bc

Rintik

book_age16+
187
IKUTI
1K
BACA
dark
love-triangle
time-travel
fated
friends to lovers
dominant
drama
sweet
humorous
school
like
intro-logo
Uraian

Rintik tak pernah mengetahui jika akan ada banyak kenangan saat ia memasuki dunia jurnalistik. Diawali dengan curhatan sahabatnya Naya dan permintaan sahabatnya untuk menyetujui Dava menjadi anggota dokumentasi di tim jurnalistik, di situlah awal kisahnya dimulai.

Rintik tak pernah tahu jika takdir akan mempermainkannya seperti ini, mengenali Dava membuatnya terlibat hubungan friendzone, perasaannya tak bisa dikendalikan. Ia sudah benar-benar jatuh pada seorang pria bernama lengkap Dava Danaraja.

Namun sialnya Dava bukanlah tipe good boy yang dengan mudahnya jadian dengan Rintik, Dava adalah salah satu pria playboy kelas kakap yang Rintik kenal. Jadian sana sini adalah hobi dari seorang Dava.

Kedekatan Dava dan Rintik justru membuat Rintik merasa seperti kambing hitam. Hal apakah yang membuat Rintik merasa demikian? Lalu apa yang terjadi juga dengan mereka? Penasaran? Jangan lupa dibaca ya!

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Curhatan Naya
Tik tik tik. Detik jam terus bergerak dan berdetak. Malam semakin pekat, hawa dingin pun semakin melekat. Seseorang gadis menarik tirai jendela sebuah ruangan, menampakkan gelapnya malam. Dengan ditemani cahaya bulan dan bintang, ruangan ini terlihat semakin remang. Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri yang sudah dilapisi sweater. Tempat yang gadis itu singgahi termasuk tempat yang terlalu menyenangkan. Tempat yang menjadi segala kisah akan dimulai dan diselesaikan. Tempat yang menumbuhkan jati diri seorang gadis dengan sweater pinknya. Gadis yang sedang duduk di sofa dekat tirai jendela itu sedang menutup matanya, mendengar alunan musik klasik yang membuatnya lebih tenang. Rintik Ranayla Carisha, gadis yang memasuki usia lima belas tahun, dan sedang menduduki bangku kelas sepuluh itu terkenal dengan gadis anggun yang sangat menawan, membuat seluruh pria di sekolah SMA Insan Muria menatapnya takjub. Rintik, panggilan gadis dengan surai cokelat dan manik cokelat kayu serta pipi tirus membuat dirinya menjadi dambaan para kaum adam. Tak hanya itu, Rintik adalah definisi cantik di sekolah sebagai termegah di Jakarta. "Rintik!" panggil seseorang dari belakang sambil menepuk bahu Rintik. "Eh lo, Nay. Gue pikir siapa," jawab Rintik sambil menepis tangan sosok yang ia panggil 'Nay' dari bahunya. Nayara Senja Ranatasya, sosok sahabat Rintik. Gadis periang yang sangat cerewet. Ranaya cantik, sangat cantik. Surai cokelat dengan manik biru serta bibir ranum pink menandakan ia bukan asli keturunan Indonesia, ada darah barat yang mengalir di tubuh gadis tersebut. "Lo tau gak si, Rin? Gue tuh udah deket sama Dava, bentar lagi pasti gue jadian sama dia. Dia tuh anaknya ganteng banget, dia juga suka sama fotografi loh, Rin. Lo lagi butuh seksi dokumentasi buat tim jurnalistik, kan? Apa perlu gue bantu supaya Dava mau gabung?" Naya langsung mencerocos curhat kepada Rintik. Naya memang cantik, sangat cantik, tak heran banyak pria yang menjadi most wanted di SMA Insan Muria dekat dengan Naya. "Apa sih, Nay? Lo gak perlu sampai segitunya lah. Kalau lo emang mau deket sama cowok ya udah deketin aja, tapi jangan dibawa ke tim jurnalistik, gue gak mau tim gue kacau hanya karena masalah percintaan lo sama cowok lo, gue gak mau tim yang udah gue bangun lama dengan mudahnya hancur hanya karena masalah sepele. Di sini gue tuh cuma nyari yang benar-benar berbakat dan benar-benar berminat di tim jurnalistik, bukan yang cuma bisanya main-main apalagi numpang pacaran." Rintik memang selalu membenci Naya saat Naya merekomendasikan beberapa cowok yang sedang dekat dengannya untuk memasuki tim jurnalistik, seolah tim jurnalistik hanyalah ajang mereka pacaran. Rintik tak suka itu, baginya kerja keras yang selama ini ia bangun harus benar-benar sempurna. Baginya, semua yang ia lakukan harus benar-benar perfect dan sempurna. "Lo gak mau ketemu sama Dava dulu gitu, Rin? Dia tuh berbakat dan minat masuk jurnalistik loh, kita bukan cuma numpang pacaran atau gimana," bujuk Naya yang sama sekali tak mau kalah. Naya memanglah gadis keras kepala. Semua keinginan Naya harus ia dapatkan secara sempurna. Naya tak pernah mau kalah apalagi mengalah, terlebih kalah dengan seorang Rintik. Rintik menyenderkan kepalanya di sofa, ia menghela napas panjang dan langsung melepaskan headset yang sejak tadi terpasang di telinganya. Gadis itu langsung berjalan menuju kursi jabatannya dan langsung menyalakan laptop silver miliknya. "Rin, gue mohon banget ya? Tolong banget pertimbangkan ini, siapa tau tim jurnalistik jadi lebih oke setelah Dava masuk." Masih sama, Naya masih melakukan hal yang sama, membujuk Rintik supaya Dava, cowok yang sedang dekat dengannya masuk ke tim jurnalistik. Rintik langsung memutar bola matanya jengah. Gadis itu lebih memilih menarikan jari jemarinya secara luwes di atas keyboard untuk mencurahkan isi hatinya. Saat ini ada rasa sakit yang mengganjal di hati Rintik, semua ini berasal dari lagu klasik yang selalu membawanya ke masa lalu. "Rin," rengek Naya yang mulai jengah karena tidak mendapatkan jawaban apapun dari Rintik. "Gue udah pertimbangkan semuanya. Tim jurnalistik akan tetap oke walaupun gak ada siapapun. Gue masih ada di tim jurnalistik, jadi sampai kapanpun gue berada di sini, tim jurnalistik akan tetap oke. Gue bisa merangkap semua pekerjaan sekaligus." Selalu seperti itu, itu juga yang membuat Naya sedikit tidak suka dengan Rintik. Rintik itu seperti orang anti sosial yang menganggap dirinya sendiri bisa mengerjakan apapun, bahkan tanpa bantuan siapapun. Rintik itu menganggap dirinya bisa menyelesaikan segalanya sendiri, padahal tidak ada yang sempurna di dunia ini, semuanya membutuhkan orang lain. Rintik semakin mempercepat gerakan jarinya yang mengetik di atas keyboard, tak jarang gadis itu menyesap coklat panas dan mencomot kentang goreng kesukaannya. "Lo gak bisa selamanya gini, Rin. Lo gak bisa selamanya anggap kalau diri lo bisa semuanya, lo gak bisa anti sosial dan gak membutuhkan orang lain, di luaran sana banyak yang minat masuk jurnalistik, tapi apa yang lo lakuin? Lo selalu anggap mereka itu sampah yang gak bisa apa-apa. It's okay, lo emang pinter, lo cantik, lo juara kelas, lo berbakat menjadi seorang penulis, lo bahkan udah kerja di berbagai penerbit, tapi kalau untuk urus organisasi seperti jurnalistik gue anggap lo cemen, lo anti sosial, lo gak bisa anggap orang lain ada. Lo itu egois, Rin." Naya sudah puas mencurahkan semua isi hatinya kepada Rintik. Selama ini memang Naya memilih diam supaya Rintik lebih introspeksi diri dan memperbaiki kesalahannya, namun semuanya salah. Rintik tidak pernah mau introspeksi diri karena Rintik terlalu sempurna. Rintik bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Jadi untuk apa gadis bernama Rintik itu membutuhkan orang lain? Rintik yang mendengar curahan Naya pun langsung memberhentikan jarinya. Gadis itu nampak sedikit berpikir tentang apa yang gadis itu dengar. Sepertinya Naya benar, sepertinya memang Rintik kurang introspeksi diri dan selalu menganggap dirinya sendiri paling hebat, sepertinya memang Rintik egois. "Gue akan pertimbangkan semuanya. Makasih kritik lo, gue jadi semakin introspeksi diri kalau gue banyak kurangnya," ucap Rintik yang mulai menerima kritikan Naya. Naya langsung menepuk pundak Rintik. "Bukan banyak kurangnya, Rin. Lo itu nyaris sempurna, cuma kalau lo gak terbuka dan anti sosial, gue takut banyak yang benci sama lo. Gue takut banyak yang gak suka sama lo karena sifat lo yang menganggap diri lo segalanya." Rintik paham sekarang, mengapa Pak Budi menganggapnya sangat lemah dalam bidang memimpin, pasti karena ini sebabnya. Karena Rintik terlalu anti sosial dan terlalu menganggap dirinya sempurna, oleh karena itu Rintik tak membutuhkan siapapun.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

GARKA 2

read
6.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.9K
bc

TERNODA

read
198.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook