bc

The Beautiful Thief and The Handsome Boss

book_age18+
825
IKUTI
5.8K
BACA
love-triangle
possessive
goodgirl
CEO
drama
sweet
bxg
first love
virgin
like
intro-logo
Uraian

Saat ia dan keluarganya nyaris menjadi tunawisma setelah kepergian ayahnya yang meninggalkan utang, Hwang Mi Young tinggal di perkebunan anggur terbesar di Asia. Karena impitan ekonomi, ia terpaksa beberapa kali mencuri. Hingga suatu hari ia tertangkap tepat di tangan si pemilik tampan itu!

Cho Kyuyeon sadar ada yang berbeda dari gadis pencuri itu. Sebenarnya ia bukanlah orang yang pemaaf. Tapi kenapa saat berhadapan dengan pencuri cantik itu, ia malah merasa berdebar?

"Mencuri anggurku lagi, Nona? Aku bisa menawarkan sel penjara padamu sekarang."

"Tidak, jangan, aku mohon. Aku ... aku akan melakukan apa pun asalkan kau tidak memenjarakanku."

"..."

"Jadi, pencuri cantik, Apa kau bisa menjadi asisten 24 jam untukku?"

[Ini adalah cerita romansa ringan dan menegangkan. Cocok untuk dibaca saat santai. Mau yang manis-manis? Yuk!]

Bagi yang menyukai romansa menegangkan dan rumit bisa baca ceritaku dengan judul The Wild Couple dan My Dangerous Man, ya!

Cover by: @Beemedia

chap-preview
Pratinjau gratis
1 Diselamatkan Orang Asing
Hijau. Gadis itu mengembuskan napasnya lagi. Memandang lurus ke depan. Dan sejauh matanya memandang, hal yang didapatinya adalah warna hijau. Ia tidak bisa berhenti merasa kagum. Cho’s Wine Farms, kebun anggur ini benar-benar indah. Dan luar biasa luas. Astaga! Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan ia rasakan kalau kebun seluas ini adalah miliknya.    Hwang Mi Young mengembuskan napasnya—lagi. Menghirup udara segar dari jendela kamarnya di lantai dua. Ia menyingsingkan lengan bajunya. Berniat turun ke lantai bawah sebelum ibunya berteriak untuk ke sekian kalinya. Ia menghidu aroma tubuhnya sendiri. Mengangkat bahunya tak acuh lalu kembali melanjutkan langkahnya. Oh, abaikan saja kalau pagi ini ia belum mandi. Ia terlambat bangun karena bekerja keras malam tadi. Pekerjaan yang membuatnya tidur pukul tiga pagi. Dan ia kini lebih memilih untuk tidur daripada menghabiskan waktu hanya untuk membersihkan tubuhnya. Itu bisa menunggu. “Mau ke mana kau?” Suara itu menghentikannya. Ia baru saja berniat keluar dari ruang makan rumahnya. Dan kini ia sudah dihadapkan oleh wanita tua yang usianya nyaris satu abad, tapi sayangnya cerewetnya minta ampun. Ia heran dari mana energi neneknya itu berasal. Hingga ia yakin bahwa wanita itu sanggup mengomelinya sepanjang hari. “Aku ingin membantu Ibu. Jadi bisakah aku pergi sebelum suaranya membelah rumah ini?” “Kau bahkan belum mandi, kan? Anak gadis macam apa yang belum mandi pada pukul delapan pagi? Matahari bahkan sudah tinggi.” “Nenek. Aku akan mandi, tapi nanti. Dan aku pasti mandi. Tenang saja. Jadi, aku pergi dulu, oke? Kau bersantai saja di rumah. Jangan mengerjakan apa pun.” Hwang Mi Young memakai sepatunya dan bersiap-siap berangkat. “Oh ya, apakah belum ada kabar dari orang itu?” tanya Mi Young sebelum keluar rumah. Neneknya menatapnya dengan iba. Ia kemudian menggeleng. “Dasar berengsek!” maki Mi Young tanpa bisa dicegah. “Jangan mengatai ayahmu, Mi Young.” “Ayahku tidak akan kabur dengan cara seperti itu. Dia bukan ayahku,” jawab Mi Young dingin. Mi Young menutup pintu rumahnya. Ia mengikat rambutnya asal. Mengabaikan sulur-sulur rambutnya yang terjulur, lolos dari ikatannya. Kakinya melangkah dengan cepat menuju ke kebun anggur itu. Menyusul ibunya yang kini sedang berkutat dengan buah-buahan yang benar-benar menggoda iman. Ia menutup mulutnya, menguap lebar. Astaga, ia benar-benar mengantuk. Tapi pekerjaan ini benar-benar tidak bisa menunggu. Jika ia tidak bangun, maka kedua wanita baik di rumahnya tidak akan bisa makan. Oh Tuhan. Mengingatnya saja membuat kepalanya sakit. Andai saja laki-laki itu tidak meninggalkan rumah sambil mengangkut semua harta benda mereka. Ia menyibakkan ranting dan daun yang menghalangi jalannya. Matanya mengitari sekeliling, mencoba mencari keberadaan ibunya. Mi Young memicingkan mata sambil berjinjit. Dari atas tonggak-tonggak kayu yang ditutupi tanaman anggur, Mi Young bisa melihat ibunya di depan sana. Ia lalu menoleh lagi, menatap jalan setapak. Terlalu banyak memakan energi. Untuk memotong jalan, akhirnya Mi Young menyuruk ke bawah tonggak-tonggak, menunduk ke bawah rambatan akar-akar anggur agar bisa memotong jalan. Beruntung karena tubuhnya yang tidak begitu tinggi, kegiatan itu tidak terlalu melelahkan. Mi Young sudah dapat melihat ujung terowongan lebar ini. di depan sana lapangan sudah membentang. Ia baru saja keluar dari dalam sana dan menegakkan tubuhnya, berniat melangkah menuju ibunya, tapi gerakannya terhentis saat menyadari bahwa tubuhnya tersangkut. Lebih tepatnya adalah, baju dan rambutnya tersangkut di sebuah ranting kayu dan akar-akar anggur yang hanya setinggi bahunya. Tangannya terulur ke belakang, mencoba menarik lepas. Sekali, tidak berhasil. Dua kali, ranting itu masih tersangkut. Tiga kali, tidak ada yang berubah. Sial! Ini benar-benar menyebalkan. Tangannya sudah menarik baju dan ranting itu dengan geram, nyaris merobek pakaiannya sendiri, tapi benda itu tak juga terlepas. Kepalanya sibuk menoleh ke belakang. Ia menggigit bibirnya, merasa kesal. “Butuh bantuan, Nona?” Kepalanya menoleh saat mendengar suara berat yang berasal dari hadapannya. Matanya membulat saat mendapati seorang laki-laki berdiri di depannya. Dengan wajah perpaduan darah Korea dan Eropa. Ya Tuhan, perpaduan macam apa yang bisa menjadikan dia setampan itu? Sebagai orang yang juga memiliki darah Eropa—walau hanya dari kakeknya—Mi Young mulai merasa tidak adil kenapa dia tidak menjadi produk yang semenawan ini. Laki-laki itu masih menatapnya lekat. Ia mengenakan sebuah kemeja gelap dan celana kain berwarna hitam. Rambutnya terlihat acak-acakan, meninggalkan kesan menggoda yang membuat Mi Young melongo di tempat. Ekspresi datar itu entah kenapa malah membuatnya bagaikan seorang malaikat pencabut nyawa. Bagaimana bisa malaikat ini ada di sini? Terlebih lagi, siapa orang ini? Pekerja baru? “Oh? Aku … sepertinya rambutku—maksudku, pakaianku, aku juga tidak tahu—itu tersangkut. Ya … aku butuh bantuan, kalau kau tidak keberatan.” Mi Young menjawab dengan kikuk. Ia menunduk, memandangi tanah di bawah kakinya. Situasi yang benar-benar canggung dan tidak keren. Tampil dengan tersangkut di depan orang yang tidak kau kenal? Betapa memalukannya. Napasnya tersentak saat ia merasakan tubuh laki-laki itu di depannya dalam posisi yang rapat. Dengan aroma yang benar-benar membuatnya mabuk. Tangan laki-laki itu terjulur, melingkari lehernya. Mencoba melepaskan dirinya dari ranting yang tadi menghalanginya. Astaga! Laki-laki ini menempel tepat di depannya, ia yakin bahwa dia bisa mencium aromanya dari jarak sedekat ini. Dan ia benar-benar frustrasi mengingat kenyataan bahwa tadi pagi ia belum mandi! Aargh! Jika tahu seperti ini, maka ia akan menggunakan lulur tadi pagi. Oh Tuhan, jangan sampai laki-laki ini mencium aroma yang tidak-tidak. Kyuyeon menggerakkan jari-jarinya dengan terampil. Mencoba melepaskan rambut gadis ini dari benang yang terkait dengan ranting, yang entah kenapa bisa berada di sana. Mungkin dari layang-layang yang tempo hari dimainkan oleh anak-anak. Ia tidak bisa menahan senyumnya saat gadis itu menggerakkan kepalanya. Merasa geli atas kelakuan tangannya di leher belakang gadis itu. Ia mengambil napas. Memejamkan matanya, merasakan aroma rambut gadis ini yang tercium seperti buah stroberi di hidungnya. Manis dan menggiurkan. Tali itu sudah terlepas sepenuhnya dari tubuh gadis itu, tapi entah kenapa ia enggan untuk menarik tangannya kembali. Membiarkan dirinya memeluk tubuh gadis itu dengan ringan. Kalah oleh keinginannya untuk mengelus belakang kepala gadis itu dengan lembut. Berusaha keras untuk menghentikan kegilaan ini, Kyuyeon menarik dirinya menjauh dari tubuh gadis itu. Melangkah mundur agar bisa melihatnya dengan cara yang lebih tepat. “Selesai. Kau tidak tersangkut lagi sekarang.” Mi Young berdeham pelan dan menegakkan diri dengan benar. “Baik, itu melegakan. Terima kasih, Tuan …?” Ucapan Mi Young terhenti. Alisnya mengerut. Berusaha meminta bantuan pada laki-laki di depannya untuk membantunya. Ia tidak mengenal laki-laki ini, jadi ia tidak tahu harus memanggilnya apa. Kyuyeon menaikkan alisnya. Menatap gadis di depannya dengan bingung. “Kau tidak mengenalku?” Pria itu bertanya dengan nada heran yang tidak main-main. Mi Young menggeleng. Hanya saja, saat itu Mi Young benar-benar tidak tahu bahwa setelah ini ia benar-benar menyesal seumur hidup.  

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

FINDING THE ONE

read
34.6K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
77.8K
bc

T E A R S

read
317.7K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
39.9K
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
168.2K
bc

MANTAN TERINDAH

read
10.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook