Happy Reading.
*
Aliya terdiam menatap kosong bulan yang bersinar terang di malam hari. Wajah Aliya terlihat sendu, tentu saja ucapan putri Hwang Ye Ji terus menghantuinya. Kekhawatiran melanda Aliya dan ia tidak bisa menyembunyikan semuanya.
"Putri baik-baik saja?" Aliya menoleh mendengar pertanyaan dari Jung Soo Hyun.
"Soo Hyunie" Aliya memanggil Jung Soo Hyun dengan lirih, sontak Jung Soo Hyun langsung duduk disampingnya.
"Memikirkan perkataan putri Hwang Ye Ji?" Aliya mengangguk dan membuat Jung Soo Hyun meraih Aliya dalam pelukannya.
"Jangan fikirkan apapun. Semua itu tidak akan terjadi. Kau akan baik-baik saja" Aliya memejamkan matanya dengan erat, jelas ia takut semua akan terjadi. Aliya hanya ingin hidupnya tenang dan tidak terjadi banyak masalah. Walaupun Aliya tau jika Jimin tidak mencintai nya tapi Aliya tidak pernah berfikir kejadian sebesar ini akan menimpanya.
"Aku akan selalu berada disamping mu. Kau tenang saja" Aliya melepas pelukannya dan menatap sendu Jung Soo Hyun.
"Soo Hyunie berjanjilah jika kau akan selalu mendukungku?" Jung Soo Hyun tersenyum dan mengangguk.
"Kita kan teman?" Aliya mencoba tersenyum dan kembali memeluk Jung Soo Hyun.
"Sudahlah. Kau akan jadi Permaisuri jadi belajar lah menjadi pribadi yang kuat. Lagi pula bukanya dari dulu kau si kuat Aliya Kim?" Aliya mengangguk dan mengeratkan pelukannya.
"Arasho"
*
Aliya hanya diam saat Kang Seulgi berani masuk kedalam kamarnya dengan berani. Jelas tujuannya menemui Jimin dan Aliya tau. Jung Soo Hyun bilang jika Kang Seulgi memang menyukai Jimin dan Jimin juga sedikit memberikan balasan pada Kang Seulgi.
Aliya masih berada dikamar mandi dan saat akan keluar justru melihat Kang Seulgi yang masuk, sontak Aliya menghentikan langkahnya. Jimin masih tidur dan Aliya baru saja selesai mandi.
Aliya masih mengamati Kang Seulgi yang terlihat tersenyum melihat Jimin yang tertidur. Jelas terlihat jika Kang Seulgi sedang mencari kesempatan untuk dekat dengan Jimin.
"Putri mahkota harus menjaga pangeran mahkota dari pelayan Kang Seulgi. Dia bukan wanita yang baik" Aliya kembali teringat saat pelayan Hwang Jung Shik memperingatinya tentang bahaya Kang Seulgi, jelas perkataan pelayan Hwang Jung Shik tidak bisa diabaikan.
Baru saja tangan Kang Seulgi akan menyentuh Jimin, Aliya lebih dulu keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan pakaian khusus setelah mandi. Warna putih yang bisa dibilang tipis, sangat tipis malah.
"Pelayan Kang? Ada perlu apa anda kemari?" Kang Seulgi langsung menarik tangannya dan menatap gugup kearah Aliya.
"Tuan Putri? Anda disini?" Mendengar pertanyaan aneh Kang Seulgi, Aliya hanya menaikkan satu alisnya.
"Ini kamarku, tentu saja aku disini" jawab Aliya yang bisa dibilang sinis dan membuat Kang Seulgi semakin gugup.
"Saya~~~"
"Apa kau ada perlu dengan suamiku?" Tanya Aliya yang menekan kata siamiku.
"Ah aniya putri. Saya kemari hanya ingin~~ uhm itu, ingin mengambil beberapa pakaian pangeran yang sudah tidak terpakai. Rencananya itu akan ditaruh di gudang" Aliya tau jika Kang Seulgi hanya mencari alasan dan Aliya tidak akan tertipu dengan mudah.
"Aku tidak peduli dengan alasanmu. Perlu kau ingat jika kau harus mendapatkan ijin jika masuk kedalam kamar ini. Sekarang lebih baik kau pergi. Suamiku akan bangun sebentar lagi. Jadi jangan menganggu aktivitas kami. Kau pasti tau apa yang dilakukan pengantin baru dipagi hari kan?" ujar Aliya yang terkesan sinis dan membuat Kang Seulgi langsung berlalu.
"Hah kenapa aku terlihat seperti sedang cemburu?" Tanya Aliya lirih dan menatap dalam Jimin yang masih tertidur.
"Apa kau menyukai pelayan itu pangeran?" Tanya Aliya dalam dan berlalu untuk berganti pakaian. Kepalanya terasa pusing karena melihat Kang Seulgi pagi-pagi seperti ini.
*
Istana sedang sibuk untuk persiapan penobatan pangeran Park Jimin menjadi seorang raja. Raja Park Jung Soo sudah harus menyerahkan tahtanya karena usia pangeran Park Jimin sudah sangat pantas dan pangeran Park Jimin juga sudah punya istri. Jadi tidak ada halangan untuk menundanya.
"Apa ayah dan ibu yakin?" Tanya Jimin yang sedikit keberatan karena setelah penobatannya nanti kedua orang tuanya akan pergi ke daerah terpencil di istana untuk menghabiskan masa tuanya.
"Pangeran benar yang mulia. Apa ini tidak terlalu cepat?" Tanya Aliya sopan yang juga sedikit tidak setuju.
"Tidak Putri. Kalian harus berusaha mengurus kerajaan ini sendiri dan tenang saja kami pasti kembali" jawab Taeyeon yang tersenyum.
"Kapan ibu?" Tanya Jimin.
"Saat kerajaan ini mendapatkan pewaris dari putri mahkota" jawaban raja Park Jung Soo membuat Aliya dan Jimin bungkam.
"Kami akan kembali saat kami menjadi kakek dan nenek dan kami akan menunggunya. Dan satu lagi jika kalian ingin kami cepat kembali maka cepatlah memberikan kerajaan ini pewaris" Aliya menunduk sedangkan Jimin lebih memilih menatap luar.
"Pernikahan kalian bukan pernikahan mainan. Pernikahan ini harus berakhir dengan kematian dan tidak boleh ada kata berakhir hanya karena masalah. Ingat pesan Mendiang Kakekmu Pangerang. Dia tidak mungkin memberikan keputusan yang salah. Dia tau mana yang terbaik untuk kerajaan dan juga cucunya" ujar Taeyeon lembut.
*
Aliya dan Jimin mengantarkan Park Jung Soo dan Kim Taeyeon sampai kegerbang. Keduanya berangkat sekarang, dan Jimin serta Aliya tidak bisa menahan keduanya lebih lama lagi.
"Jaga diri ibunda baik-baik" kata Aliya lembut dan memeluk Taeyeon.
"Pasti permaisuri" jawab Taeyeon dengan senyum manis dan membalas pelukan Aliya.
"Cepatlah jadi ratu" Aliya hanya diam mendengar bisikan lembut Taeyeon dan melepaskan lembut pelukannya.
"Hati-hati dijalan" kata Aliya dan mendapat anggukan kecil dari Taeyeon.
"Ayah harap kau tidak membuat kesalahan dalam keputusan mu. Kau sudah menjadi raja dan pastikan keadilan yang menjadi pilar mu. Jangan libatkan emosi dan insting pribadi. Kau hidup bukan untuk dirimu sendiri, tapi untuk seluruh rakyat kerajaan. Ayah harap kau mengerti" Jimin mengangguk mendengar ucapan Ayahnya.
"Jaga diri ayah baik-baik" Park Jung Soo tersenyum dan memeluk Jimin.
"Pasti putraku"
*
Sejak kepergian Park Jung Soo dan Kim Taeyeon dari istana sikap Jimin pada Aliya berubah dingin. Jelas Aliya menyadari itu. Jimin lebih dekat dengan pelayan Kang Seulgi dan Aliya sedikit merasa tidak suka. Entah kenapa Aliya merasa jika Jimin tidak boleh dekat-dekat dengan wanita manapun.
Jimin memang adil memberikan keputusan pada rakyatnya tapi Jimin bersikap tidak adil pada Aliya.
"Permaisuri sendirian?" Aliya menengok samping dan menemukan Pelayan Hwang Jung Shik yang berada tidak jauh darinya.
"Seperti yang anda lihat" jawab Aliya yang kembali fokus pada bulan.
"Saya harap permaisuri sabar menghadapi sikap Raja" Aliya hanya tersenyum dan tidak membalas ucapan pelayan Hwang Jung Shik.
"Apa semua akan benar-benar terjadi?" Tanya Aliya ambigu pada pelayan Hwang Jung Shik.
"Maaf?" Aliya menengok samping dan tersenyum pada pelayan Hwang Jung Shik.
"Sepertinya Raja akan menikahi pelayan Kang Seulgi? Benarkan?" Pelayan Hwang Jung Shik terkejut mendengar pertanyaan Aliya.
"Apa yang permaisuri bicarakan?" Aliya tersenyum dan kembali menatap bulan.
"Raja mengabaikan ku dan dekat dengan pelayan. Jelas jika raja lebih suka pada pelayan dari pada aku, istrinya. Hah sudahlah. Maaf membuatmu terganggu dengan pembicaraan tidak penting ini pelayan Hwang. Ini sudah malam jadi mari tidur. Permisi" pelayan Hwang Jung Shik menatap dalam punggung Aliya yang terlihat semakin menjauh.
"Permaisuri mencintai Baginda Raja" cetus Pelayan Hwang yang seperti bisikan.
*
Aliya hanya diam melihat Jimin yang tertidur pulas. Wajah damai Jimin terlihat begitu tampan karena pancaran sinar bulan. Terlihat sangat sempurna.
Perlahan Aliya mendekatkan dirinya pada Jimin, duduk disamping Jimin yang tengah tertidur. Mendekatkan wajahnya dan mencium lembut pipi Jimin. Tangan Aliya bergerak lembut mengusap wajah Jimin.
"Apa saya salah?" Tanya Aliya lirih yang seperti bisikan angin.
"Raja menyukai Pelayan Kang dan saya tidak suka. Apa ini adalah perasaan cemburu?" Aliya memejamkan matanya sesaat dan kembali mencium Jimin tapi bibirnya.
"Maafkan saya Raja" Aliya bergerak menjauh dan berjalan kearah kamar mandi. Tepat saat pintunya tertutup Jimin membuka matanya, wajahnya terlihat kaget. Menyentuh pipi dan bibirnya yang baru saja dicium Aliya. Terasa sedikit basah dan aneh.
"Ige Mwoya?"
*
Tangan Aliya bergerak lincah menggunakan peralatan dapur. Kali ini Aliya akan memasak untuk Jimin dan Aliya berharap Jimin suka.
"Permaisuri sangat pandai memasak rupanya" Aliya tersenyum tipis sebagai balasannya dan kembali sibuk dengan masakannya.
"Kuharap Raja suka dengan masakan ini" ujar Aliya lembut dan membuat para dayang tersenyum.
"Maaf menggangu Permaisuri. Tapi Yang Mulia Raja ingin semuanya berkumpul di aula" Aliya menatap aneh seorang prajurit yang memberikan informasi pada semuanya.
"Ada apa?" Tanya Aliya yang melepaskan pisaunya.
"Saya tidak tau Permaisuri, Yang Mulia Raja hanya bilang ingin menyampaikan pengumuman pada kita semua" Aliya merasakan ada firasat buruk yang akan terjadi.
"Kita ke aula" ujar Aliya dan berjalan lebih dulu.
*
Aliya mengigit bibir bawahnya dengan kuat dengan mata yang berkaca-kaca. Menatap Jimin dengan tatapan terluka, sementara semua yang ada di aula menatap tidak percaya kearah Jimin.
Sementara Jimin mencoba untuk tidak menatap mata Aliya. Entah kenapa sejak Aliya yang menciumnya saat itu Jimin tidak bisa melihat mata bening Aliya. Jimin tidak tahan melihat sinar mata Aliya.
"Jadi Raja ingin menjadikan dia Selir?" Baru kali Aliya menunjukkan sisi tidak sopanya. Menatap kecewa kearah Jimin dan bertanya dengan begitu dingin.
"Apa anda keberatan?" Aliya tersenyum sinis dan menatap muak kearah Kang Seulgi.
"Apa hakmu berbicara kasar padaku? Kau hanya pelayan saat ini jadi jangan berani-berani berbicara tidak sopan" semuanya menatap tidak percaya kearah Aliya yang baru berteriak pada Kang Seulgi. Aliya berteriak? Ternyata sosok sabar Aliya akan hancur jika berhadapan dengan situasi seperti ini.
Reaksi Jimin tentu saja kaget dan menatap tidak percaya kearah Aliya. Baru kali ini Aliya terlihat begitu marah.
"Jangan lupakan jika saat ini kau masih jadi pelayan jadi lebih baik tutup mulutmu" desis Aliya dingin dan mengarahkan pandangannya ke arah Jimin.
"Terserah jika Yang Mulia ingin menikah lagi, jikapun Yang Mulia ingin menjadikan semua wanita disini sebagai selir maka lakukan saja. Itu hak Yang Mulia dan lain kali tidak perlu membawa semua orang untuk berkumpul. Ini sangat menyita waktu dan tidak penting. Saya permisi" Aliya berlalu dulu dan diikuti dayang Jung Soo Hyun dibelakangnya.
Sementara kepergian Aliya mampu membuat Jimin bungkam. Kenapa Jimin sepertinya tidak menginginkan kemarahan Aliya? Ada apa dengannya?
"Yang Mulia?" Jimin bahkan mengabaikan panggilan Kang Seulgi dan masih menatap pintu Aula yang baru saja dilewati oleh Aliya.
"Permaisuri kecewa dengan Yang Mulia Raja" ujar pelayan Hwang yang memperjelas semuanya dan Jimin tidak sengaja mendengarnya. Mengalihkan pandangannya pada pelayan Hwang.
"Saya permisi raja" kata pelayan Hwang yang berlalu.
"Ige Mwoya?"
Tbc.