"Abang" panggil Lala saat masuk ke dalam kamar Milan, terlihat abangnya itu mengerjakan tugas dimeja belajar langsung menoleh kebelakang menatap heran adiknya.
"kenapa la?" tanya Milan menghampiri adiknya yang menunduk takut.
"Abang masih marah?" tanya Lala menatap takut abangnya.
Milan menghela napas pelan mengajak adiknya duduk di tepi kasur.
"Abang gak marah sama Lala kok Abang marahnya sama Aaron" ujar Milan dengan kesal.
"Lala janji selalu sama Abang nanti disekolah" ujar gadis kecil itu dengan wajah serius.
Milan hanya tersenyum lalu mengelus lembut rambut adiknya.
"bang Lala tidur sama Abang ya nanti" ujar gadis itu dengan wajah memelas.
tentu saja Milan dengan senang hati menerimanya.
sehabis magrib mereka makan malam terlebih dahulu sebelum mengerjakan tugas sekolah.
"lan jangan cari masalah disekolah" peringatan tegas itu datang dari sang kakak.
"iya kak" jawab patuh Milan sambil menulis pr nya.
"bang Milan enggak buat masalah kok kak" ujar Lala dengan polos.
"iya la Kakak cuman ngingatin" ujar Maryam tersenyum tipis kearah Lala.
tentu saja gadis 16 tahun itu mengetahui pembicaraan Antara Hary dan Milan tadi.
mereka mengerjakan tugas masing-masing seperti biasa mereka akan saling membantu.
"hoam, bang tidur yuk" ajak gadis kecil itu dengan menguap pertanda mengantuk pada Milan.
"hm ayo" ujar Milan sambil membereskan buku-buku nya begitu juga dengan Lala.
"bang Hary, kak Maryam Lala tidur Luan ya" ucap gadis itu menatap ngantuk kearah Abang dan kakaknya.
Maryam dan Hary hanya mengangguk karena tugas mereka sedikit lagi baru siap.
Milan dan Lala sudah sampai dikamar laki-laki itu bahkan sudah mengambil posisi ditempat tidur Milan.
karena ada dua kasur Milan menyuruh gadis kecil itu tidur di kasur Maryam.
"la, tidur di kasur kak Maryam aja" ujar Milan sambil menaruh buku di tas nya.
"Lala takut tidur sendirian loh bang, Lala mau tidur sama Abang aja" ujar gadis itu dengan mata setengah terpejam.
Milan hanya menghela napas pasrah dan naik ke tempat tidurnya langsung merebahkan diri disebelah adiknya.
"la, misalnya Aaron jahat Samamu bilang sama Abang ya" peringatan Milan hanya diangguki patuh oleh Lala yang memeluk abangnya seperti guling.
"la, misalnya ada yang jahat sama Lala siapapun itu juga bilang sama Abang" ujar Milan lagi, ia sangat mengkhawatirkan kejadian disekolah tadi terulang kembali.
"iyaaaa abaaang" jawab gadis itu dengan gemas mencium pipi abangnya dan sedikit menggigit karena sangat geram dengan kebawelan Abang satunya ini.
"aduh sakit loh la" ucap Hary sambil menjauhkan wajah sang adik.
"hehe, makanya Abang diam dong kan Lala mau tidur" ujar gadis itu dengan cengiran polosnya.
akhirnya Milan tersenyum ia membalas pelukan sang adik tak butuh waktu lama mereka berdua menuju alam mimpi.
Maryam yang telah menyelesaikan tugasnya langsung ke kamar sang bunda untuk tidur.
sedangkan Hary ikut tidur disebelah Lala yang kosong karena sudah setengah jam
mencoba tidur sendiri tapi tak bisa, makanya Hary masuk ke dalam kamar Milan lalu ikut tidur dengan kedua adiknya itu.
subuh telah tiba, Lala terbangun karena merasa tubuhnya berat, saat membuka mata ia melihat Milan disebelah kirinya wajah abangnya itu tepat dileher dan tangannya memeluk perut rata gadis itu.
melihat kesebelah kanan ada Hary membuat gadis itu sedikit terkejut kenapa abangnya yang satu lagi bisa disini.
Hary memeluk pundak gadis yang sedang terlentang itu, dagu Hary mengenai puncak kepala Lala.
kaki Lala dijadikan guling oleh Milan membuat gadis itu tak bisa bergerak sekarang.
"Abang" panggil Lala dengan suara serak khas bangun tidur tapi Milan tak bergeming begitu juga dengan Hary.
setelah mengumpulkan kesadaran dan tenaganya gadis itu mulai mengambil ancang-ancang untuk berteriak.
"abaaaang!" teriak gadis itu melengking membuat Hary dan Milan terkejut.
"ada apa?" tanya mereka serempak langsung terduduk.
"gak ada, Lala gak bisa gerak jadi Lala bangunin deh kalian" ujar gadis itu dengan polos.
"Oalah la Abang terkejut kali tauu!" ujar kesal Milan mencubit pipi adiknya.
"yaudah kalian bersiap ya" ujar Hary sambil merentangkan tubuhnya yang baru bangun lalu melangkah pergi.
"loh bang Hary kok disini?" tanya Milan baru sadar.
"gatau" jawab gadis kecil itu jujur.
"yaudah ayo biar Abang mandiin, biar ga telat" ujar Milan sambil mengambil handuk yang tergantung.
mereka sekeluarga pun bersiap-siap pergi ke sekolah, di dalam mobil.....
"la, jangan terluka lagi, bang Milan jaga Lala ya" ujar sang ibu perhatian.
"iya Bun" jawab Milan antusias begitu juga dengan Lala.
"bang Hary juga jangan memaksakan diri untuk mengajari banyak orang dikelas, itu tugas seorang guru" ujar Mina dengan tegas mengetahui tentang itu dari Maryam tadi malam.
"iya Bun" jawab Hary dengan nada lembut.
"kakak juga jangan sampai capek karena ditunjuk jadi wakil ketua OSIS nanti ya" ucap Mina lagi dengan perhatian.
"hm" singkat namun terkesan lembut apalagi senyuman tipis yang ditampilkan di wajah cantik itu membuat hati siapapun akan meleleh.
setelah mengantar semua anaknya, Mina langsung ke restoran tempat ia bekerja, Adit langsung mengajak Yola bermain ditempat khusus anak-anak.
"Adit enak ya punya kakak sama Abang" ucapan gadis 3 tahun itu sangat mengagetkan Adit yang menurut nya terlalu dewasa bahasanya.
"Yola tidak punya saudara sama sekali" ujar gadis itu dengan nada lirih menunjukkan betapa kesepiannya ia dirumah.
Adit kecil hanya terdiam mendengarkan keluh kesah Yola yang tiba-tiba