Mendung menggulung di angkasa dan suara guntur menggelegar tidak terkira—membuat beberapa orang di emperan toko berkesiap menepi lebih dalam. Untunglah toko sedang tutup, sehingga rasa tak enak hati karena numpang berteduh pun tidak ada. Viola memegang tasnya erat-erat, tidak membiarkan tas kumalnya basah terkena cipratan air hujan. Matanya masih fokus ke depan, menatap Tristan yang berada di dalam mobil bersama dengan sang bidadari cantiknya, Natalia. Sepagi ini Viola sudah makan hati, tetapi sudah dimantapkan hatinya bahwa cinta tidak harus memiliki. Yang paling penting sekarang untuk dirinya hanyalah harga diri. Sebagai perempuan, Viola harus bisa memilih mana yang terbaik untuknya. Jangan mentang-mentang karena cinta, dia bertindak bodoh. Viola tidak ingin lagi terjebak dengan perasa

