Aduh...Erina tega banget sih.Aira kesal.kenapa Erina harus menyampaikan sesuatu yang Aira anggap rahasia kepada Fatih.
"Maaf Ra.Bukanya bagus ya kalau Fatih tau perasaan kamu.Biar kalian lekas jadian."
"jadi Aira naksir Fatih juga?"seru Echa sambil duduk di samping Erina.
"Apaan sih..ngga lah Cha.Fatih Cuma enak di pandang aja.Tapi kalau naksir kayanya engga deh."Kilah Aira untuk menutupi rasa malunya.
Aira bukan orang yang mudah menceritakan perasaannya.Aira merasa tidak percaya diri untuk sefrontal itu menunjukkan ketertarikannya.Bagaimanapun Aira sadar.Dia adalah wanita.Dia merasa malu ketahuan naksir duluan.
"Aira, aira..tengok sebelah kiri arah jendela.kak Fatih mau lewat depan kelas."Bisik Sintia,teman sebangku Aira.
Reflek, Aira langsung menoleh ke arah yang di tunjukan Sintia.Aira tidak sadar kalau dia sampai berdiri.matanya terus mengikuti arah Langkah Fatih sampai hilang dibalik tembok.
"Cie ..cie..Ra duduk Ra.Fatihnya udah ilang."riuh suara teman-temanya menyoraki Aira.
Muka Aira langsung Memerah.ia merasa malu.Dia langsung duduk sambil pura-pura tidak mendengar ledekan teman temannya.
"Parah!!..berat oy.saingannya Fatih lho ini.bukan kaleng-kaleng."Celetuk Dova kearah bangku para cowok.Aira tidak begitu memperhatikan reaksi temen temanya.suara sahut sahutan dari meraka sudah bukan fokusnya lagi.
"Sin,..tadi keliatan banget ya?"
"apanya Ra?"
"elah..jangan ikut ngeledek napa."sungut Aira pada Sintia.
Ra,..kamu belum pernah pacaran ya?
belum pernah naksir cowok?
tanya Sintia
Aira hanya nyengir ala ala kuda.dia tidak menjawab setelahnya.
udah..jadian aja napa Ra.Lagian Fatih udah tau ini.Ga usah malu gitu.
Rasa tertarik seusia kita itu wajar.
Tapi...sepertinya Fatih udah punya Livia deh.lanjut Erina melanjutkan ceritanya.
Tet..tet..teettt...
Bel kepulangan sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu.Bangku bangku di kelas Aira sudah kosong.Tapi Aira tidak lekas beranjak dari duduknya.Masih banyak yang di pikirkannya.
Hari ini,dia dikejutkan dengan banyak hal.Merasa sekolah sudah agak sepi.karna anak anak sudah bubaran sekolah,Aira berjalan gontai melewati lorong antara parkiran dan bangunan kelas.Dia merasa malu,dan sedikit kehilangan asa.Livia,..nama itu tiba tiba terbesit di pikirannya.
Aira merasa grogi tapi kepalang basah untuk berbalik arah.Dia berpapasan dengan Fatih di lorong.
sambil berdebar dan menimbang,akhirnya Aira memutuskan untuk menegur Fatih lebih dulu.
"Kak Fatih,.."
Aira berhenti sambil menundukkan wajahnya.
"Eh,..apa dek?
Ini Aira ya?"
Fatih berhenti dan berhadapan dengan Aira.jarak mereka sekitar 30 cm.cukup dekat dan membuat Aira gugup.
gue harus ngomong.jangan sampai gue tambah malu dan bikin dia ke gr an.nanti malah jadi ledekan.kan parah.Batin Aira makin ga karuan.
"Kak,..Emang Erina pernah ngomong apa soal saya ke kak Fatih?"tanya Aira yang tidak berani menatap ke arah wajah Fatih.dia lebih fokus menatap dinding di belakang Fatih
"Emang Erina ngomong apa ke saya soal kamu?"
"coba kamu bilang yang jelas.Erina ngomong apa ke saya"lanjut fatih sambil memperhatikan hidung mungil di depannya.Hidung Aira memang bangir.seperti di kartun kartun jepang.
Aira jadi grogi.Demi mendengar jawaban Fatih,ia terpaksa menatap sorot mata Fatih yang cemerlang.Jantungnya makin keras berdebar.darahnya memompa dengan deras