Part2
uforia terlarang
Usia kita terpaut 5 tahun, saat ini usianya 20th, iya 5th lebih muda dariku. Mungkin itu sebabnya aku jadi merasa muda saat bersamanya .
Awal nya semua berjalan baik-baik saja seperti biasanya. Hingga suatu hari,
Kita coba cari referensi film yang menarik di google, karna acara di TV mulai membosankan. Suamiku sejak pagi tadi sudah berpesan kepadaku kalau dia tidak pulang malam ini karena ada urusan di luar kota.
“Dilan 1990 aja kak, aku belum nonton” ujarnya
“Emmm, yaudah ayok aku juga belum nonton” aku keluar dari halaman google dan mulai masuk ke salah satu aplikasi nonton .
Dalam satu sofa dan satu selimut karna kebetulan cuaca di luar saat itu sedang dingin, bahkan masih dingin ketika AC sudah ku matikan.
Satu demi satu adegan film kami liat bersama. Hingga pada satu adegan romantis tiba2 trian menatap ku yang masih terus menonton. Aku coba melirik tatapannya lalu ia palingkan pandangannya.
“Kenapa ? Tanyaku sambil menepuk pundaknya”
“nggak pa2, haha gitu aja baper kan, orang film aja loh padahal” dia justru mengolokku yang terlalu hanyut dalam adegan dilan bersama milea.
Entah sengaja atau tidak, kaki trian tiba2 berada di atas kakiku, terasa begitu hangat sedangkan aku merasa sudah berselimut pun masih terasa dingin. Aku juga tidak ada fikiran untuk memindahkan kakiku, aku menaruh satu kakiku lagi di atas kakinya. Entah mengapa ia juga tak berusaha melepaskan nya.
Tiba2 tangannya menggenggam tanganku, lagi2 hangat yang aku rasakan, aku pun tak berniat memindahkannya, entah mengapa saat itu justru bahagia yang berkeliaran dalam otakku.
Aku merasa trian sengaja mendekatkan tubuhnya,
Dia tampak belum lihai melakukannya, terasa tangan kanannya gemetar saat menyentuh leherku, begitu pula tangan kirinya yang mulai menarik pinggangku lebih dekat dengan tubuhnya, kemudian mendaratkan bibirnya ke bibirku. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya, namun seperti ada yang menerjemahkan bahasa tubuhnya malam itu.
Aku merasa dia begitu ingin aku menjadi miliknya seutuhnya..
sebenarnya aku tak yakin aku orang pertama yang pernah ada dalam dekapannya. Karena setahuku begitu banyak wanita yang tergila gila dengan dia.
Berulang kali ia mendekapku, aku tau ini salah tapi seperti ada yang melarangku untuk tidak hanyut dalam kejadian itu.
Sampai hampir pagi kita berada dalam satu selimut, namun aku tak juga bisa tertidur.
Pelukannya tak bisa membuatku nyenyak tidur.
Karna jantungku justru semakin berdegup kencang.
Nafasku berhembus dengan irama yang lebih cepat tak beraturan Sepertinya sama dengan aliran darahku.
Walaupun kita tak melakukan apa2 malam itu,
Tapi Berbeda dengan ketika aku terlelap di atas ketiak riko,
Aku bahkan sering tertidur dengan ponsel yang masih dalam genggamanku
Rupanya,
Rasa bahagia dan nyaman itu tidak sama.
Rasa bahagia justru membuat segala metabolisme tubuhku tak terkendali
Sedangkan nyaman membuat tubuhku tenang seperti di selimuti rasa percaya
Bahwa aku berada di tempat yang paling aman ..
Trian punya watak yang cukup unik kadang dia menyenangkan terkadang dia pendiam Bahkan tersenyum pun jarang. Tapi justru sekali saja melihatnya tersenyum aku tak mampu menolak untuk jatuh hati kepadanya.
Setelah kejadian itu kami sedikit agak canggung, mungkin karna kami sama2 menyadari bahwa itu adalah suatu kesalahan. Bagai mana tidak, aku adalah wanita yang bersuami, terlebih suamiku adalah Kaka sepupunya. Trian tampak agak menjauh dariku, aku berulang kali mengirim pesan singkat padanya dengan isi yang sama, kenapa dan ada apa kenapa berubah?
Tapi semua tidak pernah ia balas . Aku tau mungkin dia juga sedang mencoba mencerna apa yang terjadi di antara kita. Sama sepertiku,
Kali ini aku benar-benar seperti anak ABG yang sedang kehilangan pacar, hingga tak mampu mencegah berbuat hal yang konyol, aku terus2an mendesak trian dengan pertanyaan ku yang selalu mengharap jawabannya.
Vloi : “trian, kalo memang tidak ada perasaan apa pun antara kita kenapa kamu harus berubah?”
(Send a message)
Saat aku memutuskan untuk mengirim pesan yang berisi pertanyaan itu, jelas aku sudah siap dengan resikonya. Sebenarnya aku berharap trian mengelak dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Atau pun jika dia mengiyakan, aku juga tak akan pergi meninggalkannya.
aku akan tetap di sini seperti biasanya sampai rasa itu hilang sendiri.
Tapi ternyata salah, dia hanya menjawab terserah..
Dan kembali membiarkan aku berkutat dengan fikiranku sendiri. Aku bahkan tak mampu membatasi harus sampai mana lagi aku menyimpulkan
Saat itu aku kacau, kacau sekali,
Trian memblokir akun f*******: dan w******p ku.
Aku benar2 Kehilangan dia, tanpa satu jawaban pun.
Semua kenangan terus2an berkeliaran bebas di setiap sudut pandang ku. Karena memang semuanya tentang dia.
Aku tak sanggup membuka tutup lulur mandi, membuka pintu belakangku, menaiki motorku, dan tidur di bawah selimutku sendiri. Hanya bayangan trian, dan aroma mangga di bau nafasnya dari bekas hisapan rokok Marlboro bold yang merusak ingatanku.
Aku berfikir,
Sampai kapan aku akan kehilangan dia seperti ini.
Sehari dua hari seminggu, dan sebulan..
Dan akhirnya trian kembali kepada ku. namun rasa rinduku semakin membuatku takut terlalu jauh dengannya. Aku takut tak sanggup membendung hasrat untuk mengulangi segalanya bersama trian. Aku mulai berani menggunakan lulur ku, tidur siang di balik selimutku, dan tentunya semua ku lakukan bersama trian lagi.
Sejak hari itu Aku tak lagi mempertanyakan perasaannya, tentang kenapa trian berubah kemarin, iya aku sudah tau, tanpa penjelasan apa pun darimu. Kemarin dia hanya berusaha menahan perasaan itu agar tidak larut dan berkembang aku juga mulai tau dia tak sanggup melihatku saat aku bersama suamiku.
365hari lebih dia menemaniku setiap hari. Dia hadir bukan sekedar ada, dia yang melukiskan dua sudut senyumku setiap saat, membuat ku ceria sepanjang waktu.
Aku bahagia saat bersamanya dan selalu merasa muda bercanda dengannya tapi Aku tetap mencintai Riko suamiku,
Ku laksanakan seluruh kewajiban ku sebagai istrinya. Namun memang rasanya tidak lengkap. Mencintai ternyata pekerjaan yang berat. Aku harus tulus berbagi, takut salah dan segalanya yang akan membuatku semakin takut kehilangannya.
Aku berusaha berjalan beriringan dengan keadaan ini, sembari menjaga perasaan trian.
Benar2 tampak dari matanya, ia ingin memilikiku sepenuhnya. Aku tau dia cemburu, ketika aku menjalankan peranku sebagai istri riko.
Trian selalu keluar rumah ketika Riko ada di rumah, dan kembali ketika Riko tidak ada di rumah atau terlelap tidur di malam hari.
Sungguh aku tidak tau aku harus menyaksikan keadaan seperti ini sampai kapan .
Setidaknya sampai waktu sendiri yang akan memisahkan atau menghentikan perasaan aku dan trian.