BAB 9 – JEBAKAN YANG TIDAK TERLIHAT
Malam itu berakhir dengan ketegangan yang menggantung di udara. Exelina bisa merasakan aura gelap yang melingkupi Grayson sepanjang perjalanan pulang.
Di dalam mobil, pria itu duduk diam dengan rahangnya mengatup keras. Tangannya menggenggam kemudi dengan erat, seakan menahan diri agar tidak melepaskan amarahnya.
"Aku tidak menyangka pertunanganku akan melibatkan begitu banyak ancaman," ucap Exelina santai, mencoba mencairkan suasana.
Grayson menoleh tajam padanya. "Ini bukan lelucon, Nonaku."
"Siapa bilang aku bercanda?" Exelina menatap keluar jendela. "Sahabatmu ingin bermain-main denganku, musuhmu sepertinya tertarik padaku, dan tunanganku bersikap seperti raja yang ingin mengendalikan segalanya."
Grayson tiba-tiba menekan rem, membuat mobil berhenti di sisi jalan dengan hentakan halus.
Dalam hitungan detik, Exelina merasakan dirinya tertarik ke arahnya.
"Aku tidak ingin mengendalikan segalanya," suara Grayson dalam dan mengancam. "Aku hanya ingin memastikan kau aman."
"Dan kau pikir aku tidak bisa menjaga diriku sendiri?"
Grayson mendekat, napasnya terasa di wajah Exelina. "Bukan saat kau menjadi pusat perhatian pria seperti Liam."
Exelina menyadari sesuatu. "Jadi, kau benar-benar menganggapnya ancaman?"
Grayson menatapnya dalam. "Aku tahu siapa dia. Aku tahu apa yang dia inginkan."
"Dan kau yakin dia menginginkanku?"
"Tidak ada pria yang bisa melihatmu dan tidak menginginkanmu, Exelina."
Kata-katanya membuat jantung Exelina berdetak lebih cepat, tapi dia menolak menunjukkan kelemahannya.
"Kau terlalu percaya diri, Tuan Walker."
Grayson menyeringai tipis. "Aku hanya mengatakan fakta."
Setelah beberapa detik keheningan yang penuh ketegangan, Grayson akhirnya menghela napas dan melepaskan cengkeramannya.
Dia menyalakan kembali mobil dan melajukannya menuju penthouse mereka.
Namun, Exelina tahu satu hal.
Pertunangan ini bukan hanya sekadar perjodohan bisnis biasa.
Ini adalah awal dari permainan kekuasaan.
Dan dia baru saja menjadi bagian darinya.
---
Beberapa Hari Kemudian
Exelina sibuk dengan desain barunya ketika seorang asisten masuk ke studionya.
"Nona Gladhine, ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda."
"Siapa?"
Sebelum asisten itu bisa menjawab, suara dalam yang sangat familiar terdengar dari belakangnya.
"Aku harap kau tidak keberatan aku datang tanpa pemberitahuan, Exelina."
Jantungnya berdebar.
Dia berbalik dan menemukan Liam Devereaux berdiri di ambang pintu, tersenyum dengan cara yang membuat bulu kuduknya meremang.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya tajam.
Liam masuk ke dalam ruangan tanpa menunggu undangan. "Aku hanya ingin melihat calon istri Grayson Walker lebih dekat. Aku harus mengatakan, dia memiliki selera yang luar biasa."
Exelina menahan napas.
Dia bisa merasakan bahaya dari pria ini.
Dan dia tahu, ini baru permulaan.
---
TO BE CONTINUED…