Vinny berjalan tanpa takut dan keluar dari rumahnya, masih dengan pakaian yang sama dengan siang tadi. Tanpa mandi, tanpa ganti baju, tanpa perubahan apapun. Gorden- gorden rumahnya masih ia biarkan tidak tertutup, dan ia hanya mengunci pintu depan saja. Vinny melewati dua orang satpam rumahnya sambil berkata santai. “Keluar bentar, Pak.” “Kemana, Neng?” tanya salah seorang dari mereka dengan lembut. “Keluarlah, pokoknya. Sumpek.” “Oh, ya udah, Neng. Tapi hati- hati, ya. Ini udah malem. Atau mau saya carikan taksi? Jauh ngga tempatnya?” beliau menawarkan. Vinny melonggarkan pasak besi pagar lalu melenggang santai keluar dari pagar rumahnya. “Ngga usah. Gue bisa sendiri, kok.” Kedua satpam itu manggut- manggut sambil menutup kembali pagar besi yang ditinggalkan Vinny masih membuka, se

