thirty four !

1324 Kata

Mata Ronald membuka dengan cepat. Dan apa yang ia lihat adalah : Angel yang terduduk mundur sambil memegangi pipinya. Ia mengaduh seraya meringis. Sepertinya ia secara tidak sengaja mengibaskan tangannya tadi pada Angel –atau lebih tepatnya menampar pipi adiknya itu dengan tangannya sendiri. Seketika mata Ronald membelalak. Dalam sepersekian detik ia segera turun dari tempat tidur dan mendekati adiknya. “Ngel! Ngel, lo nggak papa?” Angel tidak menjawab, namun masih meringis kesakitan. “Coba gue lihat pipi lo,” kata Ronald sambil menyingkirkan tangan Angel yang masih menutupi pipinya. Ronald terkesiap. Pipi Angel agak memerah, namun terlihat mulai sedikit kebiruan. Angel yang sedari tadi mengaduh menahan sakit, perlahan mulai meneteskan air mata. “Angel sayang, maaf Abang nggak sen

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN