Hawa

798 Kata
Ini masih pukul 06.00 di hari Minggu. Namun Adam sudah menelepon Hanin untuk kesekian kali. Hanin bukan tipe morning person, jadi ia tidak berniat mengangkat panggilan dari kekasihnya tersebut. Namun gedoran pintu kamarnya ditambah suara mamanya yang berteriak memanggilnya, membuat Hanin harus turun dari tempat tidur.  "Apa sih, Ma?" tanya Hanin sambil mengucek matanya. "Bantuin Mama bikin kue. Kamu nih cewek jam segini baru bangun mau jadi apa?" Hanin memutar bola matanya, "Heleh ayam tiap hari bangun pagi-pagi juga tetep jadi ayam." jawabnya asal kemudian menyibak selimutnya dengan malas. *** Hanin sudah selesai dengan semua kerepotan dapur. Ia juga sudah mandi dan sudah mempersiapkan kue yang tadi ia buat dengan mamanya untuk diantar ke rumah Bunda. Ngomong-ngomong, Hanin hingga sekarang belum mengecek ponselnya. Jadi ia tidak tahu mengapa Adam pagi tadi meneleponnya berulang-ulang. Setelah mengambil kunci mobil di nakas meja, ia bergegas keluar rumah. Butuh waktu sekitar 10 menit untuk ke rumah sang kekasih.Seperti biasa, Hanin disambut hangat oleh Bunda. "Repot banget, nak, sampai bawain kue kesini." Hanin tersenyum tulus, "Enggak, Bunda. Tadi emang mama bikin banyak. Jadi sekalian aja aku bawa kesini." Bunda mengucapkan terima kasih dan langsung mempersilahkan Hanin untuk ke kamar Adam. Kata Bunda laki-laki itu belum keluar dari kamarnya walaupun jam sudah menunjukkan pukul setengah 10. Hanin menaruh slingbagnya di sofa kamar Adam lalu memilih duduk di tepi ranjang. "Dam," panggil Hanin seraya mengusap lembut kepala Adam, menyingkirkan poni-poni yang menutupi kening cowok itu. Adam mengangkat kepalanya sebentar sebelum menarik Hanin mendekat untuk menjadikan paha Hanin sebagai bantalnya, "Kenapa gak ngangkat telepon aku sih?" Hanin diam saja, ia malah mengusap-usap kepala Adam. Membuat sang empu malah enggan untuk bangun dari tidurnya. "Bangun! Udah siang juga." Hanin menunduk untuk memberi kecupan pada pipi Adam. Ia tersenyum dengan mata tetap terpejam. Laki-laki itu bergerak untuk bangun dari tidurnya. Adam menegakkan punggungnya, menikmati wajah kekasihnya di pagi hari begini adalah salah satu alasan mood nya akan membaik sepanjang hari. "Morning kiss." pinta Adam setelah puas menatapi Hanin. Hanin mencibir. Morning apanya, udah siang ini. Tapi tak ayal Hanin juga tetap mendekat dengan tangan kanannya yang memegang pipi Adam dan memberi kecupan pada bibir kekasihnya itu. "Mandi sana." "Emang mau kemana nyuruh aku mandi?" Hanin berdiri dari duduknya, ia mengambil selimut Adam dan mulai merapikan kasur laki-laki itu. "Ya emang harus kemana dulu baru mau mandi?" Adam menurut saja. Ia berdiri dari ranjangnya dan mencium pipi Hanin sekilas sebelum masuk ke kamar mandi. *** Hanin sedang menonton serial televisi di kamar Adam saat Adam membuka pintu kamar mandi. Bodohnya, Hanin tetap tersipu saat melihat laki-laki yang berstatus pacarnya selama 2 tahun itu hanya memakai celana pendek khas celana rumah dengan atasan yang polos, alias bertelanjang d**a. Hanin mengalihkan perhatiannya ke televisi lagi, serta menahan pipinya agar tidak semakin panas. "Pake kaos sana. Suka banget shirtless padahal udah tau ada aku." Adam terkekeh sambil mengacak-acak rambutnya yang basah, "Udah sering liat, juga." Hanin mencibir saja. Lalu kembali tidak memperdulikan laki-laki itu. Adam membuka lemarinya dan menarik salah satu kaos berwarna hitam polos dan memakainya cepat. Lalu laki-laki itu naik ke ranjang dan mendekat pada Hanin yang sedang selonjoran disana. "Geser." Hanin menurut. "Jadwal kamu ngapain hari ini?" tanya Adam pada Hanin yang sibuk memakan keripik kentang dengan tatapan fokus pada televisi. "Gak ada. Kayaknya gabut banget hari ini." Adam menoleh pada Hanin. Tangannya bergerak merapikan rambut Hanin yang sedikit berantakan. "Mau keluar sama aku?" Hanin menoleh pada Adam, lalu menyandarkan kepalanya ke bahu cowok itu yang disambut dengan lengan Adam melingkar dipundaknya. "Keluar kemana?" "Kamu mau mainnya kemana?" "Gak pengen kemana-mana sih." Mereka terdiam beberapa saat. Lalu Hanin merasakan Adam mencium pelipisnya sekali dan beralih ke puncak kepala Hanin, merasakan bau jeruk disana. "Ya udah cuddle aja seharian." kata Adam sambil cengengesan. "Ish. Maunya." jawab Hanin sambil mencubit lengan Adam. "Yang," Hanin menulikan pendengarannya karena sedang sibuk membuka i********:. "Sayang," "Yaaaang," "Hanin b***k," Hanin berdecak kecil, "Apa?" Namun Hanin tak mendengar jawaban apapun dari Adam. Ia mendongak melihat Adam. "Apa, sih?" "Mau cium." "Nanti aja." "Apa bedanya sih nanti sama sekarang?" "Karena gak ada bedanya, makanya nanti dulu." Lalu Hanin kembali fokus pada layar hapenya. Jari-jarinya bergerak lincah di atas touch screen. "Yang," "Hm?" "Cium." Hanin menegakkan punggungnya sedangkan kedua tangganya memegang kedua pipi Adam. Hanin mengecup cepat kening, lalu turun ke hidung, lalu kedua pipi Adam, lalu ke bibir. Adam tersenyum gemas. Lalu ia bergantian memegang leher Hanin dan memberi kecupan yang sama pada wajah gadis itu. "I love you." ujar Adam. Laki-laki itu memiringkan kepalanya dan perlahan mendekatkan wajah Hanin kepadanya dengan tangan berada di tengkuk Hanin. Bibirnya mengecup bibir Hanin lalu bergerak melumat atas dan bawah bergantian. Hanin membalas lumatannya. Bahkan Hanin menggigiti bibir bawah Adam saat tangannya bergerak melingkar di leher cowok itu. Namun ketika Adam mengajaknya bermain lidah, Hanin memilih menyudahi ciuman mereka. Kalau dibiarin bakalan bablas kemana-mana. Adam yang tau bahwa Hanin tidak mau diajak berlama-lama ciuman, memilih untuk menenggelamkan kepalanya ke d**a Hanin. Menghirup wangi perempuan itu sambil melingkarkan kedua lengannya di pinggang Hanin. "Bayi gede banget, sih, kamu." kata Hanin seraya mengusap kepala Adam didadanya. "Baby kamu ini." Hanin terkekeh, "Untung sayang." "Masa?" Hanin mengusap kepala Adam yang bersandar pada dadanya lalu mengecupnya, "Banget." Adam mendongakkan kepalanya. Ia tersenyum sambil menatap Hanin dalam-dalam,  "Aku juga. " "Iya, Adam. Hawa tau." ujar Hanin sambil memeletkan lidahnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN