PART 18

1307 Kata
PART 18 Denis pov   Setelah beberapa hari yang lalu terapi , aku mulai lancar berjalan menggunakan tongkat tidak lagi seperti kemarin hanya bisa duduk di atas kursi roda . Langkah demi langkah aku mencobanya , aku yakin aku pasti bisa . Dokter bilang jika kemauanku besar , maka cepat sembuh pula kakiku ini . Oma dan Opa tersenyum melihatku yang mulai lincah berjalan dengan tongkat kruk , aku berjalan keluar dari kamar melangkah ke ruang tamu di mana oma dan Opa tengah duduk di sana . Satu langkah,dua langkah , akhirnya aku sampai di tempat mereka . Oma memelukku , mencium kedua pipiku . "Selamat sayang." ucapnya riang melihat kemajuanku . "Makasih Oma." Aku senang sekali tinggal di rumah ini , Oma dan Opa sangat menyayangiku . Aku duduk di tengah-tengah mereka , tiba-tiba dari arah pintu depan aku mendengar teriakan . "Glen ma , Glen pa. " Ucapnya dengan suara cadel khas anak kecil . Kami menoleh ke arahnya , ada sepasang orang dewasa juga seorang bocah laki-laki. Aku mengernyit bingung ,sudah beberapa hari aku tinggal di sini baru kali ini aku melihat mereka. Oma dan Opa belum pernah cerita tentang mereka , akupun tak pernah bertanya macam-macam. Bocal kecil tadi menghampiri kami , mencium tangan Oma dan Opa bergantian . Bocah yang sopan batinku . Ia menatap ke arahku , aku ngeri dengan tatapannya yang seakan ingin menjadikanku korban kejahilannya. Andai saja kakiku baik-baik saja , tentu dia yang akan jadi korban keusilanku terlebih dahulu . "Ma , ini Denis ya ?" tanya seorang wanita yang kulihat tadi . Dia langsung memelukku , menciumku ,membuat lipstik merah darah di bibirnya tercetak jelas di pipiku . Agresif sekali Tante ini , sudah seperti Tante girang saja . Bocah kecil tadi melotot kepadaku, suatu alarm memintaku untuk tidak dekat-dekat dengan wanita yang kini tengah memelukku . "Lepas mom !" Rengeknya , dia menarik ujung dress yang dikenakan mommynya . "Iya iya Al," Aku menghela napas lega , Untung saja si Tante segera melepaskan pelukannya. "Kenalin , aku Tante Decha. Adiknya kak Miko , dan itu Tora , nah kalau ini Aldi anak kami , panggil saja Al" ucapnya mengenalkan diri sambil menunjuk satu persatu anggota keluarganya. Ternyata dia adik daddy , yang tak lain adalah tanteku sendiri. "Al , Salim dulu sama kak Denis. " Tutur Tante Decha kepada Aldi , anaknya . "Hai kak Phenis , namaku Al." What ??? Dia salah memanggil namaku ! Geramku dalam hati . Sialnya Oma ,Opa , Tante Decha dan suaminya tertawa mendengar Aldi salah menyebut namaku . "Denis , bukan Phenis Al." Ralat Om Tora . "Cama aja kan pa ?" "Beda , kamu gak boleh panggil kak p***s lagi ya.  Kak Denis , oke ?" Aldi mengangguk , lalu membulatkan jari telunjuk dan jempolnya membuat tanda OK . "Salim dulu sama kakak, " Aldi mengangguk . Dia tersenyum ke arahku , senyum devil ku rasa . Aldi mendekatiku , lalu yang ia lakukan membuatku meringis kesakitan. Ingin rasanya aku menangis kencang , Aldi dengan sengaja menginjak kaki kananku yang masih digips . Rasanya amat sangat ngilu , seperti kakiku akan copot dari tulangnya. Oma teriak histeris , Opa segera membaringkanku lalu menyelonjorkan kakiku di sofa . Aldi tengah dijewer oleh Tante Decha , sialnya dia sama sekali tidak menangis. Ku kira ia akan menangis jika dijewer ibunya , seperti kebanyakan anak seusianya. Perlahan nyeri kakiku mereda , tak perlu dibawa ke rumah sakit pikirku . Aku tertidur saat tak lagi merasakan sakit di kakiku , entah apalagi yang akan bocah lakukan nanti . _____ Tante Decha beserta keluarganya menginap di rumah ini , aku harus siaga jika Aldi tiba-tiba menginjak kakiku seperti tadi siang . Lebih baik aku menghabiskan waktu di kamar , takutnya nanti yang dilakukan Aldi lebih parah lagi . Tante Decha masuk ke dalam kamarku "boleh aku masuk ?" Aku memutar bola mataku malas , dia bahkan kini sudah duduk di ranjangku . "Kak Feli apa kabar?" Tanyanya . "Kelihatannya baik, " jawabku asal , aku saja belum tahu kabar mami sekarang. Pandangan tante Decha menerawang , seolah dia tengah membayangkan sesuatu "Aku kangen kak Feli." Ucapnya. Aku tak tahu sedekat apa hubungannya dengan mami dulu , secara mami kakak ipar tante Decha . "Kenapa kamu bisa sampai ke sini ? Yang aku tahu , kak Feli sudah menutup akses hubungan keluarga kami dengannya." Aku sempat terkejut , mami melakukan semua itu ? Aku harus cari lebih banyak lagi apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu mami dan daddy , tinggal di sini memberi satu keuntungan untukku agar bisa mencari tahu semuanya. "Aku yang ikut daddy ke sini Tante , daddy berjanji untuk mengurusku. " Ucapku . "Lalu ke mana Abang ?" Tanyanya . Aku mengedikkan bahu, aku sendiri tak tahu daddy ke mana . Yang aku tahu , setelah pulang dari rumah sakit Daddy nampak kesal seakan menahan emosi . Daddy juga belum terlihat dua hari ini , mungkin banyak yang harus ia kerjakan . Atau memang sengaja menjauhiku ? Aku tak tahu , yang terpenting aku nyaman di sini . "Mommyyyy," teriak Aldi dari luar kamarku . Oh Tuhan , setan kecil itu mau apalagi? Aku mengamankan kakiku saat Aldi naik ke ranjang , ia tersenyum tanpa dosa kepadaku . Berikan aku keselamatan ya Allah , aamiin .batinku "Maaf ya kak Denis , tadi Al gak sengaja. " Ucapnya polos. Gemas sekali lihat wajahnya , namun aku tak mau terlena dengan kepolosan bocah berusia 4 tahun itu . "Iya , kak Denis maafin." Aldi tiba-tiba memelukku , membuat aku yang belum siap terbaring ke atas kasur . "Al , jangan kayak gitu lagi !" Kata Tante Decha menasehati anaknya . "Maaf mommy." Aku bisa memaklumi sifat Aldi , bagaimanapun dia masih anak-anak. Bagiku tak lama untuk bisa dekat dengan Aldi , kini kami bisa tertawa bersama-sama melihat tingkah lucu Aldi . Rasanya aku ingin punya adik , segera ku tepis pikiran itu . Mami saja tidak bersuami , mana mungkin aku punya adik . Saat kami sedang bersenda gurau , daddy ternyata sudah ada di ambang pintu kamarku . Aldi memanggilnya masuk , daddy berjalan ke arah kami dengan malas . Wajahnya nampak kusut pakaiannya berantakan , seperti  banyak masalah . Dia duduk di samping tante Decha , ku dengar ia menghela napas berat. "Kenapa Bang ?" "Masalah kantor. " Jawab daddy . "Cerita lah." Kedekatan tante Decha dan daddy membuat daddy dengan lancar bercerita , aku dan Aldi hanya menguping pembicaraan mereka. "70% saham perusahaan terjual , aku tak pernah menjual saham sebesar itu . Investor menjual sahamnya pada satu orang , perusahaanku terancam berpindah tangan jika pembelian saham itu terus meningkat." Tante Decha membulatkan matanya tak percaya. "Kenapa bisa begitu ? Siapa yang melakukannya Bang ?" "Seorang anak yang dulu pernah aku besarkan , aku rawat dengan kasih sayangku. Dia yang membeli semua saham itu , dan parahnya aku sama sekali tidak tahu jika sahamku telah terjual sebanyak itu." Ucap daddy sedih . Mata daddy berkaca-kaca ."Aku tak menyangka ia melakukan ini padaku " Tante Decha berusaha menenangkan , ia mengusap lembut lengan daddy. "Yang sabar Bang , aku yakin pasti ada orang dalam yang bekerja sama dengannya." Daddy mengangguk , ia kembali menghela napas beratnya "Satu keuntungan dari semua itu , ia tak membeli atas namanya.  Tapi atas nama Denis , anakku. Jika perusahaan itu berpindah tangan , aku tak menyesal . Toh nantinya Denis yang akan menjalankannya. " Hei , kenapa namaku disebut ? "Sepertinya kamu harus pensiun dini kak , anakmu sudah besar . Setelah lulus nanti , biarkan dia yang mengurus perusahaanmu itu, " ucap tante Decha. Daddy hanya tersenyum getir , ku rasa bukan karena perusahaannya namun karena ia kecewa dengan seseorang itu . Seorang anak yang pernah daddy besarkan , siapa dia ? Mungkinkah mas Adam ? Buat apa mas Adam melakukan semua itu ?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN