bc

Kesalahan Semalam

book_age18+
207
IKUTI
4.6K
BACA
one-night stand
HE
escape while being pregnant
pregnant
boss
heir/heiress
drama
bxg
serious
city
office/work place
childhood crush
affair
friends with benefits
polygamy
like
intro-logo
Uraian

Karena putus cinta, Flora terjebak di malam yang panas dengan pria asing bernama Altariga. Merasa tidak butuh pertanggungjawaban, Flora menghilang begitu saja sehingga ketika hamil bahkan memiliki anak, dia melalui semuanya sendiri.Lima tahun berlalu, Flora dipertemukan lagi dengan Altariga yang sialnya mengingat dirinya. Menuntut penjelasan, pria itu berhasil mengetahui keberadaan anak hasil dari cinta satu malam yang mereka lewati.“Serahkan anak ini pada saya, atau saya ganggu terus kehidupan kamu.”Flora dilema. Mempertahankan sang anak kemudian membawanya hidup bersama sang calon suami, atau justru menyerahkan putranya pada Altariga yang juga sudah memiliki istri, opsi manakah yang akan dia ambil?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bagian Satu
*** "Who are you?" Flora menatap pria tampan di depannya dengan kedua mata menyipit. Tidak ada jarak, wajahnya dan pria tersebut hanya terpaut beberapa sentimeter saja, karena memang tidak sekadar berhadapan, saat ini Flora duduk persis di pangkuan pria asing yang bahkan tidak dia ketahui namanya itu. Semua berawal dari Flora yang malam ini dikejutkan oleh perselingkuhan kekasihnya bersama seorang perempuan. Menyaksikan sendiri sang kekasih yang tengah bertukar keringat dengan perempuan asing, Flora patah hati, sehingga pada akhirnya—dengan pikiran yang kalut, dia pergi ke sebuah bar terkenal di kota Paris. Melupakan statusnya sebagai mahasiswi S2 tingkat akhir, di salah satu universitas ternama di Paris, Flora meneguk beberapa gelas vodka campuran hingga akhirnya kehilangan kesadaran. Flora menjelma menjadi perempuan linglung yang berjalan ke sana kemari tanpa arah. Dikuasai alkohol, dia tidak ingat apa pun, hingga langkah kakinya secara tidak sadar membawa dia ke sebuah kamar dengan seorang pria bertubuh jangkung yang menjadi penghuni. Di sana—dengan kondisi yang mabuk, Flora menggoda pria tersebut sampai akhirnya ciuman panas pun terjadi diantara mereka. Entah takdir atau sekadar kebetulan, Flora dipertemukan dengan pria yang juga dikuasai alkohol sehingga keduanya pun menggila bersama. "Kamu yang siapa?" tanya pria tersebut, sambil menyelipkan anak rambut milik Flora ke belakang telinga. "Saya di sini sedang menikmati waktu. Kamu?" "Kamu orang Indonesia?" tanya Flora, dengan kesadaran yang hampir sirna. "No, saya bukan orang Indonesia, tapi Jakarta," jawab pria di depan Flora, yang memang sama linglungnya. "Kamu tahu Jakarta? Di sana rumah saya besar dan ya ... saya banyak uang." "Berapa banyak uang kamu?" tanya Flora, sambil tersenyum tanpa peduli posisinya yang masih berada di pangkuan pria asing. "Aku juga banyak uang, banyak banget, tapi tetap aja diselingkuhin. Apa menurut kamu uang aku kurang banyak?" Tidak menjawab, pria di depan Flora hanya mengukir senyum dengan tatapan mata yang nampak sayu. Saling menatap dengan kondisi kesadaran yang sama-sama di ambang batas, selanjutnya desir aneh kembali menghampiri keduanya hingga sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan pun justru keduanya lakukan. Di bawah pengaruh alkohol, Flora dan pria yang tidak dia kenal itu saling memagut bibir kemudian semakin menikmati apa yang mereka lakukan. "Sentuh aku," ucap Flora pelan, sambil membelai rahang tegas pria di depannya. "Puasin aku biar pacarku paham kalau bukan cuman dia yang bisa tidur sama perempuan lain. Bisa?" "Sure," jawab pria di depan Flora, sambil mengangguk yakin. "Ayo kita bersenang-senang malam ini." Flora tersenyum, hingga tidak berselang lama dia membiarkan bibirnya diraup halus. Selanjutnya—dengan gerakan sangat cepat, dia melepas satu persatu kancing baju pria di depannya untuk kemudian dilempar ke sembarang arah. Didukung suasana temaram kamar, Flora juga membiarkan bajunya terlepas sehingga kini—di atas kasur berbalut seprai putih, dia berbaring tanpa sehelai benang pun di tubuhnya. "s**t!" Pria di depan Flora mengumpat, tatkala gelenyar aneh di dalam tubuhnya semakin menggila. Seperti harimau yang sedang menerkam mangsa, selanjutnya dia melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. Tanpa ada paksaan dari siapa pun, dia dan Flora menikmati malam itu hingga tubuh mereka bermandikan keringat. Malam semakin larut, keduanya menjatuhkan tubuh di kasur setelah sama-sama menikmati puncaknya. Masih di bawah pengaruh alkohol, Flora dan pria asing di sampingnya saling memandang dengan senyuman terukir. "Kamu menyenangkan," puji pria tersebut, yang kemudian disahuti oleh Flora. "Kamu juga hebat. Aku suka." Selanjutnya—entah karena rasa lelah atau kantuk, Flora dan pria yang barusaja menidurinya itu terlelap begitu saja. Tanpa memedulikan busana, keduanya menutup mata rapat-rapat kemudian menghabiskan sisa malam dengan terlelap. Beberapa jam berlalu, pagi akhirnya datang dan diantara keduanya, Floralah yang lebih dulu membuka mata. "Aku di mana?" Masih dengan posisi terlentang berselimutkan bedcover, pertanyaan tersebut Flora luncurkan dengan suara yang parau. Mengedarkan pandangan untuk mengenali tempatnya berada, dia dibuat terkesiap setelah mendapati sosok pria terlelap di sampingnya. "S—siapa dia?" tanya Flora, sambil beringsut dari kasur. "Kenapa dia ada di sini dan ...." Flora tidak menyelesaikan ucapannya setelah mendapati tubuh pria di sampingnya yang tidak dibalut apa pun. Dengan perasaan yang panik, dia menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, dan voila! Detak jantung Flora rasanya nyaris berhenti setelah mendapati tubuhnya sendiri yang tidak dibalut sehelai benang pun. Panik, itulah yang dia rasakan selanjutnya, sehingga dengan gerakan cepat, Flora mencari baju-bajunya yang semalam dilempar ke sembarang arah. Flora kembali pada kewarasannya. Dengan baju yang melekat lagi di tubuh semampainya, dia memandang frustasi pria asing di atas kasur yang bahkan tidak dia ketahui namanya itu. "Aku tidur sama dia?" tanya Flora, sambil menyugar rambut panjangnya ke belakang. "Aku? Tidur? Sama pria asing?" "s**t!" Umpatan itu akhirnya lolos dari mulut Flora. Tidak diam saja, selanjutnya yang dia lakukan adalah; mencari identitas pria asing di atas kasur. Flora menyisir semua area kamar, dan dari saku celana bahan yang dia dapati tergeletak di samping kasur, sebuah identitas akhirnya dia temukan. "Altariga Zion Sanjaya," gumam Flora, sambil melirik pria jangkung yang sampai detik ini masih terlelap. "Jakarta, dua puluh tujuh tahun yang lalu dan ... ck!" Flora berhenti berkata setelah membaca jabatan pria itu di sebuah perusahaan. Masih berjongkok di dekat kasur, untuk beberapa saat pikirannya berkemelut. Antara harus membangunkan pria itu kemudian membicarakan apa yang terjadi, atau pergi begitu saja kemudian menganggap tidak pernah ada apa-apa diantara keduanya, dua pilihan tersebut harus diambil olehnya. "Ya Tuhan aku harus ap—" Flora berhenti berucap setelah ponsel di sebuah meja terdengar berbunyi singkat. Lekas beranjak, dia mendapati sebuah pesan di ponsel milik pria bernama Altariga tersebut. Gelembung pesan muncul di layar depan, Flora bisa membacanya tanpa harus membuka kunci. (Pulang, Altariga! Gisella menunggu kamu di sini. Masih menganggap Opa sebagai kakek kamu, kan? Kalau iya, kembali ke Indonesia dan lakukan apa yang Opa minta. Enggak mau kembali? Siap-siap saksikan pemakaman Opa. Paham?)

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
59.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook