Bab 2

517 Kata
Lisa mengemudikan mobilnya menuju kerumah Maya, “May.. udah rapih belum? Gw udah deket nih.. awas aja kalau belum gw tinggal loe..!” pesan diterima. “Iya nya.. udah rapih nih, buruan gih tancep gas..” pesan terkirim. 15 menit kemudian Lisapun sampai, tin tin.. “Iya bentar Lis.. kaos kaki gw ketinggalan..” “Kebiasaan loe, udah buruan telat nih..” Maya setengah berlari masuk kedalam mobil honda jazz itu sembari memakai kaos kakinya di dalam mobil, “Lis.. pinjem tugas loe dong..” “Hm.. kebiasaan banget sih loe, ngapain aja sih semalam? Pacaran..?” Lisa berdecak kesal dengan tingkah laku sahabatnya. “Hehehe.. tau aja loe.. mana sini buruan..” “Ambil di tas..” 45 menit kemudian mereka berdua sampai di kampus, fakultas sastra tempatnya belajar menimba ilmu. “Lis.. nih.. makasih ya..” Lisa mengangguk, “Hm...” Bel masukpun berbunyi, hari ini fakultas mereka kedatangan dosen baru. Desas desus gosip mengabarkan bahwa dosen baru ini oarangnya sangat tampan, tapi juga dingin. Tidak suka wanita dan tidak menerima toleransi keterlambatan apapun yang terjadi. Semua mahasiswa dan mahsiswi di fakultas itu sedang ramai membahas gosip tersebut. “Ehem..!” terdengar suara deheman yang lumayan nyaring, semua terdiam dan terpukau memandagi wajah dosen baru itu. “Gila gangteng banget.. udah punya istri belum ya..?” bisik Adriana pada Maya. “Oh.. jadi dosen di sini ya..” gw kerjain aja loe sekalian, hehehe.. “Selamat pagi semuanya.. nama saya Brian Andromeda Kusuma dosen baru di fakultas ini, salam kenal semuanya..” Para mahasiswi itu terpukau dengan ketampanannya, masing-masing dari mereka melontarkan pertanyaan, “Pak Brian udah punya pacar belum..?” “Iya pak.. udah punya istri belum..?” Mereka semua berdebar menanti jawaban Brian, “Tidak punya..” kemudian ia tersenyum. Senyuman itu mampu membius lawan jenisnya. Cih.. iyalah.. cewek mana yang mau sama loe, dasar cowok jelek.. Umpat Maya di dalam hati. Brian melebarkan pandangannya menyapu seisi ruangan itu, di pojok kanan atas pandangannya terhenti, “kamu...” telunjuknya mengarah pada Maya. Semua mata menatapnya, “Saya..?” imbuh Maya dengan santai sembari memangku dagu. “Iya.. kamu... maju kedepan..” ucap Brian sedikit jutek yang masih kesal dengan insiden memalukan saat di tribun penonton basket. “Gak mau.. bapak aja yang kesini..” elak Maya. Brian terkejut mendengarnya, “Kamu tidak tahu bagaimana caranya bersikap sopan terhadap dosen pengajar ya..” Maya menggeleng, “Enggak..” lagi-lagi ia bersikap nyeleneh. Melihatnya bersikap seperti itu segera Lisa mencubit pinggangnya, “Apaan sih Lis.. sakit tau..” bisiknya memelototi Lisa. Lisa menggeleng, “Sssttt... jangan gitu.. biar gimanapun dia itu dosen kita May..” Mendapat respon minus dihari pertamanya mengajar, Brian menghela nafas dan memperbaiki posisi kacamatanya, “Kamu.. keluar sekarang..!” Hah...? Maya terkejut. “Pelajaran tidak akan saya mulai sebelum mahasiswi itu keluar dari kelas saya..!” Semua mata menatap tajam kepada Maya dan membuatnya bergidik kesal, “b******k loe!” ia mengebrak meja, mengambil tasnya dan melenggang pergi meninggalkan kelas. Brian terkejut dengan sikap liarnya, warna putih matanya kini memerah menahan amarah, kedua tangannya mengepal erat, “Ini juga berlaku untuk kalian semua.. mengeti..?!” imbuhnya menatap tajam kepada mereka semua. *** Jam istirahat Lisa mencari Maya yang sedari tadi tidak menjawab telfonnya, sms juga tidak 1 pun di balas. Ya ampun May.. kemana sih loe..? Orang yang dicari malah sedang sibuk pacaran dengan juniornya di kampus. Junior yang usianya terpaut 2 tahun lebih muda dari Maya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN