Khalil sebenarnya merasa tak nyaman. Sangat tak nyaman. Sejak tadi Nindy terus berusaha berdiri di dekatnya, seolah tak memberi ruang sedikit pun untuknya bernapas. Setiap ia sedikit melangkah ke kiri atau ke kanan, perempuan itu pun mengikuti—mengatur posisi sedemikian rupa agar tetap berada dalam jangkauan kamera. Seperti ingin dunia tahu bahwa ia punya hubungan khusus dengan politisi muda yang tengah naik daun itu. Dan Khalil, meski ingin sekali menegur atau setidaknya memberi batas, tak bisa melakukannya secara langsung. Tidak di tempat ini. Tidak di acara sebesar ini. Terlalu banyak mata yang mengawasi, terlalu banyak telinga yang bisa menangkap nada bicara yang salah. Reputasinya—apa pun yang terjadi—harus tetap terjaga. Ia tidak boleh gegabah. Nindy memanfaatkan hal itu dengan san

