GARIS DUA

1732 Kata
Selama David dan Kayla menikmati bulan madu haram nya di Negeri Matador yaitu Spanyol, Arabella merasakan suatu hal yang tak biasa di dalam tubuhnya. Ia sering mual muntah, pusing, sering buang air kecil, lebih cepat lelah, sensitif terhadap bau, hilangnya nafsu makan, dan suasana hati yang mudah berubah. Semua gejala itu membuat Arabella untuk saat ini jarang membantu ibunya di dapur. Tok! Tok! Tok! Arabella yang sedang tidur berbalut bed cover yang tebal itu terbangun ketika mendengar suara pintunya ada yang mengetuk. "Hmm, siapa?" teriak Arabella lemas. "Ini mama, mama boleh masuk ndak?" Tanya ibu Arabella dari balik pintu. "Masuk Ma! pintunya tidak di kunci" sahut Arabella. Ibu Arabella perlahan-lahan memasuki kamar putrinya sambil membawa nampan yang berisi sarapan untuk putrinya itu. "Ini mama bawakan makanan untukmu, kamu makan ya?! agar sakitmu gak bertambah parah" pinta sang ibu yang khawatir akan keadaan putrinya. Arabella menerima nampan yang di bawa oleh ibunya dan menggangguk. "Baik Ma, aku akan menghabiskan apapun yang di bawa langsung oleh tangan lembutmu Ma" Rayu Arabella sambil tersenyum Ibu Arabella membalas senyuman Arabella dengan tatapan penuh kasih. Perlahan-lahan Arabella membuka tutup mangkok yang berisi bubur ayam spesial buatan ibunya. Tiba-tiba ada rasa mual yang tak bisa di tahan ketika aroma bubur ayam yang begitu nikmat itu melintas di indra penciumannya. "Kamu kenapa, Bel?" Ibu Arabella terlihat panik. Tanpa menjawab sepatah katapun Arabella langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi di dalam perutnya. Setelah puas memuntahkan semuanya, Arabella keluar dari kamar mandi dengan lemas. Ibu Arabella setia menunggu di depan kamar mandi dengan cemas. "Apa kita perlu ke dokter?" tanya ibunya. Arabella menggelengkan kepala. "Gak perlu, Ma. Mungkin cuma masuk angin. Aku mau istirahat aja, Ma. Nanti kalau udah agak mendingan aku bakal ambil makan sendiri di dapur" Arabella melangkahkan kakinya dengan sisa tenaga yang ia punya. "Tunggu, Bel!" Ibu Arabella menghentikan langkah kaki anaknya itu dan memberikan 1 barang tipis dan kecil bertuliskan 'Alat Uji Tes Kehamilan' "Apa ini Ma?" Arabella masih bertanya meski ia tahu tulisan yang terpajang sangat jelas di bungkusnya. "Ada baiknya kamu tes kehamilan dulu, Sayang! Semua gejalamu mengarah kesana jadi untuk jaga-jaga, Mama membeli alat ini kemarin di apotik ketika pulang dari kondangan sama Ayah" Ungkap Ibu Arabella. "Aku takut, Ma! Aku takut kecewa seperti sebelumnya" Arabella menatap sedih. Arabella sudah sangat menginginkan momongan dari awal pernikahannya dan selalu berakhir sedih ketika harus menerima hasil tespack garis satu. Sehingga untuk kali ini dia masih takut dan ragu untuk tes kembali karena takut kecewa seperti bulan-bulan sebelumnya. "Kamu udah telat haid berapa lama, Bel?" "Gak tau Ma, yang jelas aku sering telat tapi tetep aja aku gak hamil" Jawabnya sedikit kesal. "Cobalah lagi Sayang untuk kali ini! Siapa tau ini rejekimu sebelum terlambat janin itu butuh vitamin kalau memang beneran hamil" Desak Ibu Arabella. Akhirnya, Arabella kalah dan menuruti desakan ibu tercintanya. Dengan penuh harapan dan keraguan yang bertumpuk menjadi satu, Arabella melangkahkan kaki untuk menuju kamar mandi kembali. Tiba-tiba wajah dengan seribuk harapan dan keraguan itu berubah menjadi tatapan bahagia kala melihat hasil alat uji tes kehamilan kali ini. "Maaaa!!!!" teriak Arabella mengejutkan seisi rumah ketika keluar dari kamar mandi. "Ada apa, Bel? Ada apa, hm?" tanya Ibu Arabella dengan tatapan penuh kepanikan. "Aku hamil, Ma! Ini garisnya ada dua" Tutur Arabella sambil senyum bahagia, ada linangan air mata haru mengalir di pelupuk matanya. Sang ibu pun tak kalah bahagianya melihat putrinya bahagia apalagi ia akan menimang seorang cucu. Arabella dan ibunya segera pergi ke bidan untuk memeriksakan kandungan Arabella yang masih seumur jagung agar mengetahui keadaan janin yang selama ini di tunggu-tunggu itu dan segera mendapatkan vitamin supaya janin itu tumbuh dan berkembang dengan sehat. "Karena masih terlalu sangat muda, kami belum bisa meraba dan memastikan kondisinya, maka dari itu besok pagi kami rujuk Ibu Arabella untuk menemui Dokter Spesialis Kandungan di Rumah Sakit untuk melakukan tindakan USG agar perkembangan dan posisi janin lebih jelas terlihat" terang salah satu bidan yang memeriksa kondisi dan perut Arabella barusan. "Terimakasih, Bu bidan" "Oh ini saya bawakan beberapa vitamin agar bisa segera di konsumsi seperti vitamin B-6 untuk mengurangi mual dan muntahnya Ibu, dan ini asam folat untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan janin" terang Bu bidan itu berbicara secara jelas. "Ngomong-ngomong si ayah kemana,Bu? Ini kan kehamilan pertama biasanya si ayah loh yang antusias" Tanya Bu Bidan basa-basi melihay Arabella hanya di antar ibunya bukan suaminya. "Oh, itu?!" Arabella tersenyum. "Ayahnya belum tau, Bu bidan. Ayahnya masih ada tugas di Jakarta" Arabella tak sabar dengan kedatangan David, ia ingin sekali memberitahukan soal ke hamilannya kepada suami tercintanya yang akan kembali lusa. Besok pagi terpaksa ia harus menemui dokter kandungan seorang diri karena ibunya juga sedang ada jadwal arisan. Keesokan harinya, di Rumah Sakit. Arabella melihat antrian yang cukup panjang memenuhi ruang tunggu bagian Dokter Spesialis Kandungan. Dia tak menyangka kalau Dokter itu memiliki banyak pasien yang memilihnya. 'DR. Aldo Mochtar.SPOG' Arabella mengernyitkan keningnya seperti tak asing dengan nama itu. 'Mungkin namanya aja yang pasaran' tangkisnya dalam hati. "Mbak mau priksa hamil?" Tegur seorang ibu-ibu yang perutnya sudah terlihat membesar kepada Arabella. Arabella mengangguk. "Sendirian, Mbak?" "Iyah, Bu. Suamiku masih di Jakarta" "Atas rekomendasi siapa, Mbak priksa di Dokter Aldo?" Tanya ibu-ibu itu kepo. "Aku di rujuk sama bidan di kampungku, Bu" Jawab Arabella sekenanya. "Oalah, Bagus loh, Mbak! kalau Mbak di rujuk kesini soalnya Dokter Aldo itu idolanya para emak-emak. Selain telaten, sabar, baik, dia itu masih muda, single, dan ganteng banget Mbak. Apalagi dia murah senyum di tambah ada lesung di pipinya. Gak jarang loh, ada ibu hamil kesini cuma ngidam pengen nyentuh pipinya Dokter Aldo katanya biar anaknya ada lesung pipinya juga" Ibu-ibu itu bercerita dengan penuh semangat dan mata yang berbinar. Arabella hanya tersenyum dan mengiyakan. Malah justru jika memang benar seperti itu, ia ingin sekali pindah dokter karena merasa tak nyaman. Tapi, apalah daya dia sudah menunggu selama 1 jam lebih dan tinggal beberapa orang lagi sebelum dirinya. Setelah menunggu selama 2 jam, akhirnya kini giliran Arabella untuk masuk. Di ruangan sudah ada seorang perawat yang menyambut kedatangannya, dan untuk membantunya. Dokter muda itu masih fokus di depan komputernya, tak lama ia berdiri menyapa Arabella. "Selamat pagi, Bu! Loh?!" Aldo terkejut melihat pasiennya kali ini. "Aldo?!"Arabella juga sama terkerjudnya. "Kamu Arabella dari SMKN 100 kan?" Tanya Aldo mempertegas ingatannya. Arabella mengangguk dan senyum terpancar dari wajah manis Arabella. "Kalau gak salah, kamu kan dulu jurusan manajemen bisnis dan kamu sama Amel juga terpilih dapat beasiswa kuliah di Swiss. Lah, kenapa kamu berakhir di sini? Sungguh sangat berlawanan" Tanya Arabella begitu antusias saat bertemu dengan teman seangkatannya waktu sekolah dulu. Meski lain jurusan dan kelas, Arabella dan Aldo cukup saling mengenal karena Aldo merupakan Ketua Osis di jamannya sekolah dulu. Terlebih Aldo dan kekasihnya yang bernama Amel selalu menduduki rangking teratas di sekolah. "Begitulah hidup, Bel. Kadang semua tak berjalan dengan sesuai keinginan kita. Mari aku periksa dulu kehamilanmu!" Alat USG yang ada di tangan suster berseluncur lihai di atas perut Arabella, Aldo dengan serius menatap fokus ke arah layar hitam yang besar. "Semuanya bagus, Bel. Kehamilanmu sudah berumur 8 minggu. Nanti aku resepkan beberapa vitamin dan obat untukmu" Aldo menjelaskan dengan rinci kondisi kehamilan Arabella saat ini. "Baik, Aldo. Makasih banyak, ya!" "Bel, habis ini jamku habis. Cuma tinggal 2 pasien aja. Kalau kamu gak keberatan nunggu aku…" "Iya Aku akan menunggumu sekalian kita reoni hehehehe" Jawab Arabella sigap bahkan sebelum Aldo menyelesaikan kata-katanya. Arabella memilih menunggu Aldo di kafe yang berada tepat di Lobby Rumah Sakit dan tak butuh waktu lama Aldo menyelesaikan pekerjaannya dan langsung menghampiri Arabella. "Udah pesen minum, Bel?" Tanya Aldo. "Udah nih!" Aldo melirik minuman di depannya. "Ha? Kopi? siapa bilang ibu hamil boleh minum kopi?" Aldo meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Lah, emang gak boleh, ya?" ucap Arabella dengan polosnya. "Emang sih gak ada larangan yang pasti tapi khusus semua pasienku pokoknya di larang minum kopi karena kafein di dalam kopi gak baik buat janin yang ada di dalam kandungan" Omel Aldo. Arabella langsung menyingkirkan kopi itu dan beralih ke s**u Almond. "Eh, gimana kamu masih sama David kan?" "Yaiyalah, ini udah dapet hasil" Arabella melirik perutnya sendiri. "Aku seneng dengernya, gitu nikah gak undang-undang" "iya aku cuma ngundang anak 1 jurusan aja kok" Jelas Arabella sambil mengaduk-aduk s**u Almond berwarna merah muda itu lalu menyedotnya. "Kamu sendiri sama Amel gimana?" "Aku sama Amel gak jodoh, Bel. Amel udah nikah sama seseorang yang di cintainya dan kini hidup bahagia" Aldo tersenyum. "Iya sih, aku denger kabar kalau kalian putus di sekolah. Aku pikir itu hoax, loh. Masak selama di Swiss kalian gak CLBK sih" Aldo menggeleng-gelengkan kepala. "Oh, ya! kamu kok berakhir jadi spesialis kandungan sih?" "Oh, itu. Nanti aja aku ceritain di buku Not My Wedding Dress season 2" Aldo meminum kopi yang barusan ia pesan. "Baiklah, aku jadi gak sabar menunggu buku itu realis karena banyak hal yang bikin aku penasaran" Jawab Arabella antusias. "Ngomong-ngomong David kemana kok kamu periksa sendiri?" "Dia lagi ada urusan bisnis di Jakarta, Al" Aldo adalah sosok secondlead dalam novel Not My Wedding Dress by Ria Nurita yang realis di aplikasi n*****e. ***** Hari ini adalah hari kedatangan David dan Kayla dari Spanyol. Arabella sangat tak sabar ingin segera memberitahukan kepada suaminya tentang kehamilannya. 'Aku bingung harus ngasih tau gimana ke David, lewat kejutan atau ngasih tau gitu aja?' gumam Arabella bingung sendiri. Akhirnya ia lebih memilih meletakkan hasil USGnya di sela-sela dokumen David yang ada di rumah. Setelah itu Arabella segera membantu ibu memasak di dapur untuk menyambut 2 serigala berbulu domba itu. Dengan wajah bersinar Arabella menyambut kedatangan suaminya dan memeluknya. David dan Kayla memilih mandi terlebih dahulu sebelum makan malam di ruang makan Setelah itu mereka makan bersama keluarga. "Mas! tadi ada orang kesini nganter ini" Arabella menyodorkan dokumen tebal yang sudah terselip hasil USG. "katanya ini perlu di tanda tangani!" David merasa sedikit heran karena tak mungkin ada karyawan ke rumah mengingat semua karyawannya sudah di larang untuk berinteraksi dengan keluarganya selama ia libur. Perlahan David membuka dokumen itu dan ia menemukan sebuah kertas hitam kecil yang di d******i warna hitam itu. "Apa ini?" Tanya David sambil mengangkat kertas itu dari tempatnya. "Itu David junior, Mas!" "Kamu hamil, Bell?" Mata David berkaca-kaca. Semua orang bahagia menyambut kehamilan Arabella, kecuali Kayla yang saat ini ada di antara bahagia dan cemburu. BERSAMBUNG...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN