bc

His Secret Surrogate Wife

book_age18+
70
IKUTI
1.1K
BACA
dark
contract marriage
HE
arranged marriage
badboy
heir/heiress
drama
bxg
brilliant
city
like
intro-logo
Uraian

[Buku Ke-2 dari Seri Kronik Asmara Zodiak]

.

Leo Issander, si bungsu dari delapan bersaudara, mengumumkan pembukaan kompetisi surogasi Keluarga Issander, melawan izin seluruh keluarga besarnya.

Virgo Thanaya—sang Dewi Entertainment—terpaksa menerima tawaran Leo Issander untuk menjadi kekasih bayaran sekaligus ibu pengganti milik Leo untuk membereskan skandal gosip kehamilannya. Meski tahu bahwa rahimnya rusak dan tidak akan bisa hamil, pria gila itu tidak menerima penolakan.

“Tuan Presdir, aku bukan seorang perawan. Aku tahu harga dirimu yang tinggi tidak akan mengizinkannya. Lagi pula, tubuhku tidak memenuhi syarat. Aku tidak akan mengikuti kompetisi ini.”

Sang singa dengan kehormatan setinggi langit itu tidak akan memaafkan penghinaannya. Ia mengira Virgo hanyalah gadis pembangkang sekeras batu yang tidak punya hati, tanpa tahu bahwa tidak ada yang tersisa dari Virgo selain kepahitan.

Virgo jatuh cinta, tapi ia seharusnya tahu bahwa Leo hanyalah seorang b******n.

“Aku tidak akan memberikan anakku ataupun hatiku. Dosamu padaku, akan kau bawa sampai mati, Leo.”

Perangkap yang Leo buat untuk Virgo berakhir menenggelamkan dirinya sendiri saat wanita itu pergi bersama putranya sambil mengutuknya sampai mati.

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1 Benih Issander yang Berharga (18+)
[Peringatan! Protagonis dalam cerita ini adalah gadis influencer dan selebriti besar, serta model ternama. Semua tempat, tokoh, adegan, dan organisasi dalam buku ini hanyalah fiktif belaka dan bukan representatif dari pihak mana pun di dunia nyata. Dibutuhkan kebijaksanaan pembaca. Sebelum memulai, penulis ingin meminta maaf kepada seluruh Leo di dunia, karena akan menggambarkannya sebagai seorang b******n. Meski begitu, semua akan setuju bahwa pesona Sang Singa memang tidak terkalahkan.] [Perhatian! Mengandung konten agak eksplisit. Dibutuhkan kebijaksanaan pembaca.] “Habiskan.” Dalam suite room Alpha Tier miliknya di Club Ariston House, seorang pria duduk di ranjang king size. Menempelkan gelas martini-nya dengan lembut ke bibir wanita di pangkuannya. Sementara wanita itu menghabiskan sisa isinya seperti yang diperintahkan. Leo meletakkan gelasnya ke nakas, memegangi b****g wanita di pangkuannya. Ia bahkan tidak ingat sejak kapan wanita itu hanya mengenakan pakaian dalam. Wajah wanita itu bergerak mendekat, berniat meraup bibirnya, tapi Leo membuang muka. Menarik rambutnya ke belakang dalam gerakan menggoda yang kasar. “Hei. Bukan di sana yang harus kau cium.” Suara berat dan aura dominansi memenuhi ruangan. Mata polos itu menatapnya waswas dan terintimidasi. Wanita itu beringsut menjauh, kemudian turun hingga bersimpuh di lantai dalam tindakan penyerahan diri maksimal. Berakhir di antara kaki Leo dengan wajah yang berada di depan pinggangnya. Leo menunduk tanpa ekspresi, memiringkan kepalanya, menanti dengan sorot tenang. Rambut depannya menutupi sebagian mata. Tatapan tajamnya santai, namun nakal dan penuh otoritas. Menantikan apa yang akan wanita itu lakukan. Leo sudah berniat menyuruhnya pergi, namun tangan lentik itu bergerak melepaskan gesper dan mengeluarkan miliknya. Memanjakannya seperti seorang terlatih. Suasana semakin panas dan tergesa. Leo memandangi wanita di bawahnya lagi, dia bilang siapa namanya tadi? Crystal? Caroline? Ia tidak ingat. Wanita itu membersit bibirnya yang berlumuran saliva. Leo menariknya bangkit dan mendudukkannya di atas tubuhnya. Ia bersandar ke kepala ranjang. Napas keduanya bersahutan. Wanita itu memegangi miliknya yang sudah siap dengan tidak sabar dan gairah yang menggunung. Namun, tepat begitu ia akan bergerak, Leo menangkap tangannya dan mencengkeramnya kuat. “Sedang apa kau?” Suasana penuh gairah seketika membeku. Clara mengerjap bingung dan agak takut. “Y-ya?” “Kau pikir apa yang kau lakukan? Haruskah kuajari dulu? Safety s*x is a must!” Wajah Clara seketika pucat pasi. “Ah, maaf …. A-aku lupa.” Leo mendengkus sarkas. Apakah wanita itu kira ia tidak pernah menghadapi tipuan serupa? Ia meraih laci dan mengambil satu bungkus benda kecil dari sana. Memasangkannya pada miliknya kemudian mendorong wanita itu hingga terbaring. “Kau pikir apa yang akan kau lakukan dengan benih keluarga Issander?” Tangan Leo menangkap kaki jenjang itu, membuat kulit indahnya meremang dan mendesah lembut. Dengan sekali gerakan, ia membalik tubuhnya agar menelungkup. Lalu menarik bokongnya mendekat. Wanita itu berjengit merasakan ketegangannya. Bisikan rendah Leo menjalar di telinganya dengan nada dingin namun membakar. “Jangan bermimpi.” Leo menekan punggung wanita itu ke bawah dan mulai melesak masuk. “Kau tidak akan mengandung anakku. Jadi, sekarang, gerakkan pinggulmu dengan benar.” Gelombang kenikmatan itu membanjir dalam sergapan penuh. Menciptakan erangan dan geraman tertahan, bersama dengan deru napas yang berkejaran. Dalam gerakannya yang teratur, Leo masih sempat melirik ponselnya yang berkedip menyala di atas kasur. 219 Panggilan tidak terjawab. 57 Pesan belum terbaca. Pop-up pesan salah satu sekretarisnya muncul di baris paling atas. [Jeremy: Saya akan menunggu Anda di lobi Ariston House. Tuan Anthony marah besar, jadi saya akan mengantar Anda ke kediamannya malam ini. Pilihannya adalah saya, atau pasukan pengawalnya.] Bibir Leo menyeringai puas. Tak hanya oleh kesenangan dari kegiatannya, tapi juga pemberitahuan itu. Ah, ayah tersayangnya itu. Ia tidak sabar ingin melihat seperti apa wajahnya nanti. *** “Di mana bocah itu?!” Pintu ruangan presdir menjeblak terbuka. Seorang pria paruh baya masuk dengan bantuan walking cane di tangan kanan. Wajahnya yang gagah dan bijaksanaa kini tampak berang. Pandangannya menyisir tajam ruangan itu. Pria bersetelan kerja khas seorang sekretaris berdiri di ruangan, mengetatkan rahang sambil menunduk. “Tuan Muda sudah meninggalkan kantor satu jam yang lalu, Tuan.” Lelaki tua itu mendesah gusar. Menatap sekretaris putranya. “Jangan melindungi majikanmu, Jeremy. Kau pikir aku akan melepaskannya setelah semua kekacauan ini?!” Jeremy diam sejenak. Namun, kemudian membalas tatapan pria tua itu dengan tenang sebelum menunduk lagi. “Tuan Leo Issander telah memikirkan dengan matang sebelum membuat keputusan ini—” “Aku tidak peduli apa yang b******n kecil itu pikirkan. Cari dia dan bawa dia kembali sekarang! Kalau perlu, seret dia ke sini! Ini bahkan masih jam kantor. Atasan macam apa yang berkeliaran saat jam kerja seperti ini?!” “Seluruh jadwal Tuan Presdir sudah selesai. Tiga tawaran kerja sama dan dua proyek film dan serial juga telah disepakati—” “Kubilang berhenti membelanya.” Anthony menatapnya tajam dengan suara dingin yang memaksanya menutup mulut. “Aku tahu putraku itu kompeten, cerdas, dan bisa diandalkan. Tapi aku juga tahu kalau sewaktu-waktu dia tidak ada bedanya dengan berandalan yang bersikap sesuka hati dan pantas dihukum. Sekarang, bawa atasanmu itu ke mari. Atau para pengawalku yang akan menangkapnya dan menyeretnya pulang.” Ultimatum terakhir. Meskipun pribadinya keras dan teguh, Anthony Issander bukanlah orang yang gemar marah. Sehingga Jeremy tahu bahwa kini ia benar-benar murka. Jeremy mendesah samar. Menyeret atasannya pulang tidak semudah itu. Jeremy sudah curiga sejak pria itu dengan santai bergegas melenggang meninggalkan ruangannya pada jam tiga sore tadi. “Leo Issander, bocah bebal itu! Kabur ke mana lagi dia setelah mengumumkan kompetisi gila seperti itu?! Apakah dia pikir memilih istri dan memiliki anak itu seperti berbelanja di pasar? Cukup lihat spesifikasinya lalu bayar dan membawanya pulang? Jika kakeknya tahu soal kabar ini, dia benar-benar tidak akan selamat.” Anthony mengusap dahinya. Asisten pribadi yang datang bersamanya mendekat dan menawarkannya duduk. “Saya akan mencari Tuan Leo dan mengantarnya untuk menemui Anda di rumah. Mohon untuk jangan memaksakan diri dan menunggu kepulangan Tuan Muda di kediaman Anda, Tuan.” Anthony mendelik ke arah Jeremy lagi, tapi kali ini tatapannya melembut. “Jika sampai malam ini dia tidak datang, kau tahu apa yang akan terjadi.” Jeremy diam, mengangguk. “Ya, Tuan.” Setelahnya, pria itu keluar diiringi asisten dan juga pengawalnya. Meninggalkan Jeremy yang segera memeriksa ponsel dan bersiap pergi. Dan seperti yang ditunggu, Leo memang datang. Namun, kejutan besar sudah menunggunya di rumah begitu berhadapaan dengan kakeknya. Membuat seluruh rencananya berantakan!

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.7K
bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.2K
bc

Desahan Sang Biduan

read
54.0K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook