Sily dengan wajah sumringahnya membuka plastik yang berisi paket nasi dan ayam super pedas yang ia beli dari restoran yang akhir-akhir ini sedang viral. Saking antusiasnya ia sampai lupa seseorang masih terabaikan diujung telepon. "Asik, ya, makanannya datang, aku dilupain." Sily menepuk dahinya. Ia bahkan lupa berterima kasih dan membiarkan panggilan itu masih tersambung. "Eh, iya, maaf. Abis Sily laper pake banget, jadi lupa kalo masih nelepon Baro. Omong-omong, makasih udah dibayarin. Besok Sily ganti uangnya." "Gak usah. Anggap aja aku lagi traktir kamu." "Eh, seriusan? Wah, Baro baik banget, deh. Sily merasa jadi gagal jadi kaya Ibu peri." "Kamu itu bukan Ibu peri, tapi kamu tuan putrinya." Sily melahap ayamnya, lalu tersenyum. "Karena Baro udah nolongin Sily, jadi hari ini Baro

