terlihat murung mendengar ucapan Xiao Qi sehingga membuat gadis cantik itu bertanya-tanya dimana salah perkataannya.
"Kami tidak punya tempat tinggal, kak. Kami baru saja diusir dari rumah karena kedua orangtua kami sudah meninggal."
Xiao Qi menutup mulutnya kaget. Bagaimana mungkin kedua anak kecil ini diusir dari rumah. Sungguh tidak punya hati orang yang mengusir mereka dari rumah.
Gadis cantik itu tersenyum lembut. "Bagaimana kalau kalian ikut dengan kakak?"
"Kami tidak ingin merepotkan, kak." Sahut pria kecil itu lagi.
"Jika kalian tidak ingin merepotkan, bagaimana dengan bekerja di kediaman kakak? Kalian juga akan mendapatkan gaji dan tempat tinggal."
Sejenak keduanya tampak berpikir, sebelum mengangguk antusias.
"Tapi, bekerja sebagai apa, kak? Kami tidak punya kemampuan khusus."
"Kalian menjadi dayang dan pengawal pribadiku. Asal kalian janji akan setia denganku, aku akan menjamin kenyamanan kalian selama berada di dalam kediamanku."
Keduanya kompak berlutut di depan Xiao Qi. "Kami berjanji akan setia dengan kakak."
Xiao Qi tersenyum puas lalu menyuruh keduanya bangun.
Tuan Qi menghampiri Xiao Qi dan mengelus puncak kepala gadis cantik itu bangga. "Kau memang putriku yang sangat baik hati. Ayah beruntung memilikimu."
Xiao Qi tersenyum geli mendengar penuturan Tuan Qi dan kembali bermanja ria supaya pria tua itu semakin menyayanginya dan memanjakannya di masa depan.
Bersambung....