"Coba aja kamu telanjang di hadapannya, Sa. Lihat reaksinya. Dia tergoda atau enggak. Kalau gak tergoda, artinya..." Luna mengolok dengan nada menggoda yang begitu khas. Talia, yang duduk di sebelahnya, sudah terbahak mendengar ucapan itu. Suasana di dalam mobil menjadi riuh dengan tawa mereka yang sedikit berlebihan, tapi tetap menghibur. Raisa hanya bisa terdiam mendengar perkataan mereka. Ia, yang duduk di kursi belakang, merasa agak canggung, meskipun dalam hatinya ada perasaan tak nyaman yang semakin menumpuk. Mereka, Talia dan Luna, selalu seperti itu—bercanda tanpa batas, dan selalu membuat hal-hal yang seharusnya serius menjadi bahan tawa. Mereka bertiga memang sudah cukup lama tidak bertemu. Setelah beberapa waktu, Talia dan Luna memutuskan untuk datang ke kampus Raisa di Indral

