Kekalutan

848 Kata
Pagi ini Dani berdandan rapi mengenakan kemeja biru bersama celana panjang warna hitam disertakan dasi bercorak kotak-kotak berwarna senada dengan warna kaos yang dipakai. Dia melihat penampilan diri nya di cermin. 'Memuaskan sekali, kenapa mood aku bisa jadi sebagus ini?' batinnya. Dani tersenyum mengingatkan semula kejadian semalam. Dani sengaja mengindahkan panggilan Aulia semalam, dia masih belum puas melepaskan lelah dan mencari ketenangan di dalam pelukan hangat itu. Setelah di rasakan Aulia tertidur Dani membaringkan tubuhnya dan tubuh Aulia disofa merapikan pelukan mereka supaya mereka berada dalam keadaan yang selesa. Kedudukan mereka masih sama iaitu Dani memeluk Aulia dari belakangnya, tanpa dia sedari dia turut tertidur bersama Aulia malam itu. Pada paginya Dani terjaga lebih awal berbanding Aulia, ternyata posisi tidur Aulia sudah berubah menghadapnya, dia mengamati setiap inti wajah Aulia tanpa sedar bibirnya telah bercantum dengan bibir manis Aulia. Rasa manisnya yang memabukkan dia menghisap dan mengecapi bibir itu perlahan tanpa ingin mengusik ketenangan sang gadis. Apabila menyedari pergerakkan Aulia Dani kembali pura-pura tidur. Padahal dengan jelas dia bisa melihat bagaimana wajah Aulia yang kaget ketika terbangun. Dia hanya mampu tersenyum setelah Aulia bangun meninggalkannya sendirian di sofa. Dani turun ke dapur dengan wajah ceria, dari jauh dia bisa menghidu nasi goreng yang digoreng oleh Aulia. " Pagi Na, pagi Au. Udah siap sarapannya? Dari jauh udah bau ni." Dani menarik kerusi di sudut meja bersebelahan dengan Aulia dan Nina. " Pagi Om. wahh kacak begini kayak.mau pergi kencan bukan ke kantor. Apa pacar Om satu kantor?" Nina yang baru selesai menuangkan air ke dalam cawan Dani meneruskan sarapannya. " Ya enggak la. Om ini tiap-tiap hari tampan begini. Kamu aja ngak lihat." sesakali Dani meliriknya matanya ke arah Aulia sedari tadi Aulia hanya menyelesaikan sarapannya tanpa mengeluarkan suaranya. " Masa sih, Om ngak mungkin tampan dari ulung. Pacar aku tuh lagi tampan." Melihat kedua bapak dan keponakan ini sibuk bercanda Aulia mempercepatkan makannya dan ingin segera beredar dari meja makan itu. Pikiranya tidak bisa lenyap dari kejadian semalam. Pipinya merona merah mengingatkan berapa dekatnya mereka semalam sehingga Aulia dapat merasa hembusan nafas Dani membuat jantung nya berdegup kencang. " Dimata kamu itu cuma ada pacar kamu makanya Om kamu ini dilihat ngak tampan. ehh Aulia kamu mau kemana nanti kita berangkat bareng." Melihat Aulia yang seperti ingin beredar ke ruang tamu membuat Dani cuba mencegahnya. " Iya Om. Aku cuma nunggu di sofa." Aulia mematikan hasratnya untuk berangkat sendiri. Pagi ini dia sudah bertanya kepada Nina bagaimana untuk memesan ojek online. Kejadian semalam membuatkan dia tidak kuat untuk berduaan dengan Dani tapi Dani malah membatalkan niatnya seolah-olah seperti tidak ada apa yang terjadi antara mereka semalam. " Ehh bukannya kamu bilang mau naik ojek aja harini? Emangnya kamu ngak ngasih tau sama Om Dani?" Nina kehairanan soalnya pagi-pagi lagi Aulia sudah memberitahunya ingin berangkat sendiri ke kantor. " Aulia udah ngasih tau tapi Om ngak izinin. Pokoknya Aulia harus berangkat bareng Om. Aku harap kamu ngak lupakan ucapanku semalam Aulia." Dani dengan cepat memotong ucapan Aulia ketika dia sudah membuka mulutnya untuk berbicara. " Iya Om. Aku lupa kalo Om ngak izinin." Aulia hanya mampu mengikuti langkah kaki Dani menuju ke kereta nya. ' lelaki yang satu ini kenapa bikin aku ngak tenang. Mau dihindar malah ngak diizinkan.' batinnya. Nina yang dari tadi dapat merasakan seperti ada sesuatu yang aneh sama Aulia dan Omnya. Ia harap itu adalah satu point positif untuk hubungan mereka berdua. Jika salah satu dari mereka sudah saling cinta itu akan memudahkan kerja Nina untuk menjodohkan mereka berdua. *** Aulia masuk dalam kereta dengan wajah cemberut, dia menyandarkan kepala di cermin tingkap sebelah kiri nya. Dia malas untuk melihat wajah Dani. Berhadapan langsung dengan nya membuat hati Aulia tak keruan. " Aulia.." panggil Dani membuatkan Aulia mematikan lamunannya dan melihat ke arah Dani. Tiba-tiba saja Dani mendekatkan posisinya dan sekarang wajah mereka sangat dekat, Aulia bisa merasakan hembusan nafas Dani di wajahnya. Hati Aulia jadi gelabah dan dia mula menolak badan Dani menjauh darinya tapi Dani terlebih dulu menjauhkan wajahnya sambil tersenyum manis kepada nya. " Kamu kenapa mengelamun terus, sampaikan sabok pengaman ngak dipakai. Aku ngak mau kamu mati di dalam kereta ku." ' Ahh malu bangat kenapa aku bisa mikir yang Om Dani mau mencium bibirku padahal dia cuma ingin menarik sabuk pengaman. Bikin malu aja sampai-sampai aku hampir saja mendorong tubuhnya.' Aulia cuma menormalkan kadar degupan jantungnya dan menatap ke arah Dani. " Maaf aku lupa, aku ngak mikirin apa-apa kok." Aulia kembali melihat ke arah cermin keretanya sementara Dani telah memandu kereta menyusuri jalan raya. Seperti biasa tiada bicara sehingga Aulia tiba di kantornya. " Kerja yang bagus ya. Jangan mikirin aku terus aku tau aku tampan" Dani tersenyum mengucapkan kalimat itu. Dia melambaikan tangannya dan meninggalkan Aulia dalam keadaan terkejut. Wajah Aulia terus merona merah, degub jantung nya mula memainkan irama yang sama setiap kali dia berhadapan dengan Dani. " Kenapa sih dari semalam kayaknya dia termakan semut makanya menggoda gue terus. Aku ngak bisa jatuh cinta samanya." Aulia berjalan meninggalkan perkarangan lobi menuju ke tempat kerja nya. Memikirkan hal mengenai dia dan Dani bisa membuatkan hatinya kacau.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN