2 (18+)

1058 Kata
"OMG Yooraaaa!!" Jarim berteriak ketika dirinya dan Seokjin terpergok sedang melakukan hal konyol. Malu itu yang ia rasakan saat ini. Yoora memang sudah dewasa dan sangat mengerti dengan hal seperti ini, namun tetap saja dimata Jarim Yoora masih anak kecil yang harus dijaga kepolosannya. Seokjin hanya tertawa renyah, melihat wajah istrinya sudah merah padam. Malu pada buah hatinya sendiri. "Aku rasa Yoora sudah pergi, mau dilanjutkan?" "Masih pagi sayang...." "Justru pagi begini kesayanganmu sangat segar dan bugar." "Dasar m***m!" Jawab Jarim sembari mencubit lengan Seokjin yang kekar dengan tawa yang mengikuti. "Aku mencintaimu, maaf sudah meragukanmu." Seokjin yang masih berada diatas Jarim memberikan ciuman kilatnya ke bibir istrinya. "Aku juga sangat mencintaimu." Seokjin menggesekkan hidung mancungnya ke leher Jarim dan mulai menciumi ceruk leher Jarim dengan lembut, Jarim mulai menikmati permainan bibir dan lidah Seokjin yang mengexplore seluruh bagian tubuhnya. Seokjin memandangi wajah istrinya yang mulai menerima rangsangan yang sudah menjalar diseluruh tubuhnya. That face, a beautiful face that is always able to thrill his heart and lust. "P-pih..." "Hmm?" "Ambil kondom dulu, aku sedang masa subur..." "Let's having another baby, let me cumm inside you.." "You sure? Having another baby means less attention for you." "It's fine, at least i know if you love me." Jarim tersenyum melihat paras tampan suaminya, tubuh yang sempurna dan kelembutannya. Selalu mampu membuatnya mabuk kepayang. Kim Seokjin sangat indah. Sangat indah sampai ingin membuatnya menangis setiap kali memandangnya. Jarim segera melepaskan baju yang dikenakannya, begitupun dengan underwear yang tengah dikenakannya. Kini mereka berdua full naked.         "Kenapa melihatku seperti itu?" "Karena kau tampan dan kau suamiku." Seokjin terkekeh mendengar jawaban dari istrinya, istrinya yang ia nikahi belasan tahun yang lalu, istrinya yang menerimanya dalam keadaan suka dan duka. Seokjin kembali mendaratkan bibirnya ke leher jenjang milik Jarim, barisan giginya menggigit gemas di area itu. Jarim melenguh merasakan sensasi pedih sekaligus nikmat. Seokjin gemas melihat pandangan istrinya yang penuh dengan napsu, pandangan itu membuat Jin makin emosional, kini kedua tangannya mulai meremas buah d**a Jarim dengan lembut, tidak sampai situ saja bibir Seokjin menjilat, melumat dan menyesapnya pelan namun penuh dengan gairah. Membuat sang istri menggelinjang dan mengeluarkan desahan yang cukup kencang, Jarim terlihat sangat menikmatinya. "Ahhh... sayang..." "Hmm? Kau menyukainya bukan?" Jawab Seokjin sembari memilin kedua n****e-nya bersamaan, perlakuan Seokjin seolah membakar tubuh Jarim. Jarim semakin gila dengan sentuhan - sentuhan yang dilayangkan kepadanya, Jarim memeluk Seokjin dengan erat seperti ingin menenggelamkan suaminya kedalam dirinya. Desahan dan panas tubuh Jarim membuat milik Seokjin mengeras. Memang sudah dari tadi, tapi Jin merasa bahwa ini adalah puncaknya. Bibirnya kembali beraksi dengan menciumi tubuh Jarim dari atas ke bawah dan mengulum milik . Seokjin menenggelamkan wajahnya di antara milik Jarim. Ia menjilatnya , bermain dengan klistorisnya. Menyesapnya dan menikmati benda berbentuk V yang mulai mengeluarkan cairan kenikmatan. "Ngghh.. sayang s-sedikit lagi aku keluar..." Mendengarkan permintaan istrinya Seokjin memasukan ketiga jari tebalnya, masuk kedalam milik istrinya. Ia memaju mundurkan jarinya dengan cepat sambil sesekali memutar memberikan sensasi berbeda pada Jarim. "Aaagghhh.. s**t you're so good baby." Jarim mendapatkan pelepasan pertamanya, sebuah kelegaan dan kenikmatan mengambil alih tubuh Jarim, mengambil seluruh akal sehatnya. Ia bangkit dari kungkungan Seokjin dan kini berada diposisi Seokjin yang sebelumnya berada diatasnya. Jarim menyentuh miliknya, meraba pucuknya yang sudah berlumuran pre-c*m. Tanpa basa - basi Jarim memasukkan milik Seokjin kedalam mulutnya, mengulum layaknya lolipop, meskipun tidak dipungkiri bagi Jarim milik Seokjin semanis lolipop. "Ahhh.... fuck." Sebuah desahan lolos dari bibir plump milik Seokjin, ia menyenderkan kepalanya kesandaran ranjang, ia menengadahkan kepalanya merasakan kenikmatan yang diberikan Jarim. Istri yang sangat pintar bermain dan memanjakan miliknya adalah yang terbaik. Jarim menghentikan permainan mulutnya dan mulai mengganti posisinya, posisi diatas menjadi pilihannya. Jarim menekuk kedua lututnya disisi Seokjin dan memasukkan milik Seokjin perlahan. "Aaaaaahhhhhhhhhhh...." Desah Jarim dan Seokjin bersamaan, Miliknya terasa penuh. Benda milik Seokjin mengeras dengan sempurna, hampir sekeras batu. Dinding rahim Jarim berkedut dengan hebat, Jarim hampir kembali pada klimaksnya. Kedua benda yang beradu itu memang sudah diambang pelepasan. Perlahan Jarim menggerakkan tubuhnya, milik Seokjin kini benar -benar tertanam dengan sempurna didalamnya. "Sayang bergerak lebih cepat.." Jarim mencengkeram bahu Seokjin yang menjadi tumpuannya, ia menggerakan tubuhnya lebih cepat. Rasa nikmat meledak dikedua tubuh pasangan suami istri itu. Desahan Jarim semakin kuat ketika Seokjin bermain dengan payudaranya, ia memilin nipplenya dengan lembut. "Eunnggggghhhhh... Seokjin-ah milikmu memenuhi diriku.." Seokjin bangkit dan meremat pinggang istrinya dengan kuat, ia menggerakan pinggulnya seirama dengan Jarim, membuat miliknya semakin dalam. Jarim terus bergerak sambil memejamkan matanya, merasakan kenikmatan yang mampu menghilangkan akal sehatnya saat itu juga. "Naughty baby, how can you be this tight, you make me wanna c*m!" "Yes baby come inside me, fill me up with your love." Seokjin memeluk tubuh Jarim tanpa menghentikan hujamannya yang cepat, cepat sangat cepat membuat Jarim tidak berkuasa atas tubuhnya lagi. Segalanya yang ada didalam dirinya diambil alih oleh kenikmatan yang diberikan suaminya, cinta sejatinya. "Baby.. i-i'm coming... you drive me crazy.. Kim Seokjin." "Let's c*m together baby..." "Ahnnggghhhh...mhhmmmmm..." Mereka berdua mencapai puncaknya secara bersamaan, tubuh keduanya menggelinjang hebat. Seokjin yang menyemburkan begitu banyak s****a mampu memenuhi rahim Jarim. Ledakan kenikmatan itu benar - benar memabukkan bagi keduanya. Jarim ambruk diatas d**a Seokjin, ia mengelus pelan d**a bidang suaminya tanpa melepas pertautan mereka. "Ahhh.. aku lelah.." Ujar Jarim pelan. "Hanya satu ronde saja lelah, padahal dulu kita bisa bermain lebih dari satu ronde." Ujarnya mengejek. "Aku sudah tua sayang, tubuhku sudah pernah mengeluarkan dua orang anak, tentu saja onderdilku sudah tidak bagus lagi." "Pfft.. memangnya kau motor hahaha, terima kasih sayang asupan paginya." Ujar Seokjin yang kini menciumi pucuk kepala istrinya dengan lembut. "Tsk... dasar mesum." Tokk.. tokk.. tok.. "Mih.. Pih.. maaf ganggu, Paman Namjoon sudah ada dibawah tungguin papih mau berangkat ke danau." Suara ketukan pintu kamar mengagetkan keduanya, Jarim segera bangun dari pelukan Seokjin ketika mendengar suara anak tertuanya memanggil. membuat Seokjin mengerang ngilu karena belum melepaskan tautannya. "Ahh.. iya Yoora sebentar lagi mamih keluar sayang." "Ya udah mih, Yoora bikin teh buat Paman dulu." Seokjin yang mendengar hal itu malah memasang tampang TIDAK INGIN PERGI, melihat hal itu Jarim mencebik. "Pih cepat siap - siap, Kak Namjoon sudah ada didepan. Sudah tau mau pergi malah mengajakku yang tidak - tidak." "Sayang, aku tidak mau pergi." Jawabnya dengan wajah memelas. "Pergi atau kupukuli?" "Baiklah.... baik aku siap - siap sekarang." Seokjin segera pergi menuju ke kamar mandi membersihkan dirinya sebelum berangkat. "Oh iya kimbabnya lupa bikin." Jarim menepuk dahinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN