Manik coklat gadis itu lekat memandangi gedung-gedung tinggi yang melukis kota metropolitan Jakarta dengan cahayanya yang semarak dan benderang mewarnai malam. Indah sekali. Seumur hidupnya, baru kali ini ia merasakan berada di tempat yang setinggi ini, di antara kemegahan gedung-gedung lain di sekelilingnya. Sejak tadi suara decak kagum terus menguar dari bibir merah ranum itu sebagai apresiasi kekagumannya. Ia bahkan tak mempedulikan udara yang mulai terasa dingin karena ia sedang berdiri di balkon Penthouse, dan dirinya yang hanya mengenakan selimut untuk menutupi tubuhnya. Bukan karena ia malas mengenakan pakaian, namun karena Gaffandra yang sedang kumat sikap jahilnya itu sama sekali tak mengijinkannya. Bahkan pria itu pun dengan curangnya menyembunyikan pakaiannya di dalam

