MPL - Chapter 3

1816 Kata
                    Arik menjemput Sienna di rumahnya. Lelaki itu datang dan langsung menyalami semua anggota keluarga yang ia temui. Selain tampan, Arik juga selalu sopan dan patuh terhadap kedua orang tuanya. Bahkan jika orang tua Sienna tidak memperbolehkannya untuk pergi hari itu maka ia akan lebih memilih di rumah bersama dengan Sienna dan memesan layanan makanan dengan ojek online untuk mereka nikmati di rumah. Karna mereka berdua memiliki hobi yang sama yaitu menonton, maka Arik selalu akan merekomendasikan film yang cocok untuk mereka tonton hari itu.                 Arik dipersilahkan untuk menunggu Sienna di ruang keluarga. Sudah cukup lama lelaki itu tidak datang ke rumah Sienna karna selain mengurusi skripsinya, ia juga diminta papinya untuk belajar bisnis dengannya secara langsung. Karna papinya ingin pensiun dan menikmati kebersamaan dengan maminya. Impian mereka setelah papinya pensiun adalah keliling dunia berdua dan menikmati keindahan dan kebesaran Tuhan juga tentunya menikmati waktu bersama yang sering mereka lewatkan. “Apa kabar Rik?” tanya papa Abram, papanya Sienna yang kini sedang menyesap kopi hangat yang baru saja dibuatkan oleh mama. “Baik Om. Maaf ya, Arik mengganggu waktu Om dan Tante.” Ucap Arik pada kedua orang tua kekasihnya itu. “Ganggu apa Rik? masa iya ganggu, kami sedang santai gini masa dibilang ganggu.” Abram langsung tertawa setelah menanggapi celotehan Arik.                 Arik dan Marini ikut tertawa. Tak lama Sienna datang dan sudah membawa tas serta sepatunya yang ia jinjing di kedua tangannya. “Loh? Anak papa yang cantik ini mau ke mana?” tanya Abram menatap Sienna yang baru saja duduk di sebelah Arik dengan dress diatas lutut berwarna orange. “Mau nonton ya, Pa. Bolehkan?” tanya Sienna pada papanya yang menatap anak keduanya dengan wajah tersenyum. “Nonton? Ya boleh, tapi jangan pulang malem-malem ya Rik. Sienna ga bisa loh kena angin malam, nanti langsung masuk angin dia.” Celoteh papa Abram melemparkan candaannya kepada Sienna dan Arik. “Ihhh Papa apaan sih, iseng banget sama anaknya.” Dengus Sienna pada Abram yang kemudian mencium punggung tangan lelaki itu dan cupika-cupiki juga. “Habisnya kalo kamu ga digituin yang ada cemberut mulu.” Ucap Abram sambil melihat Sienna yang sedang cupika-cupiki dengan mamanya. “Mana ada aku cemberut.” Sienna kemudian memperlihatkan deretan giginya yang putih bersih seolah sedang tersenyum. “Hati-hati ya Sayang. Mama tunggu nanti makan malam di rumah ya.” Ucap Marini pada anak keduanya itu.                 Sienna menganggukkan kepalanya dan Arik tersenyum melihat kedekatan ibu dan anak itu. Kekasihnya itu sangat penurut dan sangat baik. Itulah sebabnya ia sangat menyayangi Sienna.     / / / / / /   “Arik!” panggil seorang gadis ketika Sienna dan Arik berjalan bersisihan sambil bergandengan tangan.                 Arik dan Sienna yang merasa namanya dipanggil langsung berhenti dan mengedarkan pandangan untuk mencari sumber suara. Tiba-tiba gadis cantik dengan tubuh yang sangat indah itu berdiri di hadapan mereka dengan menenteng kantung-kantung belanjaannya yang terlihat sangat banyak. “Arik! Ini benar kamu! astaga, long time no see Babe!” ucap gadis cantik itu sambil cupika-cupiki tanpa permisi dan tak memperdulikan keberadaan Sienna yang sedang digandeng lelaki yang disebutnya dengan sebutan ‘Babe’ itu.                 Sienna terdiam dan memperhatikan tingkah mereka berdua dan langsung melepas genggaman tangan Arik yang sedari tadi masih menggenggamnya walaupun gadis itu cupika-cupiki. “Keiza, apa kabar?” Arik langsung bertanya dengan senyuman ramahnya.   “Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja Babe.” Ucap gadis cantik nan menawan itu.                 Tubuhnya, senyumnya, bahkan setiap ucapannya sangat menawan. Tak bisa dipungkiri Arik mungkin saja membandingkan Sienna dengan gadis yang berada di depannya ini. “Oiya, kenalkan. Ini pacarku, Sienna.” Arik kemudian memperkenalkan Sienna pada Keiza. “Sienna,” “Keiza. Oh jadi ini yang namanya Sienna. Anaknya om Abram Shailendrakan?” ucap gadis itu menebak tentang Sienna.                 Sienna mengangguk sambil tersenyum. Gadis itu berusaha seramah mungkin walaupun ia tidak suka dengan Keiza saat mereka pertama kali bertemu. “Kok kamu kenal?” tanya Arik dengan wajah kebingungannya. “Iya, aku kenal. Om Abram yang memberikanku support ketika kedua orang tuaku bercerai.” Ujar gadis itu dengan mengubah raut wajahnya yang sekarang menjadi mendung. “Oh, sorry.” Ucap Arik dengan nada tidak enak. “It’s ok. Tapi aku senang, akhirnya aku bertemu dengan anak dari pengacara kondang dan baik hati. Beliau banyak sekali bercerita tentang kamu, Sienna.” Kini Keiza sudah tersenyum kembali mengingat kebaikan papa Sienna.                 Arik dan Sienna tersenyum membalas Keiza dan mengangguk pelan. “Kalau begitu, sampai ketemu nanti ya. Arik, Sienna. Aku harus pergi dulu.” Keiza kemudian melirik jam tangan rantai berwarna rose gold yang melingkar di tangannya. “Baiklah.” Jawab Sienna masih mengulas senyuman di wajahnya. “Sampaikan salamku untuk om Abram ya.” Kata Keiza setelah selesai cupika-cupiki dengan Sienna dan Arik bergantian. “Iya, nanti akan aku sampaikan.” Kata Sienna sambil melambaikan tangannya membalas Keiza.   / / / / / /   “Aku tau, kamu pasti cemburukan melihat kedekatanku tadi dengan Keiza.” Tebak Arik pada Sienna, menatap gadisnya yang kini duduk di sebelah kirinya.                 Sienna tak membalasnya. Ia hanya terdiam dan sedikit mengangguk. “Maaf ya. Aku seharusnya menceritakan padamu sejak awal.”                 Sienna menoleh pada Arik yang sedang mengenggam tangannya tanpa mau dilepas. “Keiza itu mantan tunanganku. Kedua orang tua kami menjodohkan aku dengan Keiza ketika kami masih sama-sama kecil.” Jelas Arik singkat.                 Sienna terlihat mengubah raut wajahnya. Wajahnya semakin terlihat cemburu dengan pengakuan Arik barusan. “Tapi, seperti yang kamu dengar tadi dari gadis itu. Orang tuanya bercerai. Aku juga sudah menentang perjodohan kami karna aku sudah memiliki kamu saat aku diberitahukan masalah perjodohan kami. Akhirnya, mamiku memberanikan diri untuk menolak perjodohan kami pada kedua orang tuanya dan akhirnya perjodohan kami dibatalkan. Walaupun sebenarnya Keiza mengaku jika ia mencintaiku, tapi aku sudah menolaknya.” Jelas Arik pada Sienna yang kini menatapnya. “Kamu yakin sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan Keiza?” tanya Sienna dengan nada keraguan. “Iya. Aku sungguh tidak memiliki hubungan apapun dengannya. Akupun tidak memiliki perasaan apapun padanya sejak awal. Aku hanya nyaman berteman dengannya.” Arik mengucapkannya dengan nada bersungguh-sungguh. “Tapi dia cantik Rik, masa kamu tidak tertarik padanya?” kata Sienna dengan nada tidak percaya diri. “Untuk apa cantik kalau dia tidak bisa menjaga dirinya sendiri?” tanya Arik pada Sienna. “Maksud kamu?” Sienna mengerutkan dahinya.                 Arik membisikkan sesuatu pada Sienna. Mendengar kalimat yang Arik ucapakan, Sienna membeliakkan matanya dan menatap Arik dengan wajah penuh ketidakpercayaan. “Jangan bercanda, mana mungkin?” Sienna masih menatap Arik dengan wajah ketidakpercayaannya. “Aku sangat yakin, aku tidak mungkin berbohong padamu.” Arik mengelus dagu Sienna yang terlihat lancip.   / / / / / /                   Sienna baru saja turun dari Outlander putih yang terparkir di halaman parkir gedung kampusnya. Sienna menenteng laptopnya dan tak lupa menyampirkan totebag coklat muda di bahu kirinya. Sienna juga sudah menguncir rambutnya ke atas sehingga menampilkan leher putihnya yang sangat jenjang. Gadis itu melewati beberapa mobil yang terparkir di sana. Tiba-tiba seorang lelaki bertato menyamakan langkah saat ia berjalan dan tersenyum menatap gadis yang kini sedang asik melangkah tanpa memperhatikan sekitarnya. “Pagi Sienna!” ucap lelaki bertato itu sambil mengulas senyuman di bibirnya. “Astaga! Bapa ngagetin saya aja.” Ujar Sienna sambil mengelus daadanya karna terkejut dengan sapaan pada dosen idolanya. “Lagian kamu, masih pagi udah bengong aja. Jalan sih jalan, tapi jangan sampe bengong gitu juga kali. Kalau tiba-tiba ada yang nyerempet kamu gimana?” kata Dante memperingatkan. “Ya, kalo sampe saya keserempet. Ntar juga banyak Pa yang nolongin saya.” Katanya sambil terkekeh. “Kamu tuh ya, nyepelein banget deh.” Lelaki itu geleng-geleng kepala mendengarkan kata-kata mahasiswinya. “Ya udah Pa. Saya duluan ya.” Ujar Sienna sambil berhenti melangkah di depan kelasnya. “Kamu ga inget? Inikan jam saya ngajar di kelas kamu. Ya saya juga harus masuk sini dong.” Dante malah mendahului Sienna yang masih meruntuki kebodohannya karna tidak ingat jika ini adalah jam pelajaran Dante, dosennya yang sangat tampan itu. “Sienna? Kamu masih mau berdiri di sana?” tanya Dante setelah mengucapkan sapaan kepada mahasiswa dan mahasiswinya yang sudah berada di kelas dan menunggu dirinya. “I-iya Pa. Saya masuk.” Sienna kemudian berjalan mencari bangku yang kosong untuk ia tempati.                 Ternyata Rania sudah berada di dalam kelasnya dan memberikan tanda jika ia sudah mengambilkan tempat untuk gadis cantik itu.   / / / / / /                   Arik sudah menunggu Sienna selesai kelas. Hari ini Sienna hanya ada 1 kelas di pagi hari bersama dengan Rania. Rania adalah sahabat Sienna sejak mereka masuk ke kampus itu. lelaki tampan nan menjadi idola kampus itu kini tengah berada di kantin sambil menghisap rokok yang berada di tangan kanannya. Arik jarang sekali menghisap rokok kecuali jika dirinya sedang sangat pusing atau ada masalah dengan orang tuanya.                 Sienna tiba di kantin dan melihat kekasihnya itu sedang memandang langit siang hari yang cerah. Kepalanya menengadah ke atas, sambil menghisap rokoknya. Sienna tak langsung menghampiri Arik, ia lebih memilih memperhatikan kekasihnya dari kejauhan. Ia memesan minuman untuk dibawa ke meja yang Arik tempati. “Akukan sudah bilang aku tidak suka laki-laki yang merokok. Kenapa kamu merokok?” ucap Sienna ketika baru sampai di sebelah Arik yang langsung mematikan rokoknya. “Maaf ya, Sayang.” Arik tersenyum tipis.                 Ada semburat kesedihan di wajahnya. “Bertengkar dengan papimu lagi?” Sienna kali ini mencoba untuk menebak situasi yang terjadi.                 Arik mengangguk lalu duduk di samping kekasihnya. “Aku sayang kamu, Rik.” Ucap Sienna yang langsung memeluk kekasihnya dari samping. “Aku juga sayang kamu.” Arik langsung mencium pucuk kepala Sienna.                 Wangi rambut Sienna langsung mengoar begitu saja dan masuk ke indera penciuman Arik. Arik sangat suka wangi Sienna yang begitu menenangkannya. “Sayang!” panggil Arik yang selama beberapa detik ini menikmati pelukan Sienna yang begitu menenangkan. “Kalau aku ga jadi pengacara seperti impian kita. Apa kamu masih mau menjadi istriku?” tanya Arik tiba-tiba. “Aku ga memandang pekerjaan kamu nantinya, Rik. Mau kamu jadi pengacara seperti impian kamu ataupun pengusaha seperti yang papimu selalu inginkan, aku tidak pernah merasakan keberatan. Yang penting aku mencintaimu dan kita akan selalu bersama apapun yang terjadi. Tentunya, jika kamu bisa bertanggung jawab dan selalu bekerja keras aku yakin kamu akan sukses. Aku suka lelaki perkerja keras dan bertanggung jawab. Maka jadilah lelaki seperti itu, aku pasti akan menjadi istrimu.” Sienna berusaha menenangkan Arik.                 Ini sudah pasti, Arik habis bertengkar dengan papinya yang selalu memaksakan dirinya untuk menjadi seorang pengusaha untuk mewarisi harta kekayaannya yang kata orang sih ga akan habis 10 turunannya Arik. Tapi, apapun profesi yang dijalani Arik nantinya setelah lulus, Sienna pasti akan mendukungnya. “Terima kasih.” Arik tersenyum dan sekali lagi mencium pucuk kepala gadisnya. “Ini aku belikan jus mangga kesukaanmu, siapa tau kamu akan seger setelah meminumnya.” Sienna menyodorkan segelas jus mangga yang baru saja ia beli dari counter jus yang berada di kantin itu.   / / / / / /  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN