****
Danen menikmati paginya dengan hati yang berbuncah karena kesenangan. Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan baginya.
" Yakin akan datang?" Tanya Bram sembari melangkahkan kakinya mendekati Danen yang duduk di atas bangku taman dengan gaya andalannya. Kaki kanan yang bertumpu pada kaki kiri, serta tangan yang tenggelam ke dalam saku celana.
" Kenapa tidak? Aku juga ingin membuat kejutan untuk seseorang."
" Untuk?"
" Beberapa orang tentunya." Senyum smirk muncul di bibir Danen. Pandangannya tertuju pada satu titik di hadapannya. Pemandangan Aludra yang sedang berlari kecil seraya memberikan makanan pada Roxy.
Bram yang mengikuti arah pandang Danen pun tersenyum miring. Ia tahu apa yang akan dilakukan Danen.
" Sepertinya aku tahu rencanamu, Danen."
" Benarkah? Apa itu?"
" Perempuan yang sedang kau lihat."
Danen terkekeh pelan.
" Ya, kau benar."
" Aludra." Panggilan Danen membuat Aludra yang sedang memberi makan Roxy menoleh. Tersenyum kepada pemilik hewan dalam rengkuhannya.
Danen terus memperhatikan perempuan di depannya. Perempuan itu membiarkan Roxy memakan makanannya dengan tenang.
" Ada apa Danen?"
" Bisa sedikit membantuku?"
" Membantu apa?" Tanya Aludra kebingungan.
" Jawab dulu bisa tidak?"
" Tidak bisa seperti itu, jawab dulu pertanyaan dariku. Bantuan apa yang kau inginkan."
" Aku bertanya terlebih dahulu."
" Tapi… "
" Bilang saja jika kau tidak ingin membantuku," Danen mendengus, memalingkan wajah, "Seharusnya kau harus sesekali berbuat baik pada majikanmu ini, Aludra. Tapi kenapa kau sangat pelit hanya untuk sekedar membantu majikanmu ini."
" Bukannya aku pelit, Danen. Tapi… "
" Sudah, pergi kau. Aku bisa meminta bantuan Alex jika kau tidak mau. Kenapa perempuan selalu rumit."
" Apa susahnya menjawab pertanyaan ku. Aku hanya tidak ingin kau meminta bantuan yang macam-macam."
" Apa maksudmu?" Mata hazel Danen terbelalak lebar.
" A..ah tidak, maksudku bantuan apa yang kau inginkan."
" Benar kau ingin membantuku?"
" Hmm, baiklah." Aludra menganggukkan kepala.
" Bagus, gadis pintar. Kalau begitu sekarang pergi ke kamarmu dan bersiaplah. Seseorang akan mendatangimu di kamar nanti."
" Untuk apa?"
" Pergi saja ke kamar. Nanti kau akan tahu sendiri."
" Yang benar saja, Danen. Apa kau sungguh akan berbuat macam-macam denganku?"
" Apa kau sungguh berpikir serendah itu, Aludra. Aku berjanji tidak akan macam-macam denganmu, lagipula kau juga sudah menyanggupi Aludra. Jika kau lupa, jadi lakukan saja apa yang kuperintahkan padamu."
" Berjanjilah kau tidak akan berbuat aneh padaku, Danen."
" Ya, aku berjanji. Bahkan bersumpah tidak akan melakukan hal yang tidak kau inginkan. Apa kau puas?"
Aludra mengangguk, "Baiklah, aku pergi."
Danen menatap puas punggung Aludra yang menjauh. Nanti malam pertunjukan seru akan dimulai dengan ia sebagai sutradara dan penulis ceritanya.
" Apa kau yakin dengan rencanamu kali ini, Danen?"
" Ya, tentu saja. Aku harus bergerak lebih cepat agar para pengkhianat itu segera pergi dari dunia suciku, Bram. Kau tahu bukan, mereka sangat haram memasuki duniaku."
" Ya, sangat tahu. Semoga rencanamu berjalan dengan baik, Danen. Wish luck for you." Ujar Bram dengan menepuk bahu Danen.
" Thank you, Bram."
" You are welcome."
" Apa kau sudah menelponnya, Bram?"
" Ya, dan sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi mereka datang." Balas Bram seraya mengangkat tangan kiri untuk melihat jam pada jam tangan mahal yang bertengger di pergelangan tangannya. Jam itu adalah pemberian dari Danen saat ia berulang tahun yang ke sembilan belas tahun. Dan masih tersimpan baik di pergelangan tangannya.
" Bagus, langsung saja mereka suruh menemui Aludra di kamarnya."
" Baiklah, aku pergi." Jawab Bram. Pria itu masih fokus pada Tab yang berada di tangan kanannya. Jika kalian menebak pria itu boermain game maka salah besar. Bram hanya sedang memeriksa dokumen dokumen Agar bisa mendatangi pesta Augra nanti.
****
Danen terdiam saat melihat Aludra berjalan dengan Anggun ke arahnya. Gaun pas body berwarna zamrud itu sungguh membuat Aludra semakin terlihat mewah. Apalagi Gaun itu cukup memamerkan semua lekuk badan milik Aludra.
" Apa aku terlihat aneh?" Tanya Aludra dengan tangan yang terus menarik gaun bagian bawahnya agar turun kebawah. Sayangnya hal itu percuma. Gaun itu benar benar membentuk lekuk tubuh Dokter Aludra.
" Tidak." Jawab Danen cepat. " Sudah, siap?" Tanya Danen mamastikan.
Aludra menjawab dengan anggukan mantap. Sebagai jawaban bahwa dirinya sudah mampu untuk pergi. Meskipun ia tidak nyaman dengan gaun yang sedang ia gunakan. Namun bagaimana lagi, ia juga tidak bisa membatalkan semuanya.
Begitu keduanya keluar mansion , seorang sopir menunggu kedatangan keduanya. Sopir rersebut membukakan pintu mobil mewah milik Danen.
" Masuklah." Danen membiarkan Aludra masuk terlebih dahulu. Danen meletakan tangan kanannya di atas langit- langit bagian pintu mobil tanpa sadar. Melindungi kepala Aludra jikalau terbentur dengan bagian pintu mobilnya.
" Kemana kita harus pergi, Danen?" Tanya Aludra saat melihat antrian mobil yang memasuki sebuah parkiran tempat sebuah acara yang terlihat mewah di depannya.
" Kau akan tahu nanti. Dan berjanjilah kepadaku terlebih dahulu. Tetaplah berada di bersamaku apapun yang terjadi. Paham." Danen berkata dengan mata yang menatap tepat di bola hitam pekat milik Dokter pribadi milik hewannya.
Dan tatapan itu membuat Dokter tanpa sadar terhipnotis dan mengiyakan ucapan Danen.
"Ya. Aku berjanji."
" Bagus." Dengan tangan yang menyikap beberapa helai rambut dokter Aludra yang di gelombang ke belakang telinga Dokter Aludra.
Wajah bersemu Dokter Aludra membuat Danen tersenyum tanpa sadar.
Saat mobil berhenti tepat di depan pintu masuk lobby tempat acara dilakukan. Danen menyadari kebekuan Aludra saat melihat tulisan yang terpapar disana. Seketika wajahnya langsung dipenuhii dengan ketakutan.
HAPPY SEVENTEEN YEARS ANNIVERSARY TO KENDRICK GROUP
Namun Danen tetap pada pendiriannya. Pura pura tidak tahu akan keterkejutan dari Dokter kesayangan Roxy tersebut.
Danen melangkah keluar dari mobil terlebih dahu. Dan mengulurkan tangannya ketika sudah di luar untuk membantu Aludra keluar dari mobil.
1Ketika flash kamera dari wartawan terus berdatangan. Seolah ingin membuat berita yang bagus untuk mereka mallam ini. Apalagi dengan kedatangan seorang Gunadhya yang membawa seorang perempuan.
Danen merangkul pinggang Dokter Aludra dengan tiba tiba. Membuat tubuh keduanya tertempel dengan sangat pas. Mungkin siapapun akan menyangka jika keduanya merupakan pasangan kekasih yang tepat. Tanpa mereka sadari batas karyawan dan tuannya yang ada pada keduanya.
"Rileks, Dokter Aludra." Ucapan Danen dengan sedikit menundukan badannya. Sampai bibirnya tepat berada di belakang telinga Aludra. Membuat perempuan itu sedikit meremang geli dengan sentuhan daun telinganya dengan bibir Danen.
"Apakah harus seperti ini?" Tanya Aludra penuh pdengan ketidak yakinannya.
" Tentu, kau sudah berjanji akan membantuku sampai selesai, Dokter Aludra."
" Hmm, tapi aku benar-benar merasa tidak nyaman, Danen."
"Tenang saja, aku hanya sebentar."
"Baiklah, hanya sebentar saja oke."
Danen menjawab dengan tepukan lembut pada puncak kepala Aludra. Membuat perempuan itu lagi lagi terpaku. Dan hal itu semua tak lepas dari perhatian wartawan di sana. Mereka dengan segera mencetak gambar tersebut sebanyak-banyaknya.
Danen tersenyum dan berbalik menghadap wartawan yang semakin menggila berebut mengambil foto keduanya. Mungkin mereka merasa senang bahwa ini pertama kalinya seorang Danendra Gunadhya membawa seorang pasangan untuk menemaninya ke sebuah pesta. Sekaligus mematahkan rumor yang mengatakan bahwa CEO Gunadhya Group adalah seorang Gay.
Danen terus merangkul pinggang Aludra sampai memasuki ballroom tempat diadakan pesta. Sedangkan Aludra hanya terus mengikuti langkah Danen yang membawanya kemana saja.
Danen mengetatkan rengkuhanya pada pinggang Aludra saat melihat Chandra yang berada di depannya. Dan hal itu membuat Aludra meremas tangannya yang saling bertautan.
' Ah… mari kita lihat alasan apa yang akan pak tua itu katakan.'
Sangat jelas wajah terkejut yang terlihat di wajah Tua bangka itu ketika melihat dirinya. Apalagi ketikatika melihat Aludra juga datang sebagai pasangan Danen.
Danen terus memperhatikan Chandra yang secepat kilat merubah wajahnya menjadi tersenyum ke arahnya. Berjalan mendekat ke arahnya dengan senyum yang tak pernah luntur.
" Om, tidak menyangka kamu akan membawa Dokter Aludra sebagai pasanganmu di acara ini, Nak,"
"Ya, agar dia tak hanya bergaul dengan hewan hewanku saja. Dan omong omong kenapa Om datang? Bukankah awalnya Om melarangku?" Ucapan Danen memancing Chandra.
Sekelebat keterkejutan terlihat di bola mata Chandra. Namun pak tua itu dengan pintar menguasai wajahnya.
" Tentu saja karena kau datang, Danen. Om hanya ingin memastikan jika kau akan aman selama di sini." Jawab lugas Chandra.
'Wah… Baik sekali pamanku ini' SinisDanen dalam hati hati.
" Baiklah. Nikmatilah pesta ini dokter Aludra." Pesan Chandra yang hanya dijawab dengan senyum dan anggukan olah Dokter Aludra.
Langkah Dokter Aludra terpaku, melihat itu sesuatu didepannya. Danen melihat ke arah sumber keterpakuan Dokter Aludra. Dan senyumnya semakin terbit melihat Jivar di sebrang dengan tangan yang terkepal marah. Apalagi ketika melihat Rengkuhan Danen pada pinggang Aludra.
Dokter Aludra berusaha melepaskan rengkuhan tersebut. Namun, lagi lagi tenaga Danen tak bisa membuat tangan pria dewasa di sampingnya lepas.
" Danen, bisakah kau melepaskan tanganmu." Suara Aludra syarat dengan permohonan.
" Tidak bisa. Apa kau ingin para pria berhidung belang itu mendatangimu?"
Seketika wajah Aludra memerah melihat arah pandang Danen pada beberapa pria tua yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sangat ingin membuatnya mencongkel satu persatu mata mereka.
"Aku ingin pulang." Ujarnya hampir menangis. Ia benar-benar tidak nyaman.
" Kau sudah berjanji, Aludra. Kita bahkan belum menandatangani tuan rumah pesta ini." Dan Aludra hanya bisa pasrah ketika Danen mengajaknya berkeliling lagi tak lupa juga memperkenalkan Aludra kepada mereka. Semakin membuat semua orang yakin dengan hubungan mereka.
"Danen," Panggil Aludra dengan sedikit berbisik.
" Ya?"
" Aku ingin ke kamar mandi."
"Baiklah, kau lurus saja lalu berbelok kiri diujung sana."
Aludra mengangguk paham, lalu segera melepaskan rengkuhan Danen pada pinggang nya dan segera pergi dari zona ketidaknyamanan nya.
Danen tersenyum miring menatap kepergian Aludra di ujung lorong yang langsung disusul oleh kekasih hati perempuan itu. Ia bisa sangat jelas melihat kemarahan yang terpampang nyata di wajah Jivar ketika melihatnya datang berdua dengan Aludra. Apalagi dengan gaun yang dikenakan perempuan itu. Wah, betapa menyenangkannya ia dapat membuat amarah keluar dari Jivar.
Danen pun berjalan mengikuti Jivar yang memasuki kamar mandi perempuan. Ia dapat dengan jelas mendengar pekikan terkejut beberapa perempuan yang ada di dalam kamar mandi sebelum melihat para perempuan itu keluar dengan gerutuan.
Danen menggelengkan kepalanya heran sebelum berjalan mendekati pintu kamar mandi. Kegaduhan langsung terdengar di telinganya ketika dirinya sudah berada dekat di pintu kamar mandi. Berbagai u*****n Jivar yang menggema di kamar mandi yang terbuka sangat terdengar jelas di telinganya.
" Apa hubunganmu dengan Danen sialan itu, Aludra!!! Jawab jangan hanya diam. Tangisanmu itu tidak akan pernah membuat iba melihat perselingkuhan kalian yang secara terang-terangan di depan mataku!!!"
" Apa ini alasan kau tidak ingin pergi dari mansionnya?!!"
" Tidak Jivar, tolong mengertilah. Aku hanya membantu Danen, itu saja."
" Membantu kau bilang, apa maksudmu membantu Danen mendapat pasangannya malam ini. Apa kau sudah menjadi kekasih dia sekarang?!!"
"Sialan, kau sangat murahan, jalang."
Plakkk….
Danen mengerjapkan mata mendengar suara tamparan yang sangat keras dari dalam. Kedua tangannya terkepal dengan kuat disisi tubuhnya. Ia segera memasuki kamar mandi dengan sedikit bersembunyi dan matanya langsung menangkap Jivar yang sedang menjambak rambut Aludra sampai kepala perempuan itu terdongak ke atas dengan terpaksa.
"A… akhh, lepaskan, Jivar."
"Lepaskan, jangan berharap, jalang."
Brukk….
Danen membelalakkan mata melihat tubuh lemah Aludra yang terkapar di lantai dengan mengenaskan. Dan kedua tangannya semakin terkepal melihat luka yang terdapat di pelipis dan sudut bibir perempuan itu.
" Jivar… maafkan aku. Kumohon hentikan."
" Hentikan? Apa yang harus kuhentikan, aku bahkan belum puas, Aludra. Kau benar-benar harus membayar mahal atas pengkhianatanmu padaku."
" A….aku tidak pernah mengkhianati mu, Jivar. Aku benar-benar tidak memiliki hubungan apapun dengan, Danen."
" Apa aku harus percaya setelah melihat sendiri kau berjalan berdua dengan mesra di depan mataku dengan pria b******k itu?"
" Kumohon…."
" Tidak ada permohonan bagi pengkhianat sepertimu, Aludra." Jivar mulai melepas jas yang ia kenakan dan melemparnya ke lantai dengan kasar. Lalu menyingkap lengan kemeja nya yang tampak sangat menyesakkan sambil berjongkok di depan Aludra dan mencengkram rahang perempuan itu.
" Apa yang membuatmu berpikir bahwa kau bisa berselingkuh di belakangku, Aludra. Apalagi dengan seleramu yang sangat rendah."
" Apa kau sungguh se gila itu pada harta?" Jivar menepuk-nepuk pipi Aludra dengan pelan sebelum menamparnya dengan keras.
Dengan langkah lebarnya, Danen menghampiri kedua pasangan itu dengan tangan terkepal kuat. Ia menarik kasar Jivar dan melemparkan pukulan dengan keras di rahang pria itu.
" Tidak bisakah kau tidak berbuat hal serendah itu pada perempuan? Kenapa kau sangat pengecut, Jivar."
" Sialan, jangan ikut campur dalam urusan ku dan Aludra."
" Ya, aku memang tidak berniat mencampuri urusan kalian. Tapi melihatmu melakukan hal memalukan itu sungguh tidak bisa menahanku untuk tidak mencampuri urusan kalian."
Bugg….
Danen kembali memukulkan pukulan kerasnya pada perut Jivar sampai membuat pria itu terduduk lemah di lantai kamar mandi.
" Huftt, kenapa kekasihmu ini sangat menyusahkan, Aludra. Kau seharusnya berpikir ulang jika ingin ingin memilih kekasih."
Danen berbalik dan membantu Aludra untuk berdiri. Melepaskan jas yang ia kenakan dan membulatkannya pada tubuh Aludra.
"Bisakah kita pulang, Danen."
" Ya, tapi tunggu sebentar di dalam mobil. Ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan."