Bab 1 Meminjam Uang
Dalam bangsal Kardiologi Rumah
Sakit Umum yang berafiliasi
dengan Rhevelia Medical
University,
"Apakah di sini ada anggota
keluarga dari pasien tempat tidur
nomer 13?"
seru Dokter Yang di koridor.
"Iya!" seru Li Jie sambil berlari
kecil menghampiri asal suara itu,
ketika dia melihat Doker Yang, dia
bertanya, "Dokter, bagaimana kabar ibuku?"
"Ikuti aku. Aku akan menjelaskan
lebih lanjut mengenai kondisi
ibumu," jawab Dokter Yang
dengan ekspresi datar.
Saat mereka sampai di kantornya,
Dokter Yang menutup pintu dan
menatap Li Jie. Kemudian, ia
menarik napas dalam-dalam
sebelum berkata, "Li Jie, ibumu
dalam kondisi kritis. Dia
menderita penyakit arteri koroner
yang parah. Saat ini, kedua pembuluh darahnya sudah
benar-benar tersumbat. Dia
membutuhkan operasi bypass
secepatnya."
Li Jie terkejut mendengar
kata-kata itu. "Boleh aku tahu
berapa biaya operasi ini?"
Dokter Yang ragu-ragu sejenak
sebelum akhirnya mengatakan,
"Perkiraan biaya awal sekitar dua
ratus yuan. Jika kita
menambahkan biaya untuk
pengobatan pasca operasi, itu akan menjadi 250.000 atau 260.00o
yuan.
Sesaat Li Jie mendengarnya,
wajahnya seketika menjadi pucat.
Dua ratus ribu yuan! Di mana dia
bisa mendapatkan uang sebanyak
itu?!
"Dokter, bisakah kamu mulai
melakukan operasi untuk ibuku
terlebih dahulu? Aku akan
membayarnya nanti," pinta Li Jie
dengan raut wajah memohon.
"Li Jie, aku tahu bahwa kamu
berada dalam situasi yang sulit.
Namun, aku harus mematuhi
peraturan rumah sakit. Aku
benar-benar tidak bisa
membantumu. Kamu harus segera
mulai mengumpulkan uang. Aku
harap kamu dapat segera
menyelesaikan semuanya, karena
kita tidak dapat menunda operasi
ibumu lebih lama lagi."
Li Jie tidak tahu bagaimana ia bisa
keluar dari kantor.
la tidak bisa menahan air matanya
untuk tidak menetes. Bagaimana
dia bisa mendapatkan uang
sebesar itu untuk menyelamatkan
nyawa ibunya?
"Ibu, aku akan mendapatkan dua
ratus ribu itu!" Li Jie mengepalkan
tangannya dengan erat.
Dia kembali ke rumah, dan ketika
ia melihat ibu mertuanya, Liu Lan,
yang sedang menikmati beberapa
biji bunga matahari sambil
menonton televisi dengan menyilangkan kaki, dia segera
menghampirinya dan berlutut.
Terdengar suara dentuman yang
bergema saat lututnya menyentuh
lantai.
"Ibu, para dokter memberi tahu
saya bahwa ibu saya sedang dalam
kondisi kritis, jadi sekarang saya
sangat membutuhkan uang untuk
operasinya. Bisakah Anda
meminjamkan saya dua ratus
ribu?"
"Dua ratus ribu?!"
Liu Lan langsung berdiri.
"Kamu gila atau apa?! Beraninya
kamu meminjam dua ratus ribu
dariku? Semenjak kamu menikah
dan masuk ke keluargaku, kamu
telah menghabiskan makanan dan
uang kami! Sekarang ibumu sakit,
kamu masih punya keberanian
meminjam uang padaku?! Li Jie!!
Dasar sampah tidak berguna!
Apakah kamu masih memiliki
harga diri? Aku tidak akan
mungkin meminjamkanmu uang!"
"Tetapi, kali ini aku benar-benar
sudah kehabisan akal. Anggap saja
uang dua ratus ribu itu sebagai
pinjaman. Aku pasti akan
mengembalikan uangnya!" Li Jie
memohon.
"Enyalah, dasar laki-laki tidak
berguna!" Liu Lan mendaratkan
tendangan ke tubuh Li Jie dan
meludahinya. Kemudian, dia terus
mencaci makinya dengan berkata,
"Tuhan! Bagaimana mungkin
Tuan Qin mengizinkanmu
menikahi putriku?!"
"Tolong, aku mohon...
seru Li Jie dengan suara serak.
"Pergi!"
Pada akhirnya, Li Jie keluar dari
kediaman Qin dengan putus asa.
Dulu, pada saat ibunya sedang
sakit parah, dia menyetujui
permintaan Tuan Qin untuk
menikah dan bergabung dengan
keluarganya agar bisa
mengumpulkan uang untuk
mengobati ibunya. Namun, dia
telah menghabiskan semua uang yang diberikan Tuan Qin padanya,
tetapi kondisi ibunya masih tidak
kunjung membaik.
Sekarang, ibunya membutuhkan
biaya sejumlah dua ratus ribu
untuk operasi bypass koroner,
baginya ini merupakan jumlah
uang yang sangat besar.
Dia mengeluarkan ponselnya dan
menelepon.
Segera, panggilan tersambung,
lalu, suara yang akrab terdengar.
"Hei! orang gila, ada apa?"
"Gang," ucap Li Jie dengan suara
pelan.
"Apa masalahnya?" tanya Ma
Gang.
"Bisakah kamu meminjamkanku
uang dua ratus ribu?" Li Jie ragu
sejenak sebelum akhirnya
melontarkannya.
"Dua ratus ribu?" Ma Gang
terdiam sejenak sebelum ia
melanjutkan, "Baiklah. Datanglah ke rumahku, aku akan
memberikannya padamu."
"Apakah kamu tidak ingin tahu
mengapa aku membutuhkan
uang itu?"
"Kenapa kamu mengatakan itu?
Aku tahu kepribadianmu. Karena
kamu benar-benar meminta
bantuan padaku, aku cukup yakin
ini keadaan darurat."
"Terima kasih, Gang." Ada sedikit
kesedihan di dalam suaranya.
"Jangan khawatir, Gang. Aku pasti
akan mengembalikan uangmu."
"Jangan pedulikan itu. Bukankah
kita teman? Lebih baik kamu
segera kesini."
Li Jie segera mengangguk dan
berkata, "Baik, aku akan kesana
sekarang juga."
Setelah itu, Li Jie melambaikan
tangan untuk memberhentikan
taksi, masuk kedalamnya dan
bergegas menuju ke rumabh Ma Gang.
Saat dia sampai di tempat tujuan,
dia mengetuk pintu. Ma Gang
membuka pintu dan melihat Li Jie
yang tampak pucat. "Cepat masuk
kedalam," katanya.
Li jie masuk ke dalam dan Ma
Gang segera menyerahkan kartu
ATM yang dia pegang di
tangannya kepadanya. "Ada dua
ratus ribu yuan di dalamnya.
Gunakan untuk menyelesaikan
masalahmu.
Jika kamu membutuhkan bantuan, hubungi
saja aku."
"Terima kasih." Li Jie mengangguk
dengan sungguh-sungguh.
Kemudian, dia menatap Ma Gang
dan berkata pelan, "Gang, aku
pasti akan mengembalikan
uangmu."
Ma Gang melambaikan tangannya
dan membalasnya, "Itulah
gunanya sahabat. Jadi simpanlah."
Saat Li Jie hendak membalas ucapan Ma Gang, tiba-tiba pintu
rumah terbuka. Setelah itu,
seorang wanita dengan riasan tebal
bergegas masuk dan menampar
wajah Ma Gang dengan keras.
"Beraninya kamu meminjamkan
uang kepada orang lain saat aku
sedang tidak ada?! Apa sekarang
kamu pikir kamu adalah tuan di
rumah ini?! "
Ma Gang menutupi wajahnya yang
perih akibat tamparan tadi sambil
menatap wanita itu. "Sayangku,
dia adalah sahabatku.
Bagaimana mungkin aku tidak membantunya
saat dia sedang dalam kesulitan?"
"Langkahi dulu mayatku!" kata
wanita itu marah. "Semua orang di
Kota Nalinea tahu sampah tak
berguna yang kamu sebut
sahabatmu ini tidak memiliki
pekerjaan. Bagaimana dia bisa
membayar kembali uang yang
kamu pinjamkan padanya?!"
"Sayangku," bisik Ma Gang dengan
raut wajah memohon.
"Pergilah ke neraka! Aku bekerja
keras untuk mendapatkan uang
ini. Namun, kamu berani dengan
mudahnya meminjamkan uang
kepada siapa pun yang kamu
anggap teman?!" Wanita itu sangat
kesal hingga dia langsung
mendekati Ma Gang dan
memberinya beberapa tamparan
lagi di wajahnya. Segera wajah Ma
Gang membengkak.
"Dan kamu! Bukankah sudah
waktunya kamu sadar?!"
Dia berbalik dan menatap sinis Li
Jie. "Apa kamu tidak sadar diri?!
Ini dua ratus ribu! Bagaimana
kamu akan mengembalikannya?
Kurasa memang buah jatuh tidak
jauh dari pohonnya."
"Jangan berani-beraninya kamu
membicarakan ibuku seperti itu!"
teriak Li Jie sambil berdiri sembari
memberikan tatapan marah
padanya.
"Beraninya kamu memberikan
tatapan seperti itu padaku?!"
Wanita itu merebut kartu dari
tangan Li Jie dan menampar
wajahnya. "Enyahlah kau! Aku
akan menamparmu setiap kali aku
melihatmu mengusik Ma Gang.
Beraninya pecundang sepertimu
meminjam uang? Ini dua ratus
ribu! Lancang sekali! Beraninya
orang menyedihkan sepertimu
bermimpi untuk mendapatkan
uang sebanyak itu?! Kamu tidak
akan bisa membayarnya kembali!"
"Kamu!" kata Li Jie sambil
menatap wanita marah.
Wanita itu mendorong Li Jie
keluar lalu membanting pintu
dihadapannya.
"Sialan! Betapa sialnya aku!
Belakangan ini, semua jenis orang
datang ke rumahku ...
Makian wanita itu masih terdengar
dari seberang pintu.
"Ma Gang, sebaiknya kamu
menjaga jarak dengan orang
seperti itu. Jika aku mengetahui
kamu mencoba berurusan dengan orang seperti ini lagi, itu akan
menjadi hari kiamatmu."
Dengan langkah berat Li Jie
terlihat berjalan perlahan
menyusuri jalanan, dia merasa
sangat tertekan dan depresi.
Pada saat itu, ponsel di sakunya
berdering. Dia segera menjawab
panggilan itu lalu terdengar suara
dingin Dokter Yang yang berkata,
"Li Jie, ibumu harus menjalani
operasi ini besok. Jika tidak, kamu
harus mempersiapkan pemakamannya."
"Dokter Yang, aku ...
Belum sempat Li Jie
menyelesaikan perkataannya,
teleponnya terputus.
Pada akhirnya, Li Jie membuka
aplikasi pada ponselnya.
Kemudian, dia memasukkan
serangkaian angka.
Dering-
Panggilan tersambung.
Suara dingin namun akrab terdengar,
berkata, "Apa yang kamu
inginkan?"
"Sayangku ... " Li Jie ragu untuk
sesaat. Tapi pada akhirnya, dia
memilih untuk menurunkan
egonya lalu membuat permintaan.
Orang di ujung telepon tidak lain
adalah istrinya yang sudah
dinikahinya selama tiga tahun, Qin
Feiyan. Mereka berdua hanyalah
suami istri di atas kertas saja.
"Jika ada yang ingin kamu
katakan, katakanlah. Kalau tidak,
aku akan menutup telepon." jawab
istrinya dengan nada bicara
sedingin es.
"Aku ... " Li Jie mulai terbata-bata.
Namun akhirnya dia mulai
berbicara, "Sayangku, aku ...
Bisakah kamu meminjamkan saya
dua ratus ribu yuan?"