Chapter 3

2310 Kata
''Dimana ini...bukankah tadi aku berada di dalam mobil bersama Sasuke? Tunggu bukannya ini Sekolahku? Tapi kenapa aku bisa berada disini dan dimana Sasuke?'' ucapku bingung. Belum usai rasa bingung yang melanda diriku tiba-tiba saja dari arah kejauhan terlihat seorang gadis seusiaku memakai seragam yang sama denganku tapi yang membuatku bingubg adalah ia tengah berlari seperti orang ketakutan menuju ke arahku, semakin dekat ia ke arahku semakin jelas pula wajahnya ia terlihat tidak asing bagiku aku yakin kalau aku pernah melihat dia sebelumnya tapi dimana aku lupa, gadis itu semakin dekat ke arahku aku tidak sempat untuk menghindar karena terlalu sibuk memikirkan tentang gadis itu, tapi seolah tidak melihatku ia terus berlari dan.. Wusssh....dia melewatiku begitu saja bukan hanya melewatiku tapi dia menembus tubuhku... "A...apa..kenapa dia bisa menembus tubuhku? ada apa ini...sebenarnya apa yang sedang terjadi di sini?" ucapku pada diriku sendiri sambil melihat ke arah perempuan tadi pergi. Sedangkan dari arah yang berlawanan tiba-tiba saja ada orang lain yang menembus tubuhku tapi kali ini bukan seorang perempuan melainkan seorang laki-laki...bukan bukan seorang tapi lebih dari seorang mereka berjumlah sekitar lima orang, berlari ke arah perempuan tadi pergi, karena rasa penasaranku yang tinggi akhirnya akupun berlari mengikuti kemana mereka pergi toh lagi pula aku tidak akan ketahuan oleh mereka kalau aku megikuti mereka. Diam-diam aku terus mengikuti mereka dan sampailah aku di depan sebuah pintu, aku tidak tahu pintu ruangan apa ini tiba-tiba saja dari dalam ruangan terdengar suara teriakan yang begitu memekakan telinga tanpa pikir panjang aku langsung memasuki ruangan itu dengan cara menembus pintu, awalnya aku pikir ini akan gagal tapi ternyata berhasil, dan disinilah aku saat ini, aku sedang berada di sebuah ruangan yang terbilang sangat berantakan banyak sekali barang-barang berserakan dimana-mana benar-benar berantakan, mungkin ini adalah tempat penyimpanan barang-barang yang sudah tidak terpakai atau biasa disebut dengan gudang, aku segera mencari tempat untuk bersembunyi dan akhirnya aku menemukan tempat yang cocok untuk sembunyi yaitu diantara tumpukan dus yang entah apa isinya, dan betapa terkejutnya aku saat melihat adegan seorang perempuan yang kini tengah terpojok di ujung ruangan yang dikelilingi oleh beberapa anak laki-laki. "Tolong lepaskan aku...aku mohon..." ucap perempuan itu sambil terisak. "Hahaha...melepaskanmu jangan bermimpi...kami tidak akan melepaskanmu!" ujar salah satu anak laki-laki yang sepertinya adalah ketua dari mereka berlima. "Aku mohon...aku mohon...lepaskan aku..." ucap perempuan itu. "Dengar...aku akan melepaskanmu tapi setelah kami bermain denganmu hahaha...." ucap pria yang memiliki rambut berwarna merah, sambil tangan kanannya tak henti-hentinya mencoba untuk menyentuh tubuh gadis itu. "Lepaskan!!" ucap gadis itu lantang sambil mendorong pria yang ada di hadapannya dan berniat melarikan diri, namun usahanya untuk kabur itu hanya sia-sia saja karena sekarang ia kembali terpojok. "Kau benar-benar merepotkan! Tidak bisakah kau jadi gadis manis hanya dalam beberapa saat saja?" ucap pria yang memiliki rambut berponi menutupi sebelah matanya. "Lagi pula kau sudah sering bermain dengan banyak pria benarkan Tayuya? Jadi tidak masalah bukan jika kau melayani kami sebentar." ucap salah seorang pria yang memiliki rambut berkuncir kuda sambil menyeringai. "Aku tidak sudi melayani orang-orang menjijikan seperti kalian, kalian tidak lebih dari sampah aku lebih baik mati daripada harus melayani kalian!" ucap Tayuya yang membuat orang-orang disana marah. Plakk... "Aaaaa mmppp." teriakan sakura tertahan oleh tangannya sendiri, ia takut kalau-kalau dia ketahuan. "Kau w***********g s****n! berani-beraninya kau berkata seperti itu kepadaku!" ucap pria itu marah, kemudian dia mendekati Tayuya dan mendorongnya keras hingga membentur tembok. "Kau akan menyesal karena telah mengatakan hal yang tidak seharusnya kau ucapkan jalang!!!" ucapnya lagi kemudian pria itu mencium Tayuya dengan paksa, Tayuyapun berusaha untuk melepaskan diri tapi usahanya itu hanya sia-sia saja karena sekarang ke-empat laki laki lainnya mulai mendekatinya dan ikut bermain, mereka mulai menggerayangi tubuh Tayuya bahkan sekarang tubuhnya sudah hampir t*******g hanya pakaian dalamnya saja yang tersisa. "Lepaskan aku! Aku tidak mau di sentuh oleh laki-laki b******n seperti kalian, lepaskan aku Toloooooonggg......" teriak Tayuya, berharap ada orang melintasi ruangan ini dan bersedia menolongnya, namun sayang, sekarang ini keadaan diluar sudah hampir gelap dan dapat dipastikan diluar sudah tidak ada siapa-siapa lagi kecuali penjaga sekolah, yang sekarang entah dimana. "Aku akan melaporkan kalian semua pada kepala sekolah agar kalian dikeluarkan dari sini!!" ancam Tayuya yang membuat kelima laki-laki itu melotot tak percaya. "Kau wanita yang menjijikan berani-beraninya kau mau melaporkan kami pada kepala sekolah sebaiknya kau mati saja!!" ucap pria berambut merah dengan nada mengancam. "Kau ingin mati bukan? Akan aku kabulkan permintaanmu." ucapnya lagi, kemudian pria itu mencekik leher Tayuya hingga kakinya tidak lagi menapak pada lantai, ia terlihat sulit untuk bernapas, air matanya mulai mengalir ia mencoba untuk melawan namun sia-sia saja ia tidak bisa lagi melawan, tubuhnya benar-benar lemas sekarang dan entah hanya perasaanku saja atau memang matanya melihat ke arahku seperti memohon meminta pertolongan, tapi bukankah saat ini aku tidak terlihat? Aku ingin sekali menolongnya tapi aku terlalu takut. "Hahahahaha....." tawa menggema ke seluruh ruangan ini, kakiku tiba-tiba saja lemas dan tidak bisa lagi menahan berat tubuhku ketika melihat Tayuya yang sudah tak bernyawa tergeletak di lantai. Saat aku berniat untuk pergi dari tempat ini tiba-tiba saja tanganku tidak sengaja menyentuh tongkat yang ada di sampingku dan itu membuat kelima orang tadi melihat ke arahku. "Aku tidak tahu kalau ada orang lain disini, apa kalian melihat gadis manis ini tadi?" ucap salah satu dari mereka seraya berjalan mendekat ke arahku. "Tidak, kami pikir hanya ada kita saja disini tapi ternyata ada orang lain disini, sepertinya kita harus menyambutnya bagaimana menurutmu?" "Itu ide yang bagus" Apa ini? Bukannya tadi aku tidak terlihat oleh mereka? Tapi kenapa sekarang mereka melihatku apa yang harus aku lakukan? Kami-sama tolong aku....mereka semakin dekat ke arahku dan aku semakin terpojok bagaimana ini. Mereka semakin dekat saja ke arahku, yang bisa aku lakukan saat ini adalah melangkah mundur mundur dan mundur,dan bruuk... s**l punggungku menabrak dinding sedangkan mereka semakin dekat saja ke arahku. "Apa kau ketakutan? Tenang saja kami tidak akan menyakitimu." ucapnya seraya membelai pipiku, dengan cepat aku langsung menepis tangannya dariku, dia marah saat aku melakukan hal itu terlihat dari raut wajahnya yang langsung berubah dan tiba-tiba saja dia mencekik leherku lalu mengangkatku ke atas sampai-sampai kakiku tidak lagi menapak di lantai, sama persis seperti apa yang dia lakukan kepada Tayuya, aku hampir kehabisan nafas, aku memejamkan mataku berharap ada yang menolongku, saat di ujung kesadaranku tiba-tiba saja tubuhku serasa dilempar lalu terasa melayang daaaan... "Hah...hah...hah...ini hanya mimpi? Mimpi? Haaaah syukurlah." ucap Sakura lega, akhirnya ia terbangun juga dari mimpi buruknya itu, ia melihat sekeliling dan ia sekarang berada di kamarnya tapi bagaimana bisa? Ketika sedang asyik melamun tiba-tiba saja ia dikagetkan oleh Ino yang masuk kedalam kamarnya. "Sakura akhirnya kau bangun juga." ucap Ino lega, lalu langsung duduk di sisi Sakura. "Memangnya aku kenapa?" tanya Sakura bingung. "Heeeh kau tidak ingat? Atau memang kau pura-pura tidak ingat?" ucap Ino menggoda. "Apa maksudmu? Aku tidak mengerti." ucap Sakura bingung. "Haaaaah dasar bodoh, kau tahu? Saat aku pulang sekolah tadi aku terkejut melihat ada mobil Sasuke di depan rumah jadi aku langsung saja masuk, dan saat tiba di dalam dia sedang duduk diruang tamu kemudian dia pergi." ucap Ino. "Apa dia mengatakan sesuatu?" tanya Sakura penasaran. "Dia hanya bilang kalau kau sedang tidur karena kelelahan." ucap Ino. "Hanya itu?" ucap Sakura lemas. "Iya, hei memangnya apa yang sudah kau lakukan bersama Sasuke sampai-sampai kau kelelahan dan tertidur? Tapi untunglah pakaianmu masih utuh." ucap Ino tanpa dosa yang langsung membuat wajah Sakura merah padam, dan satu bantalpun melayang tepat ke arah Ino lebih tepatnya ke arah muka. "Kau ini apa yang kau pikirkan? Otakmu benar-benar harus di cuci agar bersih dan terhindar dari pikiran-pikiran kotor." ucap Sakura. "Hahaha...iya...iya...jadi apa yang telah kau lakukan bersama Sasuke sampai-sampai..." ucapan Ino terpotong oleh Sakura yang tiba-tiba langsung berada di dekatnya. "Kau ini kenapa Sakura?" ucap Ino kesal. "Ino aku baru ingat tadi aku bertemu dengan Gaara." ucap Sakura. "Apa? Kau bertemu dengan Gaara? Apa kau tidak apa-apa? Apa dia melukaimu? Katakan padaku Sakura." ucap Ino khawatir. "Aku tidak apa-apa, lagi pula tadi ada Sasuke yang langsung mengajakku untuk pulang bersamanya." ucap Sakura berbohong. "aku hanya takut jika kejadian waktu itu terulang kembali dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya." sambung Sakura sambil menundukan kepalanya. "Hei tenanglah aku tidak akan biarkan dia mendekatimu lagi, kalau aku melihatnya aku pasti akan menghajarnya aku janji, sudahlah jangan terlalu dipikirkan sebaiknya kau istirahat saja." ucap Ino menenangkan sahabatnya. "Terimakasih Ino." ucap Sakura. "Oh ya Sakura aku akan meminta Sasuke untuk mengantarmu pulang mulai besok, karena besok aku akan menemani Sai lagi untuk latihan basket." ucap Ino sambil berlari keluar kamar. "Inoooooooooooo." teriak Sakura. Sakura kembali membaringkan tubuhnya, ia kembali teringat akan mimpinya tadi, ia masih ingat betul bagaimana rentetan kejadian yang menimpa gadis bernama Tayuya itu, ia juga ingat bagaimana laki-laki itu mencekik dirinya bahkan tangan pria itu masih terasa dikulit lehernya padahal tadi itu hanyalah mimpi tapi kenapa terasa begitu nyata. "Apa maksud sebenarnya dari mimpiku tadi?" ucap Sakura, tidak lama kemudian dia kembali terlelap. ... Pagi ini awan terlihat agak mendung bahkan mataharipun tidak terlihat karena tertutup awan, mungkin karena bulan ini sudah memasuki musim hujan jadi wajar saja mendung, cuaca yang mendukung untuk tetap bergulung di balik selimut. "Sakura aku duluan yah aku harus ke perpustakaan, aku lupa mengembalikan buku yang ku pinjam kemarin, kita bertemu di kelas ya jaaaaaa" ucap Ino pergi meninggalkan Sakura. "Huuuh dasar menyebalkan." ucap Sakura, kemudian iapun mulai berjalan memasuki sekolahnya Saat ini Sakura sedang berjalan menuju ke kelasnya, saat ia akan melewati lapangan basket ia melihat ke tengah lapang dan melihat seorang perempuan sedang berdiri di tengah lapang tepat melihat kearahnya dengan tatapan tajam. "Bukankah dia perempuan yang ada di mimpiku? Ah...aku ingat dia adalah perempuan yang sama yang aku lihat kemarin di kantin, aku ingat sekarang!" ucap Sakura. Perempuan itu tiba-tiba saja berjalan ke arah Sakura, Sakura semakin ketakutan kala perempuan itu menyunggingkan senyum sinisnya, tanpa aba-aba lagi Sakura langsung lari meninggalkan tempat itu saking takutnya, ia sudah tidak peduli lagi pada apa yang ada di depannya yang penting sekarang ia pergi dari tempat itu, sampai-sampai ia tidak mengetahui bahwa didepannya ada sebuah tangga menuju ke bawah, karena dari tadi Sakura terus menengok ke arah belakang, iapun panik hingga tidak bisa menjaga keseimangannya dan akhirnya ia jatuh ke bawah, namun sebelum tubuh Sakura menyentuh lantai tiba-tiba saja ada sebuah lengan kekar yang menahan jatuhnya. "Kau tidak apa-apa Sakura?" tanya orang itu. Sakura yang sendari tadi terus menutup matanyapun langsung mendongak ke arah asal suara tersebut. "Sa..sa..sasuke?" ucap Sakura gugup. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Sasuke. "Tidak, aku baik-baik saja terimakasih." ucap Sakura. Entah mereka berdua sadar atau tidak tapi dari tadi tangan Sakura terus memegang lengan Sasuke kuat seolah-olah tidak ingin melepaskannya, sementara itu Sakura terus menengok ke arah tangga dan betapa terkejutnya ia saat melihat sosok perempuan itu berada tepat di ujung tangga. Sasuke yang melihat raut wajah ketakutan Sakurapun lantas melihat ke ujung tangga namun ia tidak menemukan apa-apa disana. "Kau yakin kau baik-baik saja?" Tanya Sasuke. "I...i...iya...a...aku baik." ucap Sakura dengan pandangan yang masih tertuju ke atas tangga. "Apa yang sedang kau lihat?kenapa kau terlihat ketakutan?" Tanya Sasuke lagi, yang langsung membuat Sakura melihat ke arah Sasuke. "Aku...tidak melihat apa-apa." ujar Sakura berbohong. Karena Sasuke penasaran akhirnya ia memutuskan untuk menaiki anak tangga itu dan melihat apa yang ada di ujungnya, namun belum sempat ia melangkahkan kakinya menapaki anak tangga, Sakura langsung menahannya. "Kau...mau kemana? Jangan kesana aku mohon aku tidak ingin kau ter....." ucapan Sakura terpotong oleh Sasuke. "Kau mengkhawatirkanku heh?" goda Sasuke. "Ti...tidak siapa yang mengkhawatirkanmu." ucap Sakura sambil memalingkan mukanya karena malu, sedangkan Sasuke hanya mendengus geli, Sasukepun tersenyum tipis sekali. "Baiklah, kalau begitu aku akan mengantarmu sampai ke kelas." ucap Sasuke sambil berjalan meninggalkan Sakura, sedangkan Sakura hanya bisa mematung mendengar apa yang baru saja Sasuke katakan 'Dia mau mengantarku sampai ke kelas? Apa dia sedang mengkhawatirkanku? Tidak itu tidak mungkin' ucap Sakura sambil mengelengkan kepalanya, akhirnya Sakura tersadar kalau Sasuke sudah berjalan agak jauh, tiba-tiba saja ada angin pelan yang menyentuh lembut pundaknya, saat itu juga Sakura langsung berlari kencang meninggalkan tempat itu dan menyusul Sasuke. ... Saat ini Sakura tengah berjalan bersama Sasuke menuju kelas Sakura, jika diperhatikan dari tadi Sakura terus menundukan kepalanya karena ia tahu kalau saat ini sedang banyak orang yang tengah memperhatikannya tapi lebih tepatnya ke arah mereka berdua, bahkan ada yang berbisik-bisik namun masih terdengar jelas oleh mereka berdua. "Sasuke sebaiknya kau tidak usah mengantarkanku sampai ke kelas aku baik-baik saja." ucap Sakura sambil menundukan kepalanya. "Jangan dengarkan ucapan mereka!" ucap Sasuke namun lebih seperti perintah ,dan betapa terkejutnya Sakura saat tiba-tiba Sasuke menggenggam tangannya erat. Saat itu juga jantung Sakura berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, wajahnya bersemu merah dan tubuhnya serasa melayang di udara. Sedangkan Sasuke yang melihat tingkah aneh Sakura hanya tersenyum sendiri. 'Sepertinya aku akan mendapat banyak musuh' ujar Sakura dalam hati. "Ada apa dengan wajahmu kenapa memerah?" ujar Sasuke menggoda. "Tidak, aku baik-baik saja jangan mengejek ku." ujar Sakura sambil mengembungkan pipinya yang membuat Sasuke semakin geli saja akan tingkah Sakura. Tidak terasa jika saat ini mereka sudah berada di depan kelas Sakura. "Terimakasih sudah mengantarkanku Sasuke." ujar Sakura dengan pipi yang merona. "Hn, kalau begitu aku pergi." ucap Sasuke yang di akhiri dengan senyum tipisnya. Sakurapun memasuki kelasnya dan langsung menuju ke arah mejanya, saat ia akan duduk Sakura melihat ada sebuah kertas yang tergeletak di atas kursinya, saat ia ingin menanyakannya pada Ino, tiba-tiba saja ia mengurungkan niatnya karena saat ini Ino sedang tidak berada di kelas, entah ia pergi kemana, akhirnya Sakurapun duduk di bangkunya dan membaca surat tersebut. 'Aku sudah memperingatkanmu jalang, kau akan tahu akibatnya tunggu saja' Sakura terkejut membaca isi surat itu, ia bertanya-tanya siapa yang mengirim surat ini, tidak lama kemudian Inopun datang dan Sakura berniat menanyakan perihal surat itu namun niatnya kembali ia urungkan karena guru yang mengajar jam pelajaran pertama sudah ada. 'Mungkin nanti saja aku menanyakan hal ini' ujar Sakura dalam hati, iapun melipat surat itu dan memasukannya kedalam saku.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN