Event Yang Ditunggu-tunggu

1325 Kata
Hadasa berjalan menjauh dari sang Nenek Peramal itu, seperti seorang tokoh utama di awal ceritanya. Angin-angin dan dedaunan pun berhembus di sekitarnya. "Hei nak." Memanggil Hadasa yang sedang berjalan dari kejauhan, sang Nenek Peramal itu sepertinya ingin menanyakan sesuatu hal padanya. Hadasa yang sedang berjalan menjauh darinya pun mendengar suaranya dan berbalik. Dengan angin-angin yang berhembus Hadasa melihat kearah nenek itu, nenek itu lalu bertanya, "Siapa namamu?" Menanyakan nama dari seorang pemuda misterius dengan situasi yang sangat keren yang sedang terjadi saat ini. Mendengar pertanyaan yang harusnya merupakan hal normal yang biasanya dilakukan orang-orang pada umumnya saat pertama kali bertemu, tapi kali ini berbeda. Ini merupakan momen dimana sang tokoh utama memperkenalkan dirinya dengan sangat keren dengan efek-efek angin disekitarnya. Dengan kantung plastik yang berada di tangan kirinya, dia lalu meletakkannya di pinggangnya. Dengan perlahan ia mengangkat tangan kanannya dan membuat simbol jempol ke atas dengan jarinya ( thumbs up ). Memegang pinggangnya dengan tangan kirinya bersama dengan kantung plastiknya, dan menunjuk dirinya dengan simbol thumbs up sambil tersenyum dengan mata kanannya yang ia kedipkan, Ia lalu berkata. "Namaku adalah Hadasa Haato! Aku percaya jika sopan dan santun itu dibutuhkan untuk mendapatkan kebahagiaan. Maka dari itu, untuk permulaan bagaimana kalau salam basa-basi dulu? Are you ready?" Memperkenalkan dirinya dengan kekuatan angin yang berhembus entah darimana asalnya, Hadasa merasa jika ini adalah awal dari petualangannya yang sangat panjang, jauh didalam dirinya ia berpikir: "Perjalananku masih akan sangat jauh, maka dari itu, akan kunikmati saja perjalanan yang sangat jauh ini". Mendengar perkenalan diri Hadasa yang sangat epik itu, sang Nenek melihat diri Hadasa yang sedang tersenyum itu. "Hadasa Haato ya? Baiklah akan kuingat nama itu." Tersenyum disaat mengatakan hal itu, nenek itu berkata jika dia mengingat nama pemuda yang baru saja ditemuinya itu. Mendengar perkataan dari nenek itu, senyuman Hadasa semakin meningkat dari 100% menjadi 120%. Masih dengan posisi yang sama, Hadasa lalu kembali mengatakan suatu hal, "Lihat saja, suatu saat nanti akan kubuat seluruh dunia mengetahui namaku!" Sumpah yang telah dibuatnya dengan dirinya sendiri, tanpa paksaan dari seseorang, benar-benar murni dari dirinya. Hadasa lalu melihat ke langit yang cerah. Padahal ini masih siang hari bolong, tapi entah kenapa dirinya merasa jika sekarang ini adalah momen yang sangat pas untuk pahlawan dilahirkan. Jika kebanyakan orang-orang dilahirkan dimalam hari, dirinya berbeda, dirinya dilahirkan pada siang hari, tentu saja untuk menjadi seorang pahlawan. Awan-awan terbelah menjadi dua, cahaya dari langit menyinari wajahnya. Dengan perlahan dirinya lalu berbalik berjalan. Melihat pemuda bernama Hadasa itu berjalan menjauh darinya, tiba-tiba pemuda itu lalu berhenti. Dengan sigap, terlihat senyuman dari seorang pemuda itu. Dirinya lalu mengangkat tangan kanannya dan berkata: "Aku pergi dulu." Seorang pemuda yang berasal dari dunia lain bersumpah akan membuat namanya dikenal oleh seluruh dunia, akankah dirinya berhasil? Seorang pemuda yang ingin menjadi seorang pahlawan di dunia lain yang entah berantah ini, ia tidak tahu masalah macam apa yang akan dihadapinya nanti, meskipun dirinya belum tahu. Hal yang bisa dilakukannya saat ini adalah bergerak maju, tidak peduli rintangan macam apa yang akan dihadapinya, maju saja, mengikuti alur maju tanpa keluar dari arus yang berjalan. Singkat cerita setelah momen epik itu, Hadasa lalu melanjutkan perjalanannya. "Aku tadi memang ingin mencari penginapan sih, tapi sepertinya aku perlu meng-explore desa ini terlebih dahulu." Begitulah pikirnya, meskipun dia belum tahu apa-apa soal dunia ini tapi yang paling penting adalah punya tujuan. Seseorang yang tidak punya tujuan nantinya pasti akan bingung untuk berbuat apa, maka dari itu orang-orang yang baca novel ini, pastikan kalian punya tujuan dalam melakukan sesuatu ya! Menaruh tangannya di dagunya, Hadasa merasa bahwa hal itu dapat membantunya untuk berpikir dalam melakukan sesuatu. Namun tiba-tiba saja saat dia sedang berjalan. Secara tidak sengaja, Hadasa menabrak seseorang yang sedang berjalan. Note: Maksudnya pundak mereka berdua itu berpapasan gitu, terus mereka berdua jatuh. Tertabrak pundak masing-masing, Hadasa dan orang yang ditabraknya pun jatuh ke tanah. Tentu saja jatuhnya kena pantat... maksudnya jatuhnya p****t duluan gitu. Orang itu sebelumnya memegang-megangi buku-buku yang lumayan banyak, tapi karena tertabrak buku-buku itu pun jatuh bersamanya. Sontak secara reflek, Hadasa pun langsung memungut buku-buku itu bersama dengan orang yang telah ditabraknya. "Maaf, aku malah menabrakmu tadi." "Tidak apa-apa kok, aku juga salah tadi." Memungut buku itu satu persatu, Hadasa melihat sampul dari buku-buku itu, buku-buku itu terlihat memiliki sampul yang sangat mirip dengan yang biasanya ada di buku-buku game fantasy. "Wah, bahkan bukunya juga sangat bernuansa fantasy." Setelah memunguti buku-buku itu, Hadasa lalu berdiri dan menyerahkannya kembali pada orang yang telah ditabraknya itu. "Nih, aku kembalikan." "Terima kasih." Menyerahkan buku-buku itu kembali, orang itu lalu berterima kasih pada Hadasa karena sudah membantunya. Setelah itu orang itu pun pergi, berjalan meninggalkan Hadasa yang berdiri diam di tempatnya. Orang itu memiliki rambut abu-abu pendek dan mata biru yang sedingin es dengan kacamata berwarna merah gelap dengan bingkai persegi, orang itu menggunakan coat berwarna abu-abu, syal panjang berwarna abu-abu lengkap dengan stocking hitam dan sepatu boots hitamnya. Ia juga membawa beberapa buku bersamanya. Hadasa lalu memperhatikan orang itu dengan kedua matanya yang melotot, jauh didalam lubuk hatinya ia berpikir: "Orang itu cwk apa cwk sih?" Comment if you understand the reference. Setelah berpapasan dengan orang yang sepertinya berkelamin cwk, Hadasa pun melanjutkan perjalanannya dan kini dia sedang berada di… "Kandangnya para hewan dan para kuda. Hmm sepertinya aku secara tidak sengaja telah menganggap kuda menjadi suatu spesies yang berbeda dari para hewan disini." Melihat-lihati hewan-hewan yang ada di desa itu, dengan kedua tangan yang berpose "Aku sedang berpikir" itu, Hadasa berpikir tentang apa yang akan dia lakukan dengan para hewan di masa depan. IYKWIM "Kuda sepertinya bagus, eh tapi bentar dulu hmmm... apa sepertinya kelinci? Iyah tapi itu tidak mungkin sih, HAH! Apa jangan-jangan ayam?!" Bergumam sendiri mengenai para hewan-hewan, Hadasa menghadap ke bawah jalan. Dirinya diam sebentar seperti sedang memikirkan sesuatu. Namun tiba-tiba dia berteriak seperti kaget akan sesuatu "HAH!" begitu kagetnya. Ia lalu mengibaskan tangannya dan membuat pose pelangi terbalik sambil berkata "Itu dia, itu dia!" mengatakan hal itu sambil tertawa dan tersenyum jahat, dia lalu kembali berkata "Aku tahu! Naga kan!" Memegang dahinya sambil tersenyum, Hadasa perlahan-lahan tertawa seperti orang yang sangat jahat. "Hahahahaha… sudah pasti itu yang akan kunaiki." ( ͡° ͜ʖ ͡°) Hadasa mengkibaskan tangannya dan dengan bibirnya dia berkata. "Itu dia! ( ͡° ͜ʖ ͡°)" "MMHUahaHAahaha…" Tapi tiba-tiba seseorang memukulnya dengan sebuah ember. "Dasar orang m***m!" Memukul Hadasa dengan sebuah ember, bibi yang ada didekatnya sepertinya sudah salah paham akan suatu hal disini. "A—apa salahku?" "Sudah jelas kau salah!" "He?" "He?" Singkat cerita Hadasa akhirnya menjelaskan apa yang sebenarnya sedang ia lakukan saat berada di dekat kandang hewan itu. Note: Sebenarnya Hadasa cuma mikir kira-kira hewan apa gitu yang bakal dinaikinya nanti, kaya kuda gitu buat dinaikin, bukan buat ( ͡° ͜ʖ ͡°). "Aduh… itu tadi lumayan sakit, kenapa melihat-lihati hewan doang bisa jadi seperti ini?" Menanyakan hal itu pada dirinya sendiri, Hadasa berjalan ke dalam g**g-g**g yang gelap yang berposisi jauh dari keramaian. Ia lalu berjalan dengan wajah kecapekan, sambil berpikir tentang hal-hal positif yang bisa membuat semangatnya bangkit saat ini. "Apa tidak ada event-event dimana tokoh utama beraksi?" Event dimana tokoh utama menyelamatkan sang heroine, atau disaat tokoh utaman melawan para preman-preman yang memalakinya, mungkin itulah yang sedang dibutuhkan Hadasa saat ini. Tapi tenang saja Hadasa, suatu event dan plot cerita pasti akan menendang dirinya suatu saat. "Abad pertengahan memang hebat, tapi kalau tidak ada event-nya sama saja bohong kan?!" Dibalik bayangan kegelapan muncul tiga orang yang sudah pasti bukanlah orang-orang npc seperti pada umumnya, benar merekalah eventnya! "Yo, apa kau ingin lewat sini?" "Padahal baru saja diomongin, emang perkataan itu adalah harimaumu dalam laut yah!" Tersenyum saat melakukan hal itu, Hadasa tahu jika plot dalam suatu event pasti akan datang kepadanya. Benar, ini adalah event dimana sang tokoh utama akan menunjukkan kekuatannya! To Be Continued
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN