bc

Bos Besar

book_age16+
10
IKUTI
1K
BACA
HE
badboy
heir/heiress
detective
campus
enimies to lovers
like
intro-logo
Uraian

Kiara bekerja di sebuah agen rahasia yang terdiri dari tujuh anggota inti dan dia salah satunya. Setelah dua tahun bergabung dalam tim itu, Kiara mendapatkan misi khusus yaitu menyelediki kasus suap di sebuah universitas swasta milik salah satu pengusaha terkenal.

Di sinilah semuanya bermula, Kiara bertemu dengan Jerka salah satu mahasiswa tingkat akhir yang menciptakan permasalahan dan ternyata merupakan anak dari pemilik kampus.

Dalam usaha mencari tau tentang situs gelap penyebar n*****a di lingkungan kampus, Kiara terpaksa harus menyamar sebagai salah satu mahasiswa dan mendekatkan dirinya dengan Jerka yang nyatanya sangat misterius dan memiliki empat teman dekat.

Usaha mendekatkan dirinya dengan anak pemilik kampus terbukti berhasil, kala Kiara menemukan fakta yang membuat dirinya kaget. Dalam hasil penelitiannya, dia menyimpulkan semua dugaan awalnya salah.

Karena memang ada suatu hal mengejutkan dan seharusnya sedari awal, Kiara tak pernah melibatkan dirinya dalam misi ini.

chap-preview
Pratinjau gratis
Chapter 1: Bentara
BENTARA dikenal sebagai salah satu perkumpulan agen rahasia yang bekerja memberantas kejahatan tentang n*****a. Dibawah naungan Bentara terbagi lagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dinamakan Jaguar, Leopard, Cheetah, dan Elang. Masing-masing anggota dalam kelompok tersebut terdiri dari enam orang dan satu orang yang dipilih sebagai perwakilan kapten. Kelompok Jaguar yang dipimpin oleh lelaki berdarah Kanada bernama Mike Abrason, sedang mengadakan perkumpulan untuk membahas mengenai rencana mereka yang akan menyelidiki salah satu universitas swasta. Baru-baru ini terdengar kabar bahwa sudah banyak sekali mahasiswa di sana yang memakai obat-obatan terlarang, sialnya karena kampus tersebut dikelola oleh pengusaha yang sangat berpengaruh. Alhasil polisi dan para detektif tidak bisa menyelidikinya secara leluasa. "Ki, lo yang bakalan turun ke sana sama Hugo." Gadis berambut kecoklatan berponi yang semula menunduk itu menatap pemimpinnya dengan sorot kaget. "Bang, kok gue lagi? Bukan keberatan, tapi gue baru aja pulang dari penyelidikan kantor distribusi kemarin." Mike tentu saja tak asal dalam menentukan pilihannya, dia sudah memikirkan ini secara matang-matang. "Sorry, Ki. Bukan bermaksud gue melibatkan lo lagi dan gue juga sangat tau kalau lo masih capek. Tapi dari semua orang yang ada di sini, wajah lo sama Hugo yang paling cocok buat menyamar jadi mahasiswa." Kiara menatap kelima rekan kerjanya yang jelas lebih tua dibandingkan dirinya. Dalam penggabungan agen ini memang dirinya yang paling muda, usia Kiara baru 20 tahun dan dia bergabung setelah lulus SMA untuk menggantikan posisi kakaknya yang keluar. "Gue setuju, Bang. Kalau Kiara yang turun pasti gak ada yang bakalan curiga," tambah Saerom satu lagi gadis yang berada di unit ini bersama Kiara. "Gak apa-apa, Ki. Ada gue, tenang aja kita gak bakalan ketahuan. Lo tau kalau kemampuan akting gue udah di atas rata-rata 'kan?" Kiara menatap lelaki yang dua tahun lebih tua dibandingkan dirinya, kemudian menganggukkan kepala lemah pertanda setuju. Mike tau kalau Kiara tidak akan pernah mengecewakan dirinya, sama seperti kakaknya yang sangat berjasa. "Lo bakalan nyamar jadi Naomi Indira, mahasiswa semester tiga yang lagi ikut pertukaran mahasiswa. Begitu juga dengan Hugo yang bakalan jadi Reza Anggara." "Reza? Lain dong namanya, Reza terlalu pasaran gue gak suka." Hugo protes karena merasa tidak cocok dengan nama itu. Mike menatap Hugo dengan tatapan mengintimidasi, kemudian Hugo menyengir karena takut. "Iya deh, gue setuju sama nama Reza." "Mulai hari ini lo berdua udah bisa saling manggil dengan nama yang gue kasih." Hugo dan Kiara menghela napas berat, dan mereka berdua yang terlebih dahulu keluar dari ruangan setelah merasa tidak ada lagi yang perlu mereka bicarakan. **** Seminggu kemudian Hugo dan Kiara sudah sampai di tempat mereka akan melakukan misi, tentu saja dengan setelan seperti mahasiswa pada umumnya. Universitas Pradipta memang terkenal bergengsi karena penyaringan mahasiswa yang sangat ketat, dan hanya menerima sekitar satu ribu mahasiswa saja di setiap tahunnya. Bangunan bertingkat empat yang sangat luas dengan pepohonan yang rindang, dan area parkir yang memisahkan antara sepeda motor dan juga mobil. Kiara mengunyah permen karetnya, gadis ini memang selalu terlihat keren dengan apapun yang dia lakukan. Ada beberapa mahasiswa yang menatapnya lama, tetapi Kiara membuang wajah dan tidak nyaman. Badannya disandarkan ke bagian depan mobil dan melirik Hugo yang masih sibuk berkaca. "Go, lo tau yang mana anak dari Pradipta?" tanya Kiara. Meskipun Hugo lebih tua dua tahun dari dirinya, namun Kiara tetap tak pernah mau memanggil cowok itu dengan sebutan Bang. "Nama gue mulai hari ini Reza, jangan sampe salah. Kalau ada yang dengar, mereka bisa bingung." Kiara tersadar karena salah memanggil nama. "Sorry, gue lupa malah manggil nama asli lo." Dia terkekeh pelan diakhir kalimat, mengingat beberapa bulan kemudian akan hidup dengan penuh drama dan kebohongan untuk kesekian kalinya. "Soal anak Pradipta, gue juga gak kenal. Soalnya anaknya emang tertutup dan jarang aktif di sosial media, Bang Mike aja sampai kesusahan cari wujudnya kayak gimana. Cuma kata orang-orang dia lebih mirip sama mamanya dibandingkan papanya." "Ariana Pradipta maksud lo?" "Hmm lo selalu gak sopan sebut nama orang yang lebih tua, pokoknya lihat aja yang mana paling mirip sama Bu Ariana. Namanya kalau gak salah Jerka, jurusan teknik pertambangan. Omong-omong kita ke sini mau cari siapa pengedar narkobanya, kenapa lo malah cari tau anaknya?" "Ikutin aja cara main gue, nanti lo tau sendiri jawabannya." Kiara tersenyum simpul dan berjalan meninggalkan Hugo yang masih tidak mengerti. "Jangan bilang lo suka sama dia?" teriak Hugo. "Kiara." Hugo memukul bibinya sendiri. "Eh, maksud gue Naomi tungguin!" Kiara dan Hugo berpisah di perbatasan gedung, Hugo berjalan ke area fakultas teknik sedangkan Kiara masuk ke fakultas ekonomi sesuai perintah Mike. **** Tidak ada hal mencurigakan ataupun spesial dari yang Kiara rasakan hari ini, dia hanya bertemu dengan dua orang gadis usil yang mengajaknya masuk ke dalam lingkaran pertemanan mereka. Katanya mereka tertarik dengan gaya Kiara yang santai dan juga tampak berani. Kiara mengembuskan napas kasar kala sadar bahwa gadis bernama Karen dan Gianna itu masih mengikutinya yang berjalan ke arah kantin sedari tadi. Langkah kakinya dihentikan, dia menemukan kedua gadis itu yang sedang berakting seolah membicarakan sesuatu hal yang menarik. Tanpa ragu Kiara mendekati mereka berdua. "Gue tau kalau kalian sengaja ikutin gue, tapi maaf banget gue sama sekali gak mau masuk ke dalam lingkaran pertemanan kalian. Gue gak mau punya banyak teman di sini, karena waktu gue juga cuma empat bulanan." Gadis yang lebih tinggi dengan rambut panjang itu melipat tangan di bawah d**a. "Gak usah sok oke lo kalau di sini, masih baik kita berdua sukarela ajakin lo gabung tapi malah ditolak begini. Kalau gak masuk circle kita, gue yakin kehidupan kampus lo di sini akan sangat jauh dari kata menyenangkan." Gianna tersenyum licik mendengarkan penjelasan Karen barusan. "Semoga aja lo gak pernah menyesali keputusan lo hari ini." Gianna menepuk bahu Kiara beberapa kali. "Bye, cewek sok keren." Kedua gadis yang terlihat mencurigakan itu masuk ke dalam kantin dan meninggalkan Kiara yang masih mematung dan sulit mencerna kata-kata barusan. Kiara menyandarkan tubuhnya ke dinding, dia tidak boleh lemot dalam kondisi seperti sekarang. Kiara mulai memejamkan matanya dan mencoba fokus mencerna situasi. Baru beberapa menit memejamkan matanya, seseorang menjentikan jari-jarinya di depan wajah Kiara. "Kenapa?" tanya Kiara sembari menatap cowok yang terbilang sangat rupawan ini. "Jangan melamun di sini, gue dengar-dengar ada penunggunya." Hanya kata itu yang diucapkan, cowok itu melangkah masuk ke kantin. Kiara juga ikut masuk karena dia perlu makan siang supaya bisa lebih semangat menyelidiki rahasia kelam yang tersimpan di kawasan kampus elit ini. Kiara masuk ke dalam kantin tepat di belakang cowok yang baru saja mengajaknya berbicara tadi. "Jerka."  Kiara menatap Gianna yang melambaikan tangannya ke arah pintu kantin. Mata Kiara melotot saat cowok tadi berjalan mendekat ke arah meja yang sudah diisi oleh dua orang cowok dan dua orang cewek. Jadi, cowok tadi ialah Jerka Leonardo Pradipta?

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Troublemaker Secret Agent

read
59.0K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.1K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.7K
bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

Desahan Sang Biduan

read
54.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook