Tidak terasa jam pulang sekolah sudah tiba, Sakura yang sedari tadi ingin memberitahu Ino tentang surat yang pagi tadi ia temukan, lagi-lagi harus ia urungkan niatnya karena Ino terlalu sibuk kesana kemari entah apa yang sedang ia kerjakan, tapi Ino bilang ia sedang membereskan masalah yang terjadi pada organisasi yang ia ikuti, karena ia sebagai wakil ketua jadi ia juga harus ikut andil dalam hal ini.
"Sakura ayo pulang." ucap Ino sambil terlihat tergesa-gesa membereskan barang bawaanya.
"Kenapa kau tergesa-gesa sekali Ino? Tidak seperti biasanya ada apa?" tanya Sakura heran.
"Hehe...sebenarnya hari ini aku, Hinata, Tenten dan juga Temari akan pergi ke rumah Naruto." ucap Ino.
"Ke rumah Naruto? Lalu kenapa kau buru-buru sekali?" Tanya Sakura.
"Karena disana ada Sai juga, hehe....kau mengertikan apa yang aku maksud?" ucap Ino sambil memainkan kedua alisnya naik turun.
"Jadi kalian akan berkencan di rumah Naruto?" ucap Sakura melongo.
"Yap kau benar, maka dari itu kau harus ikut karena disana juga ada Sasuke jadi kalian bisa menghabiskan waktu bersama....hmm bagaimana? Kau setuju?" Tanya Ino.
"Tidak aku mau pulang saja." ucap Sakura.
"Kau ini...ayolah Sakura tidak seru jika kau tidak ikut ayolah...." ucap Ino sambil merayu Sakura dengan jurus andalannya.
"Menggelikan...baiklah-baiklah aku ikut." ucap Sakura pasrah.
"Baguslah kalau begitu ayo kita pergi." ucap Ino sambil menarik tangan Sakura.
"Iya...iya..." ucap Sakura.
Akhirnya kedua perempuan itu berjalan keluar kelas namun baru saja melangkah beberapa langkah tiba-tiba saja Sakura berhenti.
"Ada apa?" tanya Ino.
"Ya ampun Ino aku lupa, aku harus ke perpustakaan sebentar aku lupa meminjam buku untuk tugas besok, kau mau ikut?" Tanya Sakura.
"Dasar kau ini, kalau begitu aku duluan saja yaa... Sai sudah menungguku di luar." ucap Ino sedikit tidak enak.
"Baiklah kalau begitu aku nanti akan menyusul kalian." ucap Sakura.
"Kalau ada apa-apa cepat hubungi aku." ucap Ino, entah kenapa perasaannya menjadi gelisah.
"Iya-iya sudah sana pergi." ucap Sakura.
"Baiklah jaaaaaa." ucap Ino sambil berlari meninggalkan Sakura.
Disinilah Sakura sekarang berjalan sendirian ke arah perpustakaan, saat ia berjalan melewati koridor ia melihat seorang anak kecil laki-laki sedang bermain disana, kepalanya dipenuhi oleh darah bajunyapun sobek-sobek dan terdapat banyak luka di bagian tangan serta kaki, sepertinya ia korban kecelakaan karena dulu Ino pernah memberitahunya bahwa ada kecelakaan lalu lintas menimpa sebuah keluarga yang terjadi tepat di depan sekolah ini dan mereka meninggal di tempat.
Tanpa sakura sadari tiba-tiba saja anak kecil itu sudah berada tepat di hadapannya dan bertingkah seperti ingin mengajak bermain, pada awalnya ia merasa ketakutan tapi Sakura memberanikan dirinya untuk tersenyum pada anak itu, dan betapa terkejutnya ia saat anak itu juga tersenyum manis padanya tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut anak itu, kemudian anak itu pergi meninggalkan Sakura sambil sesekali menengok ke arah Sakura dan tersenyum.
Sakura masih agak bingung dengan anak kecil tadi, kenapa arwah anak itu masih berkeliaran disini apa dia belum bisa tenang? Saat Sakura masih sibuk memikirkan perihal anak tadi, tiba-tiba saja dari belakang ada sebuah tangan yang membekap mulutnya dan menyeretnya ke arah gudang.
"Mmmmppp." teriak Sakura tertahan.
Sakura terus di seret kebelakang, dia tidak tahu siapa yang menyeretnya, saat ia sampai di gudang tiba-tiba saja Sakura didorong hingga terjatuh.
"Akhhhh....." lenguh sakura.
"Hahahaha....." sebuah tawa menggema di seluruh ruangan, tawa itu tidak berasal dari satu orang melainkan dari beberapa orang.
Keadaan gudang begitu gelap gulita dikarenakan lampu di ruangan itu mati dan pintupun sudah tertutup rapat, hanya ada pencahayaan minim yang berasal dari celah-celah ruangan itu, terdengar suara langkah kaki yang mendekati Sakura, sedangkan Sakura ingin sekali lari dari tempat ini namun apa daya kakinya terkilir jangankan lari untuk berdiri saja ia tidak mampu. Langkah kaki tadi berhenti tepat di depan Sakura, Sakura bisa melihat siluet seorang perempuan berambut merah jongkok tepat didepan Sakura.
"Aku sudah memperingatkanmu untuk menjauhi Sasuke tapi kenapa kau tidak melakukannya? Dasar jalang!" ucap wanita itu dengan nada meremehkan.
"Ka...kau...siapa? Apa salahku?" ucap Sakura pelan sambil ketakutan.
Perempuan yang ada dihadapan Sakura mendengus, kemudia ia menjambak rambut Sakura kuat.
"Akhh" rintih Sakura, tidak terasa matanya mulai mengeluarkan air mata.
"Sakit...lepaskan..." ucap Sakura.
"Melepaskanmu? tidak akan." ucap perempuan itu yang semakin keras menjambak rambut Sakura.
"Akh...sakit...apa salahku lepaskan aku...aku mohon..." ucap Sakura.
"Dasar gadis tidak tahu diri! Kau sudah mendekati kekasihku dan kau masih saja bertanya?" ucap gadis itu marah daan plakkk...ia menampar pipi Sakura dengan sangat keras.
"Hei Karin sudahlah kau terlalu berlebihan bukankah tadi rencananya kita hanya akan memarahinya saja? Sebaiknya ayo kita pergi sebelum ada orang yang melihat kita." ujar salah seorang teman Karin memperingatkan.
"Kau diamlah Konan aku harus memberi gadis ini pelajaran terlebih dahulu." ucap Karin.
"Karin aku rasa Konan benar sebaiknya ayo kita pergi dari sini." ucap salah seorang gadis itu.
"Shion kau sama saja dengan Konan, kalau kalian mau pergi, pergi sana aku masih punya urusan disini." ujar Karin.
"Karin aku sudah memperingatkanmu ayo Shion." ujar Konan kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan itu yang di susul oleh Shion.
...
Sementara itu di parkiran mobil Sasuke nampak kesal karena dari tadi orang yang ia tunggu tidak muncul-muncul juga, sebenarnya ia ditugaskan oleh Ino untuk menunggu Sakura, namun sudah lima belas menit lebih ia menunggu tapi Sakura belum kunjung datang, akhirnya Sasukepun memutuskan untuk mencari dimana keberadaan gadis itu.
...
Karin terus menyiksa Sakura, ia terus menampar dan juga menjambak rambut Sakura ia sudah tidak peduli lagi dengan teriakan kesakitan Sakura yang menggema ke seluruh ruangan.
Katin tidak sadar bahwa dari tadi ada yang memperhatikan mereka dari pojok ruangan, ia adalah anak kecil korban kecelakaan yang tadi tersenyum pada Sakura, anak itu ingin sekali menolong Sakura ia mencoba medekati mereka berdua dan betapa terkejutnya Sakura ketika mendapati anak itu sedang mendekat ke arahnya, awalnya ia ketakutan tapi rasa takutnya hilang kala anak itu mencoba memukul-mukul badan Karin, namun apa daya semua usahanya sia-sia, tangan yang mencoba untuk memukul Karin itu tembus begitu saja, Sakura yang melihat kegigihan anak itu hanya tersenyum miris dengan air mata yang terus mengucur deras.
Sadar akan usahanya yang sia-sia, anak itu pun pergi dari sana dengan niat ingin meminta bantuan, Sakura yang melihat kepergian anak itu kembali sedih.
Setelah keluar dari gudang, anak kecil itu langsung berlari di sepanjang koridor sekolah berharap ia menemukan seseorang, namun sayang ini sudah lewat dari jam pulang akan sulit menemukan orang yang masih berkeliaran di sekitar sekolah.
Setelah lama berlari akhirnya ia menemukan seorang laki-laki dengan model rambut aneh seperti p****t ayam, dari kelihatannya ia juga sedang mencari seseorang terlihat dari raut wajahnya juga ia berjalan sambil melirik ke kanan dan ke kiri.
Anak itupun mencoba menjatuhkan tong sampah yang ada di sampingnya berharap laki-laki itu akan paham jika dia sedang mencari perhatian, dan betapa terkejutnya ia kala usahanya itu berhasil, namun laki-laki itu terlihat belum menangkap pesan yang ingin anak itu coba sampaikan, buktinya laki-laki itu hanya menengok tepat sampah yang terjatuh dan kemudian berlalu begitu saja, agak kesal dengan laki-laki itu iapun mencoba untuk menjatuhkan tempat sampah lagi, tapi lagi-lagi ia di abaikan merasa prustasi anak itupun mencoba cara lain dengan memunculkan tulisan berwarna merah seperti darah 'tolong...gudang..' dan seperti mengerti pria itu langsung berlari ke arah gudang.
...
Sasuke yang sedari tadi mencari keberadaan Sakura, tak kunjung ia temukan, perasaannya mulai kacau, ia terus saja mencari Sakura dan saat dia tepat didepan ruang kelas sepuluh tiba-tiba saja tong sampah yang berada di depannya terjatuh, awalnya Sasuke agak heran kenapa tong sampah itu bisa jatuh padahal tidak ada angin, namun ia hiraukan dan terus berjalan, tidak lama setelah itu Sasuke dikejutkan lagi oleh tong sampah didepannya yang kembali terjatuh, Sasukepun mulai kebingungan belum reda rasa bingung yang menimpanya tiba-tiba saja di dinding sebelah kanannya keluar tulisan berwarna merah seperti darah 'tolong...gudang...' seakan mengerti apa makna pesan singkat itu iapun langsung melesat pergi ke arah gudang, saat tiba didepan gudang, Sasuke mencoba membuka pintu tersebut namun tidak bisa karena terkunci dari dalam tanpa pikir panjang lagi Sasuke langsung menendang pintu gudang dan....
Brakkk....
Pintu itu terbuka lebar dan betapa terkejutnya ia kala melihat orang yang ia cari dari tadi tengah tergeletak tak berdaya dan ada satu orang lainnya tengah menjambak rambut Sakura.
"Karin!" teriak Sasuke tegas dan membuat Karin ketakutan setengah mati, iapun langsung melepaskan jambakannya dari Sakura dan mulai mengambil langkah mundur ia ketakutan.
"Sa...sa...sasuke" ucap Karin terbata-bata.
"Apa yang kau lakukan?!" ucap Sasuke marah.
"Dia...dia...mecoba mendekatimu dia ingin merebutmu dariku aku...aku hanya mencoba melindungimu dari perempuan jalang ini." ucap Karin.
"Pergi!" ucap Sasuke lantang tepat di depan wajah Karin.
"Tapi aku mencintaimu Sasuke." ucap Karin namun Sasuke mengabaikannya dan malah berjalan mendekati Sakura yang sudah tidak berdaya, iapun jongkok didepan Sakura yang tengah terisak dan langsung memeluknya, tangis Sakura kembali pecah kala itu.
"Tenanglah aku disini kau aman sekarang, jangan takut." ucap Sasuke berbisik pelan sseraya mengelus-elus rambut Sakura yang berantakan karena di jambak oleh Karin. Kemudian Sasuke langsung menggendongnya, saat ia melewati Karin Sasuke berhenti sebentar dan berkata.
"Jika sekali lagi kau coba menyentuhnya kau akan berhadapan denganku!" ancam Sasuke dan berlalu begitu saja meninggalkan Karin yang mulai menangis sambil terduduk.
"Aku mencintaimu Sasuke!!!!" ucap Karin sambil berteriak kencang.
...
Sementara itu kini Sasuke sudah berada didalam mobil bersama Sakura, dari tadi tidak ada yang memulai percakapan Sasukepun hanya diam saja, mobilpun belum ia hidupkan sementara Sakura dari tadi terus menundukan kepalanya. Sasukepun menghela nafas berniat untuk memulai percakapan namun niatnya terpotong kala Sakura angkat suara.
"Sasuke..." ucap Sakura pelan.
"Hn?" ucap Sasuke sambil terus memperhatikan Sakura yang menunduk.
"Terimakasih." ucapnya.
"Seharusnya kau melihat lawan bicaramu ketika sedang berbicara." ucap Sasuke, walaupun agak seperti perintah tapi Sakura mengangkat wajahnya dan menengok ke arah Sasuke, dan betapa betapa terkejutnya ia saat mata indah itu kembali mengeluarkan air mata, entah ada dorongan dari mana, tangan Sasuke terulur dan mulai menghapus air mata Sakura dengan kedua ibu jarinya.
"Hei...apa aku menyakitimu?" Tanya Sasuke dan hanya gelengan kepala Sakura yang menjawab pertanyaannya.
"Lalu kenapa kau menangis?" Tanya Sasuke lagi penuh perhatian.
"Aku..tidak tahu..." ucap Sakura menundukan kepalanya kembali menangis entah karena apa. Kemudian Sasuke menarik Sakura kedalam pelukannya mencoba untuk menenangkan gadis itu.
Cukup lama mereka berdua dalam posisi tersebut Sasukepun mengendurkan pelukannya dan mendorong pelan bahu Sakura.
"Apa kau sudah merasa lebih baik?" Tanya Sasuke, dan sakurapun mengangguk pertanda iya.
"Kalau begitu kita pulang dan aku akan mengobati lukamu." ucap Sasuke dan dibalas dengan anggukan Sakura, Sasuke mulai menyalakan mobilnya dan mereka berduapun mulai meninggalkan halaman sekolah.
Tidak membutuhkan waktu lama kini keduanya sudah berada di rumah Ino, dan disinilah mereka sekarang di ruang tamu terlihat Sasuke mulai mengobati pipi Sakura yang memerah akibat tampara Karin
"Katakan kalau sakit." ucap Sasuke.
"I...iya..." ucap Sakura gugup.
Sasuke mulai mengompres pipi Sakura dengan sangat hati-hati takut jika dia melukai gadis yang ada di depannya ini, jarak mereka saat ini sangat dekat hanya terpaut beberapa senti saja dan itu membuat jantung keduanya berdetak tidak normal.
"Apa ini sakit?" Tanya Sasuke sambil memegang pipi Sakura.
"Sedikit." ucap Sakura yang kembali menundukan kepalanya entah karena malu atau karena gugup.
"Ckk kau ini harus berapa kali aku mengatakannya kalau sedang berbicara lihat lawan bicaramu." ucap Sasuke sedikit kesal.
"Ma...maaf." ucap Sakura terbata-bata.
"Sudahlah tidak perlu minta maaf, bagian mana lagi yang terasa sakit?" ucap Sasuke.
"Kaki kananku sepertinya terkilir." ucap Sakura malu-malu.
Sasuke yang melihat tingkah malu-malu Sakura hanya bisa mendengus geli, Sasukepun berjongkok didepan Sakura, sedangkan Sakura yang salah tangkap akan tingkah Sasuke langsung angkat bicara.
"Sas...sasuke a..apa...yang kau...akhh..." ucapan Sakura terpotong karena tangan Sasuke memegang luka yang ada di kakinya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Sasuke khawatir.
"Iya hanya agak sakit." ujar Sakura menahan rasa sakitnya.
"Aku akan mengobati lukamu mungkin akan sedikit sakit jadi tahan sebentar." ucap Sasuke.
Dengan cekatan Sasuke mengobati kaki Sakura dengan sangat hati-hati, dan sesekali ia melihat ke arah wajah Sakura yang sedang menahan rasa sakit di kakinya, sebenarnya ia tidak tega melihat Sakura kesakitan seperti itu tapi mau bagaimana lagi.
"Sudah selesai." ucap Sasuke.
"Ah...iya terimakasih." ucap Sakura.
"Hn." ucap Sasuke sambil kembali duduk di samping Sakura.
"Sasuke sekali lagi terimakasih sudah menolongku tadi, dan juga sudah mengobati lukaku aku benar-benar berhutang budi padamu." ucap Sakura tulus.
"Sudahlah tidak perlu berterima kasih dan kau lupakan saja kejadian tadi, setelah ini kau jangan terlalu banyak bergerak perbanyak istirahat saja kau mengerti?" ucap Sasuke menasehati.
"Iya terimakasih." ucap Sakura sambil tersenyum manis, dan itu membuat Sasuke salah tingkah yang kemudian langsung membuang mukanya ke arah lain.
"Ino akan datang sebentar lagi." ucap Sasuke setelah menstabilkan detak jantungnya yang berpacu dengan cepat.
"Apa kau memberitahunya?" Tanya Sakura.
"Iya." ucap Sasuke.
Pada saat yang bersamaan dari arah depan terdengar suara deru kendaraan yang disusul dengan teriakan Ino.
"Sakuraaaa..." Ino berteriak sambil berlari dan langsung duduk di samping Sakura di susul oleh teman-temannya yang lain.
"Kau tidak apa-apa? Siapa yang melakukan semua ini padamu?" Tanya Ino khawatir.
"Aku baik-baik saja Ino kau tidak usah khawatir." ucap Sakura.
"Sakura siapa yang melakukannya?berani-beraninya dia macam-macam dengan sahabatku." ucap Naruto dengan kekesalan yang sudah siap meledak kapanpun.
"Tenanglah Naruto." ujar Hinata menenangkan kekasihnya.
"Jadi Sakura siapa yang sudah melakukan semua ini padamu?" Tanya Tenten.
"ah...soal itu...kalian tidak usah khawatir, lagi pula aku tidak apa-apa." ucap Sakura.
"Ck kau ini dari dulu selalu seperti ini selalu saja membiarkan orang-orang menindasmu." ucap Ino kesal.
"Sakura kau jangan takut, kami akan menjagamu kami janji jadi siapa yang sudah melukaimu?" Tanya Neji.
"Teme kau kan yang tahu bagaimana kejadiannya, jadi kau juga pasti tahu siapa yang sudah melukai Sakura benarkan?" ujar Naruto.
"Aku tidak tahu kalau kau pandai menganalisa, biasanya keahlianmu hanya bisa menganalisis ramen saja." ujar Temari yang membuat semua orang di ruangan itu tertawa kecuali Sasuke.
"Jadi siapa pelakunya Sasuke?" Tanya Shikamaru.
"Karin." ujar Sasuke.
"Sudah aku duga, sepertinya dia memang dari awal mengincar perempuan-perempuan yang mendekatimu Sasuke, dan targetnya kali ini adalah Sakura." ujar Shikamaru.
"Itu benar, sepertinya dia tidak akan berhenti begitu saja mungkin akan ada aksi selanjutnya dari dia." ucap Neji.
"Kita harus memberinya pelajaran kalau tidak maka dia akan menyakiti orang lain." ujar Temari.
"Sudahlah...aku tidak ingin masalah ini diperpanjang, lagi pula aku tidak apa-apa." ujar Sakura meyakinkan teman-temannya.
"Tapi Sakura...." ucapan Ino terpotong oleh kata-kata Sakura.
"Aku mohon...lebih baik kita lupakan saja masalah ini yaa...aku mohon mungkin dia hanya terbawa emosi saja." ucap Sakura meyakinkan.
"Baiklah kalau itu maumu kami akan menyetujuinya." ujar Shikamaru.
"Sebaiknya kau istirahat Sakura." ucap Sasuke tapi lebih seperti perintah, dan perkataan Sasuke membuat teman-temannya melongo tak percaya akan perhatian yang Sakura berikan pada sahabat baru mereka, tapi mereka bersyukur karena akhirnya Sasuke menemukan pujaan hatinya.
"I...iya." ujar Sakura gugup, saat ia mencoba untuk berdiri tiba-tiba saja keseimbangannya goyah dan hampir terjatuh jika saja Sasuke tidak menahan Sakura.
"Dasar ceroboh, kau tidak apa-apa?" ucap Sasuke.
"Maaf...aku tidak apa-apa Sasuke." ucap Sakura.
"Ayo aku akan membantumu berjalan." ucap Sasuke kemudian memapah Sakura sampai ke kamarnya.
Tidak ada komentar dari teman-teman Sasuke dan Sakura mereka bersyukur bisa melihat satu-satunya teman mereka Sasuke bisa menemukan orang yang tepat, Inopun demikian ia sangat bersyukur bisa melihat sahabatnya kembali ceria dan sudah bisa melupakan Gaara.
Sementara itu di kamar Sakura terlihat Sasuke yang sangat berhati-hati memapah Sakura sampai ia mendudukan Sakura di atas kasur milik Sakura.
"Istirahatlah, mulai besok dan seterusnya kau berangkat denganku begitupun dengan pulang sekolah." ucap Sasuke.
"Tapi..." ucapan Sakura terpotong oleh Sasuke.
"Aku tidak menerima penolakan." ucap Sasuke telak.
"Huh...dasar menyebalka." ucap Sakura sambil memonyongkan bibirnya lucu.
"Tidurlah." ucap Sasuke yang langsung dituruti oleh Sakura.
"Aku pergi." ucap Sasuke.
"Iya." ucap Sakura sambil tersenyum pada Sasuke yang kemudian ia memejamkan matanya dan tidur.
Sasukepun kembali ke ruang tamu dan langsung bergabung dengan teman-temannya.
"Aku rasa hubungan kita tidak bisa lagi di sembunyikan." ucap Sai memulai pembicaraan.
"Aku rasa Sai benar, kita tidak bisa terus-terusan seperti ini, kita tidak bisa melindungi Sakura jika kita terus sembunyi-sembunyi." ucap Neji.
"Aku setuju, bagaimana dengan kalian?" Tanya Shikamaru.
"Tentu saja kita semua setuju, kalau kau teme bagaimana?" Tanya Naruto.
"Hn." ucap Sasuke.
"Kau ini kenapa teme! Dari tadi kau terus diam seperti orang yang sedang memiliki beban hidup yang berat." ucap Naruto.
"Kau cerewet dobe!" ujar Sasuke.
"Hei kau kenapa Sasuke?" Tanya Ino.
"Iya kau kenapa? Masalah Sakura kau tenang saja." ucap Neji.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkannya kami semua pasti akan melindunginya." ujar Naruto.
"Bukan itu masalahnya dobe." ucap Sasuke.
"Lalu apa cepat katakan kau membuatku gila temeee!" ucap Naruto frustasi.
Karena desakan yang ia terima dari teman-temannya akhirnya Sasuke menceritakan semua kejadian aneh yang menimpanya sewaktu menolong Sakura, dan semua orang di ruangan itu terheran kecuali Ino.
"He...hei..ka..ka..u jangan bicara yang aneh-aneh teme." ujar Naruto ketakutan sambil merapatkan duduknya ke sebelah Hinata.
"Aku tida bercanda dobe! Bukannya kau yang memaksaku untuk bicara?" ucap Sasuke.
"Hei..." ucapan Naruto terpotong oleh Shikamaru.
"Kalian berdua hentikan bisakah kalian tidak bertengkar hanya untuk satu hari saja?" ujar Shikamaru.
"Ino sepertinya kau mengetahui sesuatu, apa ada yang kau sembunyikan dari kami?" Tanya Neji yang membuat semua orang disana langsung memandang ke arah Ino.
"Kenapa kau bicara seperti itu Neji" ucap Ino agak gugup.
"Aku mengenalmu dan kami semua mengenalmu Ino, saat Sasuke menceritakan tentang kejadian tadi hanya kau yang terlihat biasa-biasa saja." ucap Neji.
"Kau menyembunyikan sesutu dari kami?" Tanya Tenten.
"Baiklah aku akan menceritakan yang sebenarnya soal cerita Sasuke tadi aku yakin ada hubungannya dengan Sakura." ucap Ino.
"Sakura? Apa maksudmu Ino? Kau membuatku bingung." ucap Naruto frustasi.
"Sakura... dia itu indigo." ucap Ino.
"APA?!!...." ujar semua orang yang ada disana kecuali Sasuke.