Tangga Sekolah

629 Kata
Adam : tunggu di tangga kelas 10 ya Adam : bentar lagi aku kesana Setelah membaca pesan dari kekasihnya, Hanin memutar langkahnya ke kelas 10 sesuai perintah Adam. Hari ini laki-laki itu ingin mengajaknya nonton film di mall dekat sekolah, katanya mumpung ekskul futsal cowok itu sedang libur. Hanin duduk di salah satu anak tangga, mengeluarkan hapenya dan memberi kabar pada Adam bahwa ia sudah sampai. Namun chat dari Hanin tidak kunjung dibaca.  Hingga sepuluh menit.. Dua puluh menit.. Tiga puluh menit sudah Hanin menunggu. Hanin semakin merengut melihat langit berubah menjadi awan abu pertanda hujan akan turun. Gak bakal jadi jalan! Batin Hanin kesal. Lalu bermenit-menit kemudian di lorong sebelah kiri, Hanin baru melihat Adam. Laki-laki itu sedang berlari kearahnya dengan tas yang disampirkan dibahu kanannya. Sampai didepannya, Adam memegang pundak Hanin sambil ngos-ngosan. "Habis dari mana sih?"  tanya Hanin sambil mengeluarkan tisu dari dalam tote bag yang ia bawa. "Dihukum Pak Hari lari keliling lapangan."  Hanin berdecak, sudah paham pasti alasan Adam dihukum juga tetap alasan itu-itu saja. Kalau tidak ketahuan merokok, pasti karena membolos pelajaran. Tangan Hanin bergerak mengelap kening dan leher Adam yang penuh keringat. Sedangkan Adam membuka tote bag Hanin untuk mencari air mineral. "Gak usah nonton, deh. Hujan gini." kata Hanin membuat Adam menoleh ke belakang, ke arah lapangan. "Oh iya udah hujan. Gak sadar." Hanin mencibir.  "Kalau ujannya udah reda, berangkat deh." rayu Adam sambil mencolek dagu Hanin membuat Hanin menepis tangan itu. Adam menaiki tangga dan duduk di atas anak tangga Hanin. Laki-laki itu mengeluarkan HPnya dari saku celana dan membuka aplikasi game. Kedua lengannya melingkar di leher Hanin yang duduk di satu anak tangga dibawahnya. Membuat Hanin bisa melihat apa yang sedang laki-laki itu lakukan dengan handphone-nya. Adam mengecup puncak kepala Hanin sekali, lalu menumpukan dagunya disana. "Ini udah jam setengah 5. Kalau ujannya gak reda sampai maghrib gimana?" "Emang kenapa?" Hanin mendongakkan kepalanya guna menatap Adam, lalu menunduk kembali. "Aku gak boleh pulang malem hari ini sama Mama." Adam melirik Hanin sebentar, kemudian mempause game-nya. "Mama kamu udah pulang?" Hanin menganggukkan kepalanya dua kali seraya tangannya mengambil handphone Adam untuk dimainkan.  "Kok kamu gak cerita?" "Lupa. Hehe." "Dih. Bisa gitu, ya." Hanin mencari kontak Mamanya di HP Adam, lalu ia mendongak pada Adam yang sedang menunduk melihatnya. Sudah pasti jika Adam menunduk sedikit lagi, maka hidung keduanya akan bertubrukan. "Apa?" tanya Adam pada Hanin yang menatapnya. "Coba kamu telpon mama aku, bilang kalau aku pulang malem soalnya mau jalan sama kamu dulu." Adam mengangguk dan merebut ponselnya dari Hanin. Mereka berdua terdiam beberapa saat hingga teleponnya diangkat oleh Mama Hanin. "Halo, Tante." sapa Adam "....." "Katanya Tante Anisa udah pulang dari Kalimantan, ya?" "....." "Iya, ini aku mau ngajak Hanin jalan dulu, Te. Soalnya beberapa minggu kedepan aku bakal sibuk ngurusin futsal. Jadi bakalan susah jalan sama dia." "....." "Hehe, iya, Te. Pasti." "....." "Oh, oke. Ini." Adam memberikan ponselnya pada Hanin sambil menggerakkan alisnya. Memberi tanda bahwa Mama Hanin ingin berbicara dengan gadis itu. Hanin mengambil handphone nya dan menghadap lurus kedepan. Ia tetap mendengarkan mamanya yang berbicara panjang di telepon ketika tangan Adam sudah melingkari lehernya dan mengecup pipinya sesaat. Namun konsentrasi Hanin terpecah saat helaan nafas Adam berada dibelakang cuping telinganya. Laki-laki itu menggigit telinga Hanin membuat Hanin menjerit pelan sambil memukul paha laki-laki itu. Demi Tuhan mereka sedang di area sekolah! Tapi Adam tidak berhenti disana. Justru ia tekun mengecupi telinganya membuat Hanin bergerak-gerak tak nyaman. Tidak bisa dibiarkan. Hanin pun mencubit paha Adam membuat laki-laki itu berjengit.  "Iya, Ma. Jam 8 udah sampe rumah." Kemudian telepon di tutup. Hanin menoleh penuh pada Adam, "Iseng banget sih!" Adam yang gemas malah menangkup kedua pipi Hanin untuk mendongak seutuhnya ke arah Adam. Lalu langsung melumat bibir Hanin padahal posisi mereka sedikit sulit untuk berciuman. Adam ada di tangga atas, sedangkan Hanin dibawah. Hanin mendorong d**a Adam agar menjauh, namun Adam hanya menjauhkan bibirnya sebentar. Laki-laki itu berbisik, "Gak ada siapa-siapa. Rileks." katanya sambil menyeringai. Hanya itu. Lalu Hanin benar-benar 100 persen terbuai oleh bibir Adam. Persetan sama orang liat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN