Bara Cavero kembali terlibat skandal asmara dengan model cantik bernama Jennifer Smith. Diketahui salah satu paparazzi mengambil beberapa foto Bara bersama dengan Jennifer yang baru saja keluar dari hotel bersama.
Lagi!! Tiffany mendapati berita tentang Bara, dimana Tiffany berpikir jika berita itu adalah tentang lagu baru yang akan dirilis, atau mungkin ambasador tentang satu produk yang memilih Bara sebagai bintangnya. Sayangnya, bukan itu berita yang Tiffany dapatkan. Melainkan berita tentang Bara yang terlibat asmara dengan Jennifer Smith. Perempuan yang berkali-kali terlibat asmara dengan Bara.
Ini bukan pertama kalinya Tiffany mendengar berita ini. Semenjak Bara pergi keluar negeri untuk debut, dia memang paling banyak dan sering terlibat skandal asmara dengan banyak artis dan juga para model. Itu sebabnya Tiffany tidak kaget lagi, dia sudah terbiasa dengan hal ini. Dulu, Tiffany pernah marah dengan Bara saat laki-laki itu terlibat skandal. Dan Tiffany pikir, jika Bara akan mengkhianatinya.
Sayangnya amarah itu tidak ada gunanya. Bara sama sekali tidak peduli dengan amarah Tiffany, hingga membuat Tiffany benar-benar kebal dengan berita miring tentang Bara. Tidak hanya dengan Jennifer saja yang ketahuan masuk hotel, atau mungkin berkencan dan makan malam. Tapi dengan banyak perempuan, sehingga Bara selalu dijuluki dengan international playboy. Dari empat personil Anemone hanya Bara yang suka sekali cari masalah dan membuat managernya marah.
Menutup berita itu, Tiffany langsung menyimpan ponselnya di tas kecil miliknya. Hari ini dia ada janji dengan Jessica setelah pulang dari kampus. Dan yang ada perempuan itu sudah menunggu setengah jam lamanya, Jessica tak kunjung datang. Tiffany memilih pergi, tapi melihat Jessica keluar dari kelas akhirnya dan berlari menuruni tangga. Untung saja kantin kampus ini di bawah gedung kelas-kelas yang lain.
Oh iya, sebenarnya Tiffany dan juga Jessica itu satu jurusan. Tapi hari ini karena katanya ada siaran langsung untuk menobatkan laki-laki tertampan angkatan 12, Jessica menjadi salah satu host dari ritual yang sudah berdiri sejak kampus ini didirikan. Hampir setiap tahun pasti akan ada yang menduduki tempat itu, menjadi prince di kampus, mengikuti banyak kegiatan dan yang lebih parahnya tidak hanya dikenal di satu kampus. Tapi di seluruh kampus yang ada di Ibukota juga.
“Tiffany..,” teriak Jessica dan berlari kecil ke arah Tiffany.
Perempuan itu hanya manggut-manggut kecil sesekali menggaruk keningnya yang tak gatal. Lalu melihat Jessica duduk di depannya dan mengambil minum Tiffany tanpa izin.
“Kebiasaan deh..,” dengus Tiffany.
“Duh haus Tif, ngomong terus nggak ada habisnya. Mulut aku udah mau berbusa.” jelas Jessica dan membuat Tiffany tertawa kecil.
“Terus siapa yang menang?”
Jessica tersenyum kecil, dia pun menaikan alisnya berkali-kali seraya menggoda Tiffany. Tentu saja hal itu langsung membuat Tiffany bingung. “Kenapa sih?”
“Kamu nggak tau siapa yang menang? Yang dinobatkan sebagai laki-laki tertampan kampus ini.”
Bahkan Tiffany masa bodo dengan siapa yang dinobatkan laki-laki tertampan tahun ini. Dia sama sekali tidak peduli dengan hal itu, menurut Tiffany itu tidak penting. Sedangkan Jessica dan juga banyak orang yang ada di kampus ini, antusias dengan pengumuman hal ini.
Jessica langsung memberitahu Tiffany siapa yang dinobatkan sebagai laki-laki tertampan di kampus ini. Lagian perempuan itu tidak akan bertanya jika Jessica tidak memberitahunya. Dia terlalu bodo amat dengan banyak hal. Tapi lebih antusias jika semua berhubungan dengan Bara dan juga Anemone.
“Yang dinobatkan tahun ini adalah--” ucapan Jessica harus berhenti saat ada seseorang memanggil nama Tiffany.
“Tiffany..,”
Tidak hanya Tiffany yang menoleh, melainkan Jessica juga menoleh mencari sumber suara. Ternyata Mikhael yang memanggil Tiffany dan berjalan ke arahnya. Entah kenapa hal itu malah membuat Jessica malu sendiri, sudah dipastikan jika disini Jessica pasti akan menjadi obat nyamuk. Tapi Jessica juga suka dan senang jika Tiffany bersama dengan Mikhael.
Hanya ada kebahagiaan yang meliputi mereka, tidak untuk luka.
***
“Makan yang banyak, kurus kerontang gini dipelihara.” cibir Mikhael.
Tiffany melirik Mikhael sinis, tanda jika dia tidak suka dengan ucapan Mikhael. “Malah ngatain!! Badan aku itu sudah ideal.”
Ideal dari mana? Dimana-mana jika tinggi badan perempuan 155 cm memiliki berat badan 55 kilo. Sedangkan dengan Tiffany, Mikhael yakin jika berat badan perempuan itu tidak ada 55 kilo. Badannya terlihat sangat kurus di mata Mikhael. tapi bagi Tiffany, badan itu berisi. yang menilai itu orang lain bukan diri sendiri.
Tentu saja Tiffany tidak suka opini Mikhael. Dia yang membawa badannya kemana-mana, dan orang lain menilainya dengan begitu gampang. Mendengar hal itu Mikhael dan juga Jessica malah tertawa kencang. Bukannya menghina badan Tiffany memang kurus apa adanya. Tapi dia menganggap jika badannya itu gemuk.
“Mungkin yang dimaksud itu pipi nya yang gemuk.” sahut Jessica tanpa menghilangkan tawanya.
Tiffany hanya diam saja menatap Jessica dan juga Mikhael yang tertawa. Apalagi saat Mikhael mengusap kepala Tiffany berkali-kali, dan menarik rambut Tiffany. Tapi tawa itu terhenti saat seseorang yang duduk di belakang Tiffany berulah. Kursinya sampai jatuh dan juga gelas minumannya jatuh dan pecah.
“Nggak mau tau harus ganti rugi!!” teriak salah satu pelayan cafe ini.
Ya, karena saat ini Mikhael dinobatkan menjadi laki-laki tampan tahun ini. Dia berniat mentraktir Jessica dan juga Tiffany untuk makan sore bersama. Hitung-hitung mereka juga jarang bertemu, itu sebabnya Mikhael mengajak mereka untuk makan. Belum lagi setelah ini akan banyak kegiatan yang Mikhael lakukan, dan yang pasti mereka akan jarang bertemu. Apalagi untuk Mikhael yang sedang mendekati Tiffany, membuat perempuan itu jatuh cinta dengannya. Tapi.., mungkin ini waktu yang lama untuk Mikhael mendekati Tiffany dan belum juga mendapat jawaban perasaan dari Tiffany.
“Dih siapa sih tuh cowok? Kasar banget!!” komentar Jessica kesal, melihat pria berbaju hitam itu pergi dari cafe.
Tiffany mengedikkan bahunya tanda jika dia tidak tahu. Lagian dia juga tidak pernah lihat ada pengunjung yang datang menggunakan baju serba hitam. Lagian cuacanya sangat panas dan dia menggunakan baju serba hitam, dimana warna hitam langsung ampuh membakar lemak di siang hari dan pas untuk perempuan diet.
“Mungkin saja dia terburu-buru, jadinya cepet-cepet pulang.” sahut Mikhael.
“Maybe..,”
“Udah mending makan aja dulu.” lerai Mikhael.
Jessica mengangguk patuh dan langsung menikmati makan sorenya. Sedangkan Tiffany dia malah lebih penasaran dengan laki-laki yang baru saja pergi. Dan nyatanya laki-laki itu tidak benar-benar pergi. Jaket hitam, topi hitam dan juga masker hitam, semuanya serba hitam dan hal itu mampu membuat Tiffany penasaran.
Secara postur tubuhnya seperti Tiffany mengenalnya, dan lagi dia juga lebih sibuk menatap Tiffany sejak tadi. Apa mungkin laki-laki itu ingin menculik Tiffany saat ini?
“Tif … ayo pulang,” Mikhael langsung menarik tangan Tiffany tanpa permisi dan mengajak perempuan untuk pergi.
Sedangkan Tiffany yang belum siap pun hampir saja terjungkal, jika Mikhael tidak langsung menangkapnya.
“Hati-hati..,”
-To Be Continued-