Chapter 5

2655 Kata
Semua orang di rumah itu terlihat kaget saat mendengar kenyataan bahwa Sakura adalah seorang indigo. "Hey Ino kau jangan becanda seperti itu, tidak lucu tahu." ucap Naruto ketakutan. "Aku serius Naruto." ucap Ino. "Lalu kenapa kau baru memberitahu kami sekarang." ucap Temari. "Sebenarnya... aku takut." ucap Ino. "Kau takut kenapa Ino?" tanya Hinata. "Aku takut jika kalian tidak bisa menerima keadaan Sakura yang sebenarnya, apalagi Naruto." ucap Ino. "Hey kenapa aku?" ucap Naruto agak kesal. "Karena kau yang paling penakut disini." ucap Sasuke. "Hey teme apa maksudmu berkata seperti itu?'' ucap Naruto kesal. "Kenapa? Memang benarkan?"ucap Sasuke lagi. "Kau menyebalkan teme!" ucap Naruto marah. "Jadi kenapa kau tidak mau memberitahu kami tentang Sakura?" tanya Shikamaru. "Aku takut jika kalian akan kecewa nantinya, aku takut jika kalian tiba-tiba saja menjauhi Sakura karena kelebihannya itu." ucap Ino sedih. "Kau tidak perlu khawatir Ino kami tidak akan meninggalkan Sakura hanya karena kelebihannya." ucap Hinata. "Iya Hinata benar, menurutku mempunyai kelebihan seperti itu keren, karena bisa melihat apa yang kebanyakan orang tidak bisa lihat." ujar Temari. "Iya, bahkan aku ingin seperti Sakura dia bisa melihat hantu...? Wow pasti menyenangkan." ujar Tenten. "Hey apanya yang menyenangkan, setiap hari kau melihat hantu-hantu yang menyeramkan bahkan saat kau tidur dia (hantu) mungkin ada di sampingmu hiiiiiiii aku tidak mau." ucap Naruto ngeri. "Kau benar juga, aku heran bagaimana bisa Sakura menjalani hari-harinya dengan arwah yang selalu bergentayangan di sekitarnya, pasti dia sangat tersiksa." ucap Tenten. "Jadi Ino kenapa kau berpikir bahwa kami akan meninggalkan Sakura?" ucap Neji. "Dulu saat Sakura masih sekolah di Suna dia mempunyai banyak teman bahkan dia juga mempunyai kekasih, tapi setelah Sakura mengalami kecelakaan dan koma selama beberapa bulan Sakura mulai bisa melihat mahluk-mahluk seperti itu, karena kemampuannya itulah ia di cap aneh oleh teman-temannya sendiri, bahkan mereka menjauhi Sakura, dan kekasihnya malah mencampakannya begitu saja karena tidak mau mempunyai kekasih aneh seperti Sakura." ujar Ino menjelaskan. "Sakura mempunyai kekasih?" Tanya Sasuke. "Iya tapi itu dulu, sejak saat itu kehidupan Sakura mulai berubah ia tidak lagi mempunyai teman, selain itu kekasihnya juga sempat melecehkan Sakura, karena itulah ia pindah sekolah dan karena itu juga aku tidak mau menceritakan tentang ini kepada kalian karena aku takut jika kalian akan memperlakukan Sakura dengan buruk, selain itu Sakura juga yang memintaku untuk diam." ucap Ino. "Kau tenang saja Ino kami tidak akan meninggalkan Sakura kau sahabatnya jadi dia juga sahabat kami." ujar Sai. "Itu benar." ucap Naruto. "Aku pasti akan melindungimu Sakura" ucap Sasuke dalam hati. "Kau juga tidak akan meninggalkannya kan Sasuke?" tanya Neji. "Tidak." ucap Sasuke. "Tentu saja tidak, Sakura itu  calon Clan Uchiha bukan begitu teme?" ucap Naruto sambil memainkan kedua alisnya naik turun. "Diam dobe!" ucap Sasuke dengan semburat tipis di kedua pipinya, dan itu membuat tawa Naruto pecah. Saat semuanya sedang tertawa tiba-tiba saja dari arah kamar Sakura terdengar suara teriakan. "Inooooooooo..." teriak Sakura dari kamarnya. "Sakura?" ucap Ino dan langsung berlari ke arah kamar Sakura yang di susul teman-temannya. "Sakura hei ada apa? Buka pintunya." ucap Ino panik sambil menggedor-gedor pintu kamar Sakura. "Ino buka pintunya dan tolong nyalakan lampunya ini tidak lucu Ino." ucap Sakura dari dalam kamar sambil terus mencoba membuka knop pintu kamarnya. "Aku tidak mematikan lampunya Sakura, cepat buka." ucap Ino panik. "Ini tidak bisa dibuka tolong Ino aku takut." ucap Sakura yang mulai terdengar seperti orang yang mau menangis. "Sebaiknya kau minggir Ino biar aku dobrak saja." ucap Sasuke. "Sakura sebaiknya kau menjauh dari pintu aku akan mendobraknya." ujar Sasuke memperingatkan. Sasuke mulai menendang pintu kamar Sakura beberapa kali namun hasilnya nihil pintu tidak terbuka sama sekali. "Bagaimana?" ucap Ino. "Entahlah seperti ada yang menahannya dari dalam." ucap Sasuke. "Sakura apa kau baik-baik saja?" ucap Ino khawatir. "Ino... aku takut..." ucap Sakura mulai terisak. Sementara itu Sakura mulai menangis, keadaan kamarnya gelap hanya diterangi oleh cahaya bulan yang masuk melalui celah-celah tirai jendela kamarnya, ditambah keadaan diluar mulai mendung dan haripun sebentar lagi akan berganti menjadi malam, selain itu kilatan petir mulai terdengar saling bersautan menambah kesan menyeramkan, Sakura benar-benar ketakutan saat ini. "Ino...buka... aku takut..." ucap Sakura. Tiba-tiba saja Sakura merasakan ada sebuah tangan dingin yang memegang bahunya, dengan gemetar dan rasa takut yang luar biasa ia menoleh dan betapa terkejutnya ia saat melihat ada seorang wanita yang tengah tersenyum lebar dengan wajah pucat dan mata merah menyala melotot tengah berhadapan dengannya saat ini. "Aaaaaaaaaaaa." jerit Sakura. Jeritan ketakutan Sakura membuat teman-temannya semakin panik saja bahkan Sasuke dibantu oleh Shikamaru dan Neji terus mencoba membuka pintu kamar Sakura namun usaha mereka sia-sia saja seperti ada sebuah besi yang sangat besar sedang menahan pintu itu, Ino tidak henti-hentinya menangis ia terus memanggil nama Sakura namun tidak ada jawaban dari dalam melainkan hanya teriakan-teriakan ketakutan dan juga suara barang-barang yang sedang dibanting dengan keras. "Hahaaha...." tawa wanita itu menggema di seluruh ruangan kamar Sakura, dengan memberanikan diri Sakura berkata sambil menundukan kepalanya karena takut. "A...a...apa...ma...maumu?ke...ke...kenapa kau....menggangguku..." ucap Sakura gemetar sambil meneteskan air matanya. "Kau sudah mengetahui yang sebenarnya jadi aku memintamu untuk membunuh mereka semua!" ucap arwah wanita itu dengan suara keras. "A...aku...aku...tidak ingin...membunuh siapapun." ucap Sakura pelan yang membuat arwah perempuan itu menjerit keras, kemudian tiba-tiba saja barang-barang yang ada di kamar Sakura terlempar kesana kemari dan mengenai tubuh Sakura. "Kau! Kau sama saja dengan mereka! Kau harus mati!" ucap arwah itu, tiba-tiba saja tubuh Sakura terangkat ke atas dan hampir menyentuh atap, Sakura terlihat kesakitan dia seperti orang yang sedang dicekik ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, air matanya mengalir deras berharap ada orang yang menolongnya, saat keaadarannya sudah di ujung tanduk tiba-tiba saja Sakura dilempar ke sisi tembok dan terjatuh ke lantai. "Jika kau tidak mau melakukannya aku akan mengambil jiwamu." ucap arwah itu sambil melayang mendekati Sakura, Sakura yang melihat hal itu dengan sisa tenanganya ia menyeret tubuhnya ke pojok ruangan kamar. "Jangan...kau seharusnya bukan di sini, tempatmu bukan disini." ucap Sakura, sambil terus menyeret tubuhnya. "Kau...." ucap arwah itu geram, saat arwah itu sudah dekat dengan Sakura dan hanya menyisakan jarak satu meter tiba-tiba pintu kamar Sakura terbuka dan tanpa aba-aba lagi Sasuke langsung masuk untuk menolong Sakura, entah kenapa tiba-tiba saja arwah itu langsung menghilang saat Sasuke masuk dan lampu kamar Sakura kembali hidup. Sasuke langsung menghampiri Sakura yang terduduk lemas di pojok kamar sambil terisak. "Sakura..." ucap Sasuke pelan. "Sasuke?" ucap Sakura dan langsung berhambur ke pelukan Sasuke. "Aku disini." ucap Sasuke seraya mengusap punggung Sakura. "Aku takut..." ucap Sakura sambil terus menangis didada bidang Sasuke. "Jangan tinggalkan aku...aku takut..." ucap Sakura lagi. "Aku tidak akan meninggalkanmu." ucap Sasuke mengeratkan pelukannya dan mencium pucuk kepala Sakura lama. Sementara itu Shikamaru dan yang lainnya mulai memasuki kamar menyusul Sasuke saat mereka sudah berada didalam kamar, alangkah terkejutnya saat melihat keadaan kamar Sakura yang berantakan, barang-barang berserakan dimana-mana sudah seperti diterpa angin p****g beliung. Shikamaru berjalan ke arah Sasuke dan Sakura kemudian iapun ikut berjongkok diikuti yang lainnya. "Sakura kau tidak apa-apa?" Tanya Shikamaru, dan Sakura hanya menggeleng sebagai jawaban ia masih terisak didada Sasuke. "Sasuke ayo bawa Sakura, sebaiknya kita ke ruang tengah saja." ucap Shikamaru. "Hn." ucap Sasuke, kemudian menggendong Sakura. .... Saat ini mereka bersepuluh sedang berkumpul di ruang tengah, tidak ada yang mau memulai pembicaraan begitupun Naruto yang biasanya cerewet tiba-tiba diam tak bersuara, keadaan Sakurapun mulai bisa tenang ia sudah tidak lagi menangis walaupun masih ada sisa air mata di pipinya. "Kami sudah mengetahui semuanya Sakura." ucap Shikamaru sambil menatap ke arah Sakura, dan ucapan Shikamaru membuatnya langsung menatap Shikamaru kaget. "A...apa?" ucap Sakura tak percaya. "Kau tenang saja kami semua tidak akan meninggalkanmu." ucap Shikamaru. "Iya kau jangan takut lagi Sakura kami pasti akan membantumu." ucap Hinata menyemangati. "Itu benar." ucap Tenten. "Terimakasih teman-teman aku minta maaf karena aku meminta Ino untuk tidak menceritakannya pada kalian." ucap Sakura. "Tidak apa-apa kami mengerti " ucap Temari. "Jadi apa yang sebenarnya terjadi Sakura?" Tanya Neji mulai penasaran. Sakurapun mulai menceritakan tentang mimpinya yang bertemu dengan perempuan bernama Tayuya tak lupa ia juga memberitahu tentang arwah anak kecil yang ia temui sampai arwah Tayuya yang menyerangnya tadi. "Intinya dia meminta tolong padamu bukan begitu Sakura?" Tanya Shikamaru. "Sepertinya begitu." ucap Sakura. "Rasanya aku tidak asing dengan nama Tayuya." ucap Sai. "Aku pernah mendengar kisah seorang siswi yang meninggal di sekolah kita tapi bukan karena dibunuh melainkan dia bunuh diri." ucap Neji. "Apa mungkin si pelaku ingin mengubah fakta tentang kejadian yang sebenarnya?" Tanya Temari. "Itu bisa saja terjadi." ucap Shikamaru. "Jadi sekarang bagaimana?" Tanya Sai. "Kita akan bantu Sakura?" Tanya Tenten. "Hei hei apa hanya aku yang masih mempunyai otak normal disini?" ucap Naruto yang membuat semua orang meliriknya. "Dengar disini kita akan mencoba untuk membantu Sakura menghadapi masalahnya dan masalahnya itu dengan HANTU aku tegaskan sekali lagi kita akan berhadapan dengan HANTU H-A-N-T-U kalian paham betul bukan arti dari kata itu?" ucap Naruto. "Yah kami mengerti lalu kenapa?" Tanya Ino. "Aaaaaaaggggghhhh kenapa susah sekali berbicara dengan kalian ya ampun....." ucap Naruto frustasi. "Kau takut dobe?" Tanya Sasuke meremehkan. "Hei teme aku tidak takut, siapa yang bilang aku takut." ucap Naruto membela diri. "Lalu sekarang apa masalahnya?" Tanya Neji. "A...a..." "Naruto tenang saja kau tidak perlu takut." ucap Hinata sambil menenangkan. "Kau memang kekasihku yang terbaik Hinata aku mencintaimu." ucap Naruto seraya mencium pipi Hinata. "Cih menjijikan." ucap Sasuke. "Hei teme! Kau...." ucapan Naruto terpotong oleh Neji. "Sudah hentikan!" ucap Neji telak dan membuat keduanya diam. "Jadi sekarang bagaimana rencananya Shikamaru?" Tanya Sai. "Kita harus mencari tahu dulu tentang siapa itu Tayuya dan kita akan mencari tahu tentangnya besok." ucap Shikamaru. "Dimana kita akan mencari datanya?" Tanya Tenten. "Di perpustakaan, ada rak khusus yang menyimpan data-data siswa disana." ucap Shikamaru. "Baiklah kita akan mencarinya besok." ucap Neji. Saat semua orang tengah merencanakan untuk besok, Sakura yang dari tadi mendengarkan semua rencana Shikamaru ia tidak sengaja menengok ke arah pintu kamarnya dan betapa terkejutnya ia saat melihat arwah Tayuya sedang berdiri disana dan menatapnya dengan penuh kebencian, tanpa sadar Sakura yang duduk disamping Sasuke tangannya refleks menggenggam tangan Sasuke dengan erat, Sasuke terkejut akan tingkah Sakura yang tiba-tiba memegang tangannya dengan sangat erat langsung bertanya. "Ada apa?" tanya Sasuke, tapi seolah tuli Sakura tidak menghiraukan pertanyaan Sasuke dan terus saja melihat ke arah kamarnya seperti orang yang ketakutan. Sasuke yang tidak mendapatkan respon dari Sakura langsung mengikuti arah pandang Sakura namun ia tidak melihat apa-apa selain pintu kamar yang terbuka. "Sakura." ucap Sasuke lagi yang membuat perhatian teman-temannya teralihkan dan mentap mereka berdua. "Sasuke ada apa dengan Sakura?" ucap Ino. "Aku juga tidak tahu." ucap Sasuke yang mulai khawatir karena genggaman Sakura semakin erat saja. "Sakura kau kenapa? Spa yang kau lihat?" Tanya Ino. "Dia...dia...disana...dia..disana..." ucap Sakura dengan suara bergetar dan matanya mulai meneteskan air mata. "Siapa Sakura? Disana tidak ada siapa-siapa." ucap Tenten. "Dia disana." ucap Sakura lagi yang membuat teman-temannya semakin bingung. "Sai menurutmu siapa yang Sakura lihat?" Tanya Naruto berbisik. "Hantu mungkin." ucap Sai dengan santai. "A...aa...apa?" ucap Naruto ketakutan dan mulai merapatkan duduknya ke arah Hinata. "Naruto ada apa?" Tanya Hinata bingung akan kelakuan kekasihnya ini. "Ti...tidak." ucap Naruto dengan senyum yang dipaksakan. Sakura semakin mengeratkan pegangannya kepada Sasuke ia ingin pergi dari situ tapi entah kenapa tidak bisa, rasanya seperti ada yang menahan pergerakannya namun tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menutup kedua matanya dan menariknya kedalam sebuah pelukan. Pelukan ini begitu nyaman dan juga bisa membuatnya tenang, ia pernah merasakan pelukan ini sebelumnya ia juga hafal bau maskulin yang berasal dari tubuh pria yang tengah memeluknya saat ini ia adalah Uchiha Sasuke pria yang mengerti akan kondisi dirinya dan juga mampu membuatnya tenang namun tiba-tiba saja Sakura mendengar sebuah bisikan disampingnya lebih tepatnya adalah di telinganya dan hanya dia saja yang mendengarnya. "Jiwamu." bisik suara itu terus berulang-ulang dan semakin keras saja. Sakura sudah tidak kuat lagi ia menutup kedua telinganya dengan posisi masih memeluk Sasuke. "Pergi...pergi...aku mohon...pergi..." ucap Sakura pelan yang membuat Sasuke dan teman-temannya semakin khawatir. Sasuke semakin mengeratkan pelukannya pada Sakura berharap bisa sedikit menguatkan gadis yang berada di pelukannya saat ini. Tiba-tiba saja Sahikamaru berdiri dan berjalan menuju kamar Sakura. "Kau mau kemana?" Tanya Temari. "Memastikan sesuatu." ucap Shikamaru sambil terus berjalan ke arah kamar Sakura, saat Shikamaru memasuki kamar Sakura kedaannya gelap gulita ia berusaha mencari saklar lampu walaupun beberapa kali tersandung barang-barang Sakura yang berserakan di lantai,ia agak heran kenapa lampu kamar Sakura mati, karena seingatnya tadi lampu kamar ini masih menyala, dan betapa terkejutnya ia saat saklar lampu di nyalakan ia melihat ada tulisan berwarna merah darah yang bertuliskan kata "jiwa" dan tulisan itu tidak hanya berada di satu tempat saja melainkan di beberapa tempat di kamar Sakura, dengan cepat ia keluar dari kamar Sakura dan bergabung dengan yang lainnya. "Aku rasa malam ini kita harus menginap disini." ucap Shikamaru. "Memangnya ada apa? Apa yang kau temukan?" Tanya Neji penasaran. "Aku rasa saat ini ada yang sedang mengincar Sakura lebih tepatnya jiwanya." ucap Shikamaru. "He...he...hei apa maksudmu berkata seperti itu?" Tanya Naruto ketakutan. "Saat aku melihat keadaan kamar Sakura tadi, aku melihat ada tulisan berwarna seperti darah dan tulisan itu tidak hanya terdapat di satu tempat tapi berada dimana-mana." ucap Shikamaru. "Tulisan seperti apa?" Tanya Ino penasaran. "Jiwa." ucap Shikamaru. "Maksudnya?" Tanya Tenten tidak mengerti. "Menurutku arwah Tayuya ingin balas dendam pada orang-orang yang membunuhnya dengan cara mengambil jiwa Sakura agar lebih leluasa." ucap Shikamaru menjelaskan. "Jadi maksudmu dia ingin mengambil tubuh Sakura kemudian balas dendam pada orang-orang itu?" ujar Temari. "Ya kurang lebih seperti itu." ucap Shikamaru. "Baiklah malam ini kita akan menginap disini." ucap Neji. Sementara itu Sakura masih berada dipelukan Sasuke ia sudah tidak lagi mendengar suara-suara tadi namun tiba-tiba saja lampu rumah Ino mati seketika dan semua orang yang berada di ruangan itu mulai panik, anak perempuanpun dengan refleks langsung memeluk pasangannya masing-masing. Sementara itu Sakura yang notabenenya memang penakut ia mengeratkan pelukannya pada Sasuke. "Sasuke..." ujar Sakura ketakutan. "Aku disini jangan takut." ucap Sasuke pelan dan mengecup pucuk kepala Sakura. Tidak lama kemudian terdengar sebuah suara jeritan yang menggema ke seluruh ruangan, suara jeritan itu sungguh memilukan, nadanya dipenuhi dengan kesedihan juga penderitaan, semua orang di ruangan itu terdiam tidak ada yang bersuara sedikitpun tidak lama kemudian suara jeritan itu kini tidak terdengar lagi dan lampu rumah Inopun sudah kembali menyala. "Kita harus segera menyelesaikan kasus ini." ucap Shikamaru. "Kau benar." ujar Sasuke dengan keadaan masih memeluk Sakura. "Kita tidur disini saja." ujar Neji. "Baklah kalau begitu aku akan menyiapkan semuanya." ucap Ino. "Kami akan membantumu, Sasuke sebaiknya kau disini saja bersama Sakura." ucap Shikamaru. "Hn." ucap Sasuke. Mereka semuapun mulai meninggalkan ruangan itu dan beranjak ke kamar Sakura tujuan mereka adalah membereskan kekacauan yang baru saja terjadi, setelah itu baru mereka akan menyiapkan tempat untuk mereka tidur, dan kini hanya menyisakan Sasuke dan Sakura di ruang itu dengan keadaan Sasuke masih memeluk Sakura. "Sasuke..." ucap Sakura. "Hn?" ucap Sasuke sebagai respon. "Jangan pergi." ucap Sakura, dan sukses membuat Sasuke terkejut oleh perkataan Sakura barusan iapun melonggarkan pelukannya pada Sakura ia sedikit mendorong bahu Sakura pelan dan mentap lekat ke arah Sakura. "Aku tidak akan meninggalkanmu." ucap Sasuke. "Berjanjilah kau tidak akan meninggalkanku." ucap Sakura. "Aku tidak akan meninggalkanmu walaupun kau menyuruhku, dan aku sudah mengatakannya berulang kali bukan?" ucap Sasuke yang direspon oleh senyuman Sakura, kemudian Sasuke menarik kembali Sakura kedalam pelukannya. "Tidurlah dan jangan membantah." ucap Sasuke telak dan direspon dengan anggukan Sakura, tidak lama kemudian Sakurapun mulai kembali tidur, dengan gerakan pelan Sasuke mulai menidurkan Sakura di atas sofa, Sasuke terus menatap lekat wajah Sakura yang tengah tertidur. "Aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi aku janji." ucap Sasuke kemudian mengecup dahi Sakura. ... Saat ini semuanya sedang berkumpul di ruang tengah dengan Sakura yang tertidur di sofa, semuanya terdiam tidak ada yang berniat memulai pembicaraan, yang pada akhirnya sang ketuapun mulai membuka suara. "Besok kita akan memulai petualangan mistis kita aku harap kalian siap, ini demi menyelamatkan sahabat kita." ucap Shikamaru. "Kita akan memecahkan misteri di sekolah kita?" ucap Sai. "Ya itu benar." ucap Shikamaru. "Mistery of my school." ucap Tenten. "Bersiaplah, kalian siap?"ucap Shikamaru. "Siap." ucap semuanya. Dan petualangan misteripun di mulai.....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN