PART 19

1123 Kata
PART19   Author pov Setelah pulang dari rumah Surya,Miko melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah club malam di Jakarta baru kali ini dalam hidupnya masuk ke tempat nista itu . Ia butuh hiburan , kata orang jika datang ke club malam bisa meringankan beban pikiran. Miko memesan sebotol Vodka , mungkin minuman itu yang bisa diterima oleh lidahnya . Pasalnya Vodka hanya mengandung sedikit alkohol . Ketika minuman itu datang , ia langsung meminumnya dengan sekali teguk . Terasa pahit di tenggorokannya , namun memberi efek nyaman bagi kepalanya yang terasa tertumpu beban yang sangat berat dengan masalah yang menimpanya. Perusahaan yang ia rintis dari bawah , sebagian besar bukan miliknya . Saham telah dikuasai oleh anak tirinya -Adam , ternyata anak itu tidak bercanda dengan ucapannya waktu itu . Miko mengedarkan pandangannya menyusuri club itu ,irama musik yang kencang cukup memekakan telinga nya . Pandangan Miko jatuh pada seorang wanita tak asing baginya , wanita itu sedang meliuk-liukkan tubuhnya mengikuti alunan musik yang menghentak . Miko semakin memicingkan matanya , memastikan bahwa yang ia lihat benar Yasmin istrinya. Tanpa pikir panjang , Miko turun dari kursi lalu melangkah cepat ke arah Yasmin yang sedang asik berjoget. Ditariknya tangan Yasmin ketika Miko telah berada tepat di belakang wanita itu , kemudian ia menarik Yasmin menjauh dari kerumunan orang di sana . "Lepas !" Pekik Yasmin . Miko tak bergeming , ia membawa Yasmin keluar dari club itu . Mata Miko memerah , campuran antara rasa marah dan efek Vodka yang sepertinya tak cocok dengan tubuhnya. "Ini ! Ini yang kamu lakukan setiap hari Yasmin ? Kamu tinggalin anakmu di rumah sendirian? Melalaikan kewajibanmu sebagai seorang istri HAH !" Ucap Miko marah . Miko menjelajahi tubuh Yasmin dengan matanya , pandangannya tertuju pada perut Yasmin yang mulai membuncit . "Kamu ! Kamu hamil Yasmin !" "Seperti yang kau lihat." Ucap Yasmin enteng . Yasmin hanya menatapnya santai , kedua tangannya terlipat di depan d**a menantang Miko . Miko mencengkeram erat kedua bahu Yasmin."Katakan siapa yang menghamilimu!" Yasmin menyentakkan tangan Miko. "Yang pasti bukan pria lemah syahwat sepertimu ! " Tubuh Miko terdorong ke belakang saat Yasmin mendorong dadanya. "Kamu pikir wanita mana yang tahan tanpa disentuh ? Wanita mana yang tahan suaminya selalu memikirkan mantan istrinya!" Teriak Yasmin , ia menunjuk-nunjuk d**a Miko dengan jari telunjuknya. "Semua karna ulahmu sendiri Yasmin ! Kamu lalai dengan anakmu , lalai melayaniku !" Bentak Miko . Keduanya saling mencari pembenaran atas kesalahan masing-masing , mencoba untuk membela diri . "Terus apa mau mu sekarang!" Tantang Yasmin . Miko mengepalkan kedua tangannya , menahan emosi agar tak melampiaskannya kepada Yasmin . "CERAI ! AKU MAU CERAI ! AKU TALAK TIGA KAMU HARI INI !" teriak Miko tepat diwajah Yasmin . Tak ada kesedihan bagi Yasmin , ia senang bisa berpisah dengan Miko . "Baiklah . Pergi dari sini." Usir Yasmin . "Oke , segera ku urus perceraian kita di pengadilan!" Miko pergi meninggalkan club itu , ia masuk ke dalam mobil dengan membanting pintu mobil dengan keras untuk meluapkan amarahnya . Selama bertahun-tahun ia telah dikhianati oleh istrinya , bahkan Yasmin tengah mengandung entah anak siapa . Perusahaan kacau , rumah tangga nya pun ikut hancur . Selama ini ia bertahan hanya untuk Marsya , putrinya . Miko harus segera pulang , mengemasi barang-barang Yasmin yang berserakan di rumahnya . Karena mulai hari ini , Yasmin bukanlah istrinya lagi . Dengan tergesa ,Miko memasuki rumahnya. Ia menuju kamar Yasmin , membawa beberapa trash bag untuk membungkus barang Yasmin. Miko mengeluarkan satu persatu pakaian Yasmin , berikut dengan koleksi tas dan sepatu mahal milik Yasmin . Miko tak menyangka , tagihan di kantornya membludak gara-gara Yasmin sering membeli barang mewah tak berguna itu. Marsya mendekati kamar maminya yang terbuka , berharap yang di dalam adalah wanita yang selama ini ia rindukan . "Mama pulang ?" teriak Marsya di ambang pintu . Ia mengernyit ketika yang ditemui justru papanya , ia mendapati Miko tengah memasukkan salah satu tas kesayangan Yasmin dengan asal ke dalam kantong sampah yang ia bawa tadi . "Pa , kenapa barang mami dimasukin semua ?" Tanya Marsya . "Mulai sekarang dan seterusnya , mamimu tak lagi tinggal di sini. " Ucap Miko . "Kenapa Pa ?" Marsya memandangi lemari yang telah bersih tak satu bajupun yang tersisa , Miko menghentikan kegiatannya lalu duduk di samping putrinya . "Papa dan Mama udah cerai secara agama , jadi papa kemasin semua kepunyaan Mamamu. " ucap Miko memberi pengertian. Marsya sempat shock mendengar bahwa papa dan mamanya telah berpisah , tapi ini memang yang terbaik buat mereka berdua. Marsya tak sedih sama sekali , ia juga tak mau melihat mereka saling menyakiti satu sama lain lebih baik kedua orang tuanya bercerai. "Semoga ini yang terbaik buat Mama dan papa." Ucap Marsya sendu ,  Miko memeluk Marsya seolah memberi tahu bahwa semuanya akan baik-baik saja. Mulai hari ini,  Miko berjanji akan menjadi ayah yang baik bagi putrinya itu. Semua barang Yasmin telah terbungkus ,  Miko meminta satpam untuk membawa semua itu ke halaman depan rumahnya.  Biar saja nanti diambil oleh Yasmin , atau biarkan saja barang-barang itu dibersihkan oleh petugas kebersihan. _____ Di rumah Surya setelah bangun pagi biasanya Denis akan berjalan-jalan santai di sekitar taman belakang rumah opanya , tapi tidak untuk hari ini . Denis masih meringkuk di dalam selimutnya , badannya terasa panas . Ia terus mengigau , memanggil nama Adam berulang kali . Maya yang belum melihat cucunya keluar dari kamar , menghampiri kamar Denis untuk memastikan anak itu baik-baik saja. "Mas ... mas Adam." Lirih Denis . "Mas.." Maya mendekati ranjang Denis , disibakkannya selimut tebal yang menutupi tubuh Denis . Peluh bercucuran di sekujur tubuhnya , Maya meletakkan punggung tangannya di kening Denis untuk mengecek suhu badan Denis . "Astaga!" Maya kaget , betapa panasnya kening Denis . Perasaan semalam Denis masih sehat , apa mungkin masuk angin karena AC di kamar itu terlalu dingin ? Maya segera menelpon dokter keluarganya , memberi penanganan yang tepat untuk Denis . Tak berapa lama , dokter itu sampai di rumah Surya dan langsung memeriksa kondisi Denis . Tak ada yang perlu dikhawatirkan , Denis hanya sedang rindu pada seseorang. Ia terus saja menyebut nama Adam , bisa jadi Adam lah yang akan menjadi obat bagi kesembuhan Denis . Maya memberi tahu kepada Surya , ia meminta suaminya itu mencari alamat Adam . Surya berpikir sejenak ke mana ia akan mencari Adam yang telah lama tak pernah ia tahu keberadaannya , Surya teringat keponakan Milka lalu menelpon Mama tiri dari Adam itu . "Bagaimana Pa ?" tanya Maya . "Papa sudah tahu alamatnya , biarkan Denis istirahat dulu Ma. " Ucap Surya . Maya mengangguk , ia kembali masuk ke dalam kamar Denis untuk menemani Denis .   ******
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN