My Driver 1

839 Kata
"Milaaaa..." teriak Alexander Mattew saat melihat sang putrinya yang baru pulang dari sekolahnya dimalam hari. "Ya pah" ucap Mila dengan santainya. "Dari mana? dan jam berapa ini? kamu pulang sekolah di jam yang tidak normal, ini sudah malam Mila" geram Mattew. "Habis belajar kelompok pah" ucap remaja yang baru berusia 17 tahun itu. "Bohong... papa tau kamu keluyuran gak jelas" ucap Mattew. "Sudah pah jangan dimarahi lagi, dia baru pulang biarkan Mila mandi dan beristirahat" ucap Santi mama tiri Mila. "Sudahlah tante... gak usah sok baik" ucap Mila yang tak menyukai mama tirinya itu. "Bicara yang sopan pada mamamu Mila" omel Mattew. "Mama? dia bukan mama Mila pah, dia hanya perempuan yang papa pungut dan papa jadikan istri" ucap Mila, ia kemudian berlari menuju kamarnya. "Mila..." geram Mattew. "Sudah pah" ucap Santi. "Anak itu perlu diberi pelajaran" geram Mattew, ia kemudian menuju kamar putrinya. "Sudah pah.... gak perlu" Santi menahan sang suami. "Sudah cukup kesabaran papa selama ini mah, dia selalu menghina dan gak menghargai mama" geram Mattew. Mattew membuka pintu kamar putrinya dan ia melihat sang putri mengeluarkan beberapa pakaian dari dalam tas sekolahnya, Mila kaget tentunya dan sang papa menatapnya tajam. "Jadi ini isi tas sekolahmu Mila? jadi selama ini kamu gek sekolah? mau jadi apa kamu Mila??!!!! geram Mattew. Mila diam ia menunduk takut, sang papa mengambil tasnya dan mengeluarkan semua yang ada didalam tas remaja 17 tahun tersebut. "Apa ini Mila? baju, rok, perlengkapan make up?" geram Mattew. "Sayang... jadi selama ini?" Santi tak menyangka anak tirinya senakal itu. "Tante gak usah ikut campur deh, lebih baik sekarang tante keluar dari kamar Mila" ucap Mila. "Jadi selama ini kamu bolos dan gak sekolah?" Mattew menatap tajam Mila. "Sekali-sekali doang pah" ucap Mila tanpa rasa bersalah. Mattew menggelengkan kepalanya ia tak menyangka dengan kelakuan sang putri yang sangat nakal. "Papa menyekolahkanmu disekolah terbaik,m untuk kamu belajar dan menimba ilmu, bukan mengajarkanmu keluyuran Mila. Ada saatnya untuk jalan-jalan... gak seperti ini menggunakan waktu belajarmu untuk keluyuran dan meninggalkan sekolah" ucap Mattew. "Mila bosan pah, Mila bosan belajar terus" ucap Mila. "Mau jadi apa kamu kalau gak sekolah?" geram Mattew. "Apa yang papamu katakan benar Mil, jangan korbankan waktu belajarmu dengan hal-hal yang tidak berguna" ucap Santi dan Mila hanya mendelik kesal mendengar ceramah dari mama tirinya. "Kemarikan kunci mobilmu" ucap Mattew. "Buat apa pah?" tanya Mila. "Kemarikan" Mattew menadahkan tangannya meminta kunci mobil sang putri. "Nih" Mila memberikan kunci mobilnya. "Mulai besok kamu akan diantar supir dan untuk sementara kamu akan diantar pak Arman sampai papa menemukan supir untukmu" ucap Mattew. "Gak pah Mila gak mau, Mila lebih nyaman bawa mobil sendiri" ucap Mila. "Dan membiarkanmu keluyuran diluar sana lagi? gak Mila" ucap Mattew. "Pah pleaseee..." mohon Mila. "Mulai besok supir yang akan mengantarmu kemana-mana" ucap Mattew. "Pah jangan seperti ini kasian Mila" ucap Santi. "Ini demi kebaikan dia mah" ucap Mattew yang kemudian keluar dari kamar putrinya. Mila menatap kesal Santi sang mama tiri yang masih berada dikamarnya. "Puas tante? tante senangkan Mila terkekang seperti ini" ucap Mila. "Nanti mama akan coba bicara dengan papamu sayang" ucap Santi. "Gak perlu, Mila gak perlu bantuan tante dan sekarang keluar dari kamar Mila" usir Mila. Sejak awal papanya membawa masuk Santi ke rumah Mila memang tak menyukai perempuan itu, meskipun Santi sudah sangat baik padanya Mila tetap saja tak menyukai perempuan yang sudah menjadi istri papanya itu. --- "Kamu kenapa nak?" ucap seorang perempuan paruh baya pada putranya yang baru pulang dari bekerja. "Kantor sedang mengalami krisis bu, dan mereka memotong sebagian karyawan termasuk Kevin didalamnya, Kevin kena PHK" ucap Kevin dengan lesu. "PHK nak?" ucap Ratih ibu Kevin. "Iya bu, tanpa pesangon" ucap Kevin, ia tertunduk lesu memikirkan nasibnya dan sang ibu. "Berpikir positiflah nak, mungkin ada hikmah dibalik ini semua" ucap Ratih. "Apa hilkmahnya bu? yang ada sekarang Kevin bingung, apa yang harus Kevin lakukan? kemana Kevin harus mencari pekerjaan" ucap Kevin. "Coba nanti ibu tanyakan pada ibu-ibu disini, mungkin suami mereka ada yang memerlukan pegawai baru" ucap Ratih. "Semoga sajalah bu" ucap Kevin. Lelaki tampan yang berusia 21 tahun itu pun meninggalkan sang ibu dan masuk kamarnya. --- Sudah beberapa hari ini Kevin berkeliling dari kantor ke kantor untuk mencari pekerjaan, namun yang didapatnya hanylah sebuah penolakan, hingga akhirnya tanpa sengaja ia bertemu dengan kenalannya yang tengah menunggu sang majikan disekolahnya. "Pak Arman..." Kevin menghentikan motor maticnya dan menyapa seorang kenalannya. "Oh Vin dari mana?" tanya Pak Arman. "Ini Pak lagi cari-cari pekerjaan" ucap Kevin. "Lalu gimana sudah dapat?" tanya Pak Arman. "Susah cari pekerjaan sekarang Pak" Kevin mendesah lesu "Kalau kamu mau majikan bapak sedang mencari orang, tapi hanya sebagai supir Vin" ucap Pak Arman. "Supir?" Kevin mulai berpikir. "Iya Vin, supir buat putrinya yang sekarang bapak tunggu ini" ucap Pak Arman. "Saya mau pak, lalu kemana saya harus menghubungi majikan pak Arman?" tanya Kevin. "Bener nih mau?" ucap Pak Arman. "Iya saya mau pak" ucap Kevin lagi. "Kalau begitu nanti bapak sampaikan pada majikan bapak" ucap Pak Arman. "Terimakasih ya Pak, kalau begitu saya pulang dulu" ucap Kevin. Tak berpikir lama Kevin menyetujui tawaran pekerjaan dari Pak Arman, dalam pikirannya hanya satu yakni memberi nafkah sang ibu tercinta. ♥♥♥
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN