“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sarah kepada Asia. “Dapat undangan dari Pak Farez, ya?” Asia menggelengkan kepala. “Tidak, Bu,” katanya cepat-cepat. “Papa saya yang dapat undangan. Kebetulan Papa saya dan Papanya Pak Farez itu berteman.” “Oh begitu, saya kira Pak Farez memang khusus mengundang kamu,” ucap Sarah lagi seraya tersenyum kecil. Lalu, tatapannya beralih ke arah Lavanya yang masih menggandeng tangan Asia. “Lavanya, mau makan apa? Biar Tante ambilin,” katanya dengan lembut. Bukannya menjawab, Lavanya malah mendongak untuk menatap ke arah Asia. Asia yang kebingungan hanya bisa balas menatap Lavanya sambil memberinya kode dengan gerakan mata untuk menjawab pertanyaan Sarah. Namun, Lavanya tampaknya tidak mengerti kode dari Asia karena gadis kecil itu tetap saja diam, tidak

