Chapter 4 - his rules

1300 Kata
Astri terbangun di atas tempat tidur besar. Ruang tidur  yang amat bagus dan rapi,  dengan dekorasi yang simpel, berdinding putih dan lantai bercorak kayu yang di beberapa tempat ditutupi karpet mahal. Tempat tidur  besi lurus-lurus tanpa lekuk-lekuk bercat putih membuat kesan simpel lebih jelas.  Di dalam situ hanya ada meja rias dan satu lemari pakaian yang juga berwarna putih. semua terlihat clean. Astri menyukai kamar itu.  Ia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Kali ini sudah pagi dan matahari sudah menerobos masuk di sela-sela tirai kamar itu yang juga berwarna putih. Astri sempat berpikir, apakah ia sudah mati ? Kepalanya masih terasa pening. Tapi ia berusaha bangkit menuju jendela. Rasa ingin tahunya membuncah, tentang dimana ia sekarang.  Dari balik tirai jendela itu ia mengintip. Rumah ini bertingkat dua, di sekelilingnya taman dan dipagari tembok yang cukup  tinggi. Ia melihat ada beberapa orang yang berjaga-jaga di seputar taman itu. Berarti aku belum mati, ini hanyalah rumah seseorang. Siapa pemilik rumah bak istana ini ? “kenapa sekarang ada di sini?, ahhh tidak, seingatku semalam aku masih tidur di  rumah Sayyida Ameera.” Ia berkata-kata sendiri. Dimana aku ? siapa pemilik rumah ini? Ia berjalan ke pintu. Klik. Pintu itu terkunci. Astri mengetuk-ngetuk dari dalam, minta dibukakan pintu. Lama-lama ia menggedor-gedor pintu itu. “Klek” terdengar anak kunci diputar, dan pintu dibuka. Astri melihat sosok pria tampan di depannya. Astri memicingkan matanya.. kepalanya masih pening, tapi bisa mengingat, bahwa pria ini kemaren bertamu ke rumah majikannya, Putri Ameera. Dan mereka berbicara akrab di pinggir kolam. Kalau Astri tidak salah dengar mereka memanggi kakak dan adik. Agaknya pria ini saudaranya Putri Ameera. Then he must be a prince.. huh ternyata aku di rumah orang ini. Pria itu memang tampan, dengan alis nya yang tebal seperti sayap burung elang ketika mengembang, hidungnya yang mancung serta matanya yang dalam, dipadukan dengan bibirnya yang sexy.. ohh pria ini sebenarnya jauh lebih tampan dari suami princes Ameera. Pria ini mempunyai wibawa sendiri, yang membuat Astri seakan-akan mati kutu.  Pria itu melangkah masuk ke kamar Astri dan mengunci pintunya dan memasukkan anak kuncinya ke dalam kantong Throbe nya. Astri mundur menjauhi pria itu. Ia sungguh takut. Habis lah aku pikirnya, tiada lagi aku bisa mempertahankan kehormatanku jika seperti ini jadinya. Ia mulai menangis.. “Mau apa kau?” saking paniknya  Astri berbahasa indonesia, sudah tidak memikirkan lagi bagaimana harus berbahasa arab karena itu ia menyerocos dalam bahasa ibunya. “Ma ma mauu apa kau? Jangan mendekat!” “Kenapa aku bisa disini ?”  “What?” Zayn tak mengerti. “Kau menculikku ?” tanya Astri tajam. Tapi percuma Zayn tidak mengerti. Tampang nya  sungguh kacau, rambutnya awut-awutan lepas melewati pundak. Tapi pemandangan itu begitu sexy di mata Zayn. Zayn menelan ludahnya. Zayn kemudian menariknya ke arah tempat tidur. Astri berontak. “Lepaskan aku!” kali ini ia pakai bahasa arab. “Baik.! Duduk disitu, aku tak akan menganggumu. Kita akan bicara.” Astri menurut, ia duduk di sisi tempat tidur. Dan Zayn duduk di sampingnya. Astri kembali ketakutan dan menjauh. “Duduk sini, di samping ku ! turuti kataku, atau aku akan bertindak yang tidak kau inginkan.” Akhirnya Astri menurutinya dan duduk di sebelah Zayn. “Namamu Astri bukan?”  Astri mengangguk.  Mendengar suara lembut Zayn ketakutan di d**a Astri sedikit berkurang “Baik, dengarkan.” Kembali suaranya menjadi tegas. “Sekarang aku majikanmu. Kau telah kubeli dengan harga yang sungguh sangat fantastis. Kau boleh ingat,  50.000 US $!. Kau bisa mengkurskannya ke mata uang mu. Berapa jumlahnya itu.” Astri ternganga mendengar jumlah tersebut, tidak percaya bahwa harga dirinya semahal itu. Otaknya berputar-putar, Berarti aku bukanlah barang sembarang, aku barang mahal.. huh barang.. Astri kesal memikirkan itu. Aku bukan barang! Aku manusia, dan manusia tidak diperjual belikan, makinya dalam hati. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa kini. Bisa saja lelaki ini membuang dia begitu saja, toh dia juga kaya raya. Dan bagi orang kaya seperti ini, nyawa manusia tidak ada harganya sama sekali. “Sekali lagi, aku majikanmu, dan kau pelayanku, kau b***k-ku, Aku bisa melakukan apa saja padamu, bahkan membunuhmu kalau perlu!” Astri benar-benar lemas. Benar sekali dugaannya, ia telah dijual  oleh majikannya. Padahal kemaren ia sudah merasa aman, paling tidak dia tidak akan di apa-apain, dan hanya disuruh bekerja mengasuh putri majikannya itu. Tapi kini, entah apa yang akan dilakukan oleh tuan barunya ini. Kini Astri merasa kehormatannya terancam. “Tugasmu sehari-hari melayani ku di rumah ini.” “What ? melayani ? apa maksudmu tuan? “ Astri ketakukan mendengar kata melayani. Ia sungguh takut harus melayani nafsu s*x tuannya ini. Zayn melanjutkan, “Jadi tugas mu adalah membersihkan dan menjaga rumah itu serta memasak makanan untukku jika aku suruh. Dan kau tidak kuperkenankan keluar dari mansionku ini. Kau  hanya boleh keluar ketika bersamaku. Jangan sekali-kali kau membantahku, maka hukuman mu akan sangat fatal buatmu.“ Wajah Astri terlihat senang. “Bagus tuan, itu berarti aku tidak akan melayanimu di tempat tidur, begitu bukan?” “Tenang, nona manis, tidak akan sampai disitu, kecuali kau membangkang perintahku. Hahaha…” Zayn tertawa kesenangan. Astri seketika kecut mendengarnya. Membangkang? Apa pula ini.. sungguh jahat ia, bagaimana kalau aku disuruh melayani hasrat bejatnya, dan aku tidak mau, kan sama saja dengan membangkang. Tentu akhirnya akan tetap sama.  Astri merasa benar-benar tertipu dan putus asa. Tapi setidaknya wajah tampan Zayn bisa menghiburnya, paling tidak aku tidak tinggal dengan Pangeran yang buruk rupa. Hmmm… siapa tau saja.. aku bisa memiliki hatinya, sehingga aku tidak diperlakukannya sebagai b***k lagi. Astri merasa ada secercah harapan akan masa depannya. Bagaimana aku bisa membuatnya jatuh cinta padaku?  aku hanyalah seorangbudaknya, yang tentu sangat rendah di matanya.  Setelah tertawa kesenangan melihat mainannya ketakutan, wajah Zayn kembali serius,“Aku bukan orang jahat, Astri. aku tahu memperlakukan seorang b***k dengan baik. Dan, aku tidak akan memakai tenagamu dengan cuma-cuma, akan kucukupi kebutuhanmu, dan kamu tetap menerima gaji. Kamu bisa mengirimkannya kepada keluargamu melaluiku.  Hanya saja kamu tak bisa keluar dari mansionku ini, dan kamu tak boleh menghubungi keluargamu.  Astri sedikit lega mendengarnya. Karena ia akan tetap bisa membiayai keluarganya di kampung. Tapi bagaimana bisa pria seperti ini memegang janjinya?  “Akan Tapi kau harus tahu, Astri, bahwa kepemilikan b***k itu adalah sampai mati, jadi kau tidak akan bisa lepas dariku, kecuali aku menjualmu kepada orang lain, atau aku membebaskanmu. Jika kau tidak menuruti perintahku atau kau berusaha kabur maka hal yang terburuk yang akan kulakukan adalah menjualmu kembali. Bisa saja kau mendapatkan majikan yang lebih buruk dan kejam dariku” Habis lah aku.. itu berarti hidupku berakhir disini, kecuali pria ini mau membebaskanku. Kini tiadalah mungkin aku menikah,  berkeluarga atau punya anak.. ya Rabb.. apa yang telah aku lakukan ? jerit Astri dalam hatinya. Ia sungguh menyesal melangkahkan kakinya ke negeri teluk arabia ini.  Kandas sudah cita-citanya, Sebelumnya Astri adalah  seorang mahasiswa jurnalistik tahun terakhir  dan ia mempunyai impiannya sendiri di bidang jurnalistik. Tapi kini,  ia terpuruk  menjadi seorang b***k disini, di rumah majikannya Seorang pangeran dari negeri Arab. Ia  pelayan seorang pangeran. Aku ingin hidup normal.!jerit hatinya Astri mulai menangis.. “Jangan menangis, bentaknya. Aku tak suka melihat perempuan cengeng.” Astri ketakutan dan segera menyeka air mata nya dan menata kembali dirinya. “Baik tuan.” Hmm.. mungkin masih ada harapan buat ku. Kalau aku bisa mengambil hatinya.. dan ia bisa menyukaiku bahkan menyayangiku atau mencintaiku. Mungkin aku bisa terbebas dari ini semua. Itu satu-satunya harapanku, Tapi bagaimana mungkin? Aku ini mungkin hanya seperti tikus kecil di matanya.    “Aku tak akan setiap hari disini. Pekerjaan ku banyak, tapi aku akan sangat sering kemari, dan aku mau semua yang kuperintahkan tadi kau turuti. Jangan lupa, aku menaruh penjaga yang cukup banyak di luar rumah ini. Jadi jangan coba-coba melarikan diri.” “Ba..Baik tuan. Tapi bolehkah aku meminta sesuatu ? Astri dengan nada ketakutan.  ---to be continued.---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN