1
Bab 1: Mimpi yang Sama
Aria memandang keluar jendela kamarnya yang kecil, menatap hamparan sawah yang tenang diterangi sinar bulan. Meski hidupnya sederhana dan tanpa banyak warna, ada satu hal yang selalu membuatnya menunggu malam datang: mimpi tentang seorang gadis yang tak pernah ia temui. Setiap malam, gadis itu hadir, berdiri di tengah taman penuh bunga sakura, dengan wajah yang samar namun terasa akrab. Taman itu terasa hidup, namun begitu asing—Aria tahu bahwa di desanya tak ada taman yang seperti itu.
Ketika mimpi itu dimulai lagi malam ini, ia merasa dadanya berdebar lebih cepat. Ia berjalan perlahan melewati bunga-bunga sakura, menyaksikan kelopak-kelopak yang berjatuhan tertiup angin. Di ujung jalan setapak, ia melihat sosok gadis itu lagi, kali ini lebih jelas. Rambutnya tergerai, ditiup angin, dan ia tersenyum kepadanya seolah mereka sudah lama saling mengenal. Aria ingin memanggil namanya, tapi ia tak tahu siapa dia.
Sementara itu, di sebuah kota besar yang jauh dari desanya, seorang gadis bernama Keira menutup laptopnya setelah menyelesaikan pekerjaan yang melelahkan. Keira, yang ambisius dan penuh mimpi, tidak memiliki banyak waktu untuk merenung tentang hal-hal tak berarti. Namun, ada satu hal yang selalu membuatnya bertanya-tanya—mimpi yang terus datang padanya setiap malam.
Dalam mimpi itu, ia berjalan di taman yang tidak pernah ia lihat di dunia nyata. Pepohonan sakura berwarna merah muda menjulang tinggi, kelopaknya berjatuhan lembut di sekelilingnya. Di ujung jalan setapak, ada seorang pemuda yang tidak ia kenal, tapi wajahnya selalu membuatnya penasaran. Ia selalu tersenyum padanya, seolah mereka memiliki rahasia yang tidak dapat dijelaskan. Setiap kali Keira terbangun, hatinya dipenuhi rasa rindu yang tidak bisa ia jelaskan, padahal ia yakin ini hanyalah mimpi.
Keira menganggap mimpi itu hanyalah permainan pikirannya. Ia sibuk membangun kariernya, mengejar ambisi-ambisi yang sudah ia rencanakan sejak lama. Namun, ketika malam datang, ia selalu merasa ada sesuatu yang memanggilnya kembali ke taman itu, ke sosok pemuda yang hanya ada dalam mimpinya.
Di tempatnya masing-masing, Aria dan Keira menjalani hari-hari mereka tanpa mengetahui bahwa takdir tengah mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih besar dari yang dapat mereka bayangkan. Mereka adalah dua jiwa yang terpisah jarak, namun selalu terhubung melalui mimpi yang sama—mimpi yang akan mengubah hidup mereka selamanya.