PART 18
Denis pov
Setelah beberapa hari yang lalu terapi , aku mulai lancar berjalan menggunakan tongkat tidak lagi seperti kemarin hanya bisa duduk di atas kursi roda .
Langkah demi langkah aku mencobanya , aku yakin aku pasti bisa .
Dokter bilang jika kemauanku besar , maka cepat sembuh pula kakiku ini .
Oma dan Opa tersenyum melihatku yang mulai lincah berjalan dengan tongkat kruk , aku berjalan keluar dari kamar melangkah ke ruang tamu di mana oma dan Opa tengah duduk di sana .
Satu langkah,dua langkah , akhirnya aku sampai di tempat mereka .
Oma memelukku , mencium kedua pipiku .
"Selamat sayang." ucapnya riang melihat kemajuanku .
"Makasih Oma."
Aku senang sekali tinggal di rumah ini , Oma dan Opa sangat menyayangiku .
Aku duduk di tengah-tengah mereka , tiba-tiba dari arah pintu depan aku mendengar teriakan .
"Glen ma , Glen pa. " Ucapnya dengan suara cadel khas anak kecil .
Kami menoleh ke arahnya , ada sepasang orang dewasa juga seorang bocah laki-laki.
Aku mengernyit bingung ,sudah beberapa hari aku tinggal di sini baru kali ini aku melihat mereka.
Oma dan Opa belum pernah cerita tentang mereka , akupun tak pernah bertanya macam-macam.
Bocal kecil tadi menghampiri kami , mencium tangan Oma dan Opa bergantian .
Bocah yang sopan batinku .
Ia menatap ke arahku , aku ngeri dengan tatapannya yang seakan ingin menjadikanku korban kejahilannya.
Andai saja kakiku baik-baik saja , tentu dia yang akan jadi korban keusilanku terlebih dahulu .
"Ma , ini Denis ya ?" tanya seorang wanita yang kulihat tadi .
Dia langsung memelukku , menciumku ,membuat lipstik merah darah di bibirnya tercetak jelas di pipiku .
Agresif sekali Tante ini , sudah seperti Tante girang saja .
Bocah kecil tadi melotot kepadaku, suatu alarm memintaku untuk tidak dekat-dekat dengan wanita yang kini tengah memelukku .
"Lepas mom !" Rengeknya , dia menarik ujung dress yang dikenakan mommynya .
"Iya iya Al,"
Aku menghela napas lega , Untung saja si Tante segera melepaskan pelukannya.
"Kenalin , aku Tante Decha. Adiknya kak Miko , dan itu Tora , nah kalau ini Aldi anak kami , panggil saja Al" ucapnya mengenalkan diri sambil menunjuk satu persatu anggota keluarganya.
Ternyata dia adik daddy , yang tak lain adalah tanteku sendiri.
"Al , Salim dulu sama kak Denis. " Tutur Tante Decha kepada Aldi , anaknya .
"Hai kak Phenis , namaku Al."
What ??? Dia salah memanggil namaku ! Geramku dalam hati .
Sialnya Oma ,Opa , Tante Decha dan suaminya tertawa mendengar Aldi salah menyebut namaku .
"Denis , bukan Phenis Al." Ralat Om Tora .
"Cama aja kan pa ?"
"Beda , kamu gak boleh panggil kak p***s lagi ya. Kak Denis , oke ?"
Aldi mengangguk , lalu membulatkan jari telunjuk dan jempolnya membuat tanda OK .
"Salim dulu sama kakak, " Aldi mengangguk .
Dia tersenyum ke arahku , senyum devil ku rasa .
Aldi mendekatiku , lalu yang ia lakukan membuatku meringis kesakitan.
Ingin rasanya aku menangis kencang , Aldi dengan sengaja menginjak kaki kananku yang masih digips .
Rasanya amat sangat ngilu , seperti kakiku akan copot dari tulangnya.
Oma teriak histeris , Opa segera membaringkanku lalu menyelonjorkan kakiku di sofa .
Aldi tengah dijewer oleh Tante Decha , sialnya dia sama sekali tidak menangis.
Ku kira ia akan menangis jika dijewer ibunya , seperti kebanyakan anak seusianya.
Perlahan nyeri kakiku mereda , tak perlu dibawa ke rumah sakit pikirku .
Aku tertidur saat tak lagi merasakan sakit di kakiku , entah apalagi yang akan bocah lakukan nanti .
_____
Tante Decha beserta keluarganya menginap di rumah ini , aku harus siaga jika Aldi tiba-tiba menginjak kakiku seperti tadi siang .
Lebih baik aku menghabiskan waktu di kamar , takutnya nanti yang dilakukan Aldi lebih parah lagi .
Tante Decha masuk ke dalam kamarku "boleh aku masuk ?"
Aku memutar bola mataku malas , dia bahkan kini sudah duduk di ranjangku .
"Kak Feli apa kabar?" Tanyanya .
"Kelihatannya baik, " jawabku asal , aku saja belum tahu kabar mami sekarang.
Pandangan tante Decha menerawang , seolah dia tengah membayangkan sesuatu "Aku kangen kak Feli." Ucapnya.
Aku tak tahu sedekat apa hubungannya dengan mami dulu , secara mami kakak ipar tante Decha .
"Kenapa kamu bisa sampai ke sini ? Yang aku tahu , kak Feli sudah menutup akses hubungan keluarga kami dengannya."
Aku sempat terkejut , mami melakukan semua itu ?
Aku harus cari lebih banyak lagi apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu mami dan daddy , tinggal di sini memberi satu keuntungan untukku agar bisa mencari tahu semuanya.
"Aku yang ikut daddy ke sini Tante , daddy berjanji untuk mengurusku. " Ucapku .
"Lalu ke mana Abang ?" Tanyanya .
Aku mengedikkan bahu, aku sendiri tak tahu daddy ke mana .
Yang aku tahu , setelah pulang dari rumah sakit Daddy nampak kesal seakan menahan emosi .
Daddy juga belum terlihat dua hari ini , mungkin banyak yang harus ia kerjakan . Atau memang sengaja menjauhiku ? Aku tak tahu , yang terpenting aku nyaman di sini .
"Mommyyyy," teriak Aldi dari luar kamarku .
Oh Tuhan , setan kecil itu mau apalagi?
Aku mengamankan kakiku saat Aldi naik ke ranjang , ia tersenyum tanpa dosa kepadaku .
Berikan aku keselamatan ya Allah , aamiin .batinku
"Maaf ya kak Denis , tadi Al gak sengaja. " Ucapnya polos.
Gemas sekali lihat wajahnya , namun aku tak mau terlena dengan kepolosan bocah berusia 4 tahun itu .
"Iya , kak Denis maafin."
Aldi tiba-tiba memelukku , membuat aku yang belum siap terbaring ke atas kasur .
"Al , jangan kayak gitu lagi !" Kata Tante Decha menasehati anaknya .
"Maaf mommy."
Aku bisa memaklumi sifat Aldi , bagaimanapun dia masih anak-anak.
Bagiku tak lama untuk bisa dekat dengan Aldi , kini kami bisa tertawa bersama-sama melihat tingkah lucu Aldi .
Rasanya aku ingin punya adik , segera ku tepis pikiran itu . Mami saja tidak bersuami , mana mungkin aku punya adik .
Saat kami sedang bersenda gurau , daddy ternyata sudah ada di ambang pintu kamarku .
Aldi memanggilnya masuk , daddy berjalan ke arah kami dengan malas .
Wajahnya nampak kusut pakaiannya berantakan , seperti banyak masalah .
Dia duduk di samping tante Decha , ku dengar ia menghela napas berat.
"Kenapa Bang ?"
"Masalah kantor. " Jawab daddy .
"Cerita lah."
Kedekatan tante Decha dan daddy membuat daddy dengan lancar bercerita , aku dan Aldi hanya menguping pembicaraan mereka.
"70% saham perusahaan terjual , aku tak pernah menjual saham sebesar itu . Investor menjual sahamnya pada satu orang , perusahaanku terancam berpindah tangan jika pembelian saham itu terus meningkat."
Tante Decha membulatkan matanya tak percaya. "Kenapa bisa begitu ? Siapa yang melakukannya Bang ?"
"Seorang anak yang dulu pernah aku besarkan , aku rawat dengan kasih sayangku. Dia yang membeli semua saham itu , dan parahnya aku sama sekali tidak tahu jika sahamku telah terjual sebanyak itu." Ucap daddy sedih .
Mata daddy berkaca-kaca ."Aku tak menyangka ia melakukan ini padaku "
Tante Decha berusaha menenangkan , ia mengusap lembut lengan daddy. "Yang sabar Bang , aku yakin pasti ada orang dalam yang bekerja sama dengannya."
Daddy mengangguk , ia kembali menghela napas beratnya "Satu keuntungan dari semua itu , ia tak membeli atas namanya. Tapi atas nama Denis , anakku. Jika perusahaan itu berpindah tangan , aku tak menyesal . Toh nantinya Denis yang akan menjalankannya. "
Hei , kenapa namaku disebut ?
"Sepertinya kamu harus pensiun dini kak , anakmu sudah besar . Setelah lulus nanti , biarkan dia yang mengurus perusahaanmu itu, " ucap tante Decha.
Daddy hanya tersenyum getir , ku rasa bukan karena perusahaannya namun karena ia kecewa dengan seseorang itu .
Seorang anak yang pernah daddy besarkan , siapa dia ?
Mungkinkah mas Adam ? Buat apa mas Adam melakukan semua itu ?