bc

My Married Life

book_age18+
1.1K
IKUTI
6.7K
BACA
tragedy
sweet
bxg
heavy
like
intro-logo
Uraian

Yongtae terpaksa menikahi Hanrae yang merupakan anak dari pria yang sudah mendonorkan hati padanya, meskipun ia sudah menolak, ayahnya tetap memaksa dirinya untuk menikahi gadis itu. Membuatnya memiliki dendam pada gadis itu, dan akhirnya tidak memperlakukan istrinya dengan baik. Namun akhirnya banyak kejadian yang membuatnya tersadar, betapa berarti kehadiran gadis itu di hidupnya.

cover by: pahingthu

font by: https://www.1001fonts.com/free-for-commercial-use-fonts.html

chap-preview
Pratinjau gratis
01
Dengan perasaan gugup dan campur aduk, gadis itu terus menatap pantulan dirinya di depan cermin. Sebuah gaun putih panjang yang sangat indah membalut tubuhnya, dengan riasan tipis yang membuatnya terlihat lebih cantik serta anggun dari biasanya. Gadis pemilik nama Kang Han Rae itu tengah menunggu seseorang untuk mengetuk pintu, dan mengajaknya keluar dari ruang ganti sekaligus rias ini. Membawanya ke altar untuk mengucapkan janji suci bersama calon suaminya. Namun sudah hampir dua jam berlalu, dia hanya melewatkan waktunya di ruangan ini, tanpa adanya tanda-tanda pernikahannya akan segera berlangsung. Cklek. Terdengar suara pintu tiba-tiba terbuka terbuka. Membuyarkan lamunan Han Rae sekaligus mengejutkannya. Membuatnya sontak memutar kepalanya ke arah pintu. Diambang pintu, terdapat seorang wanita paruh baya tengah berdiri di sana dengan alis dan kening mengkerut. Menggambarkan kekecewaan, sekaligus ke khawatiran dan kesedihan. ‘’Han Rae, Yongtae sepertinya tidak akan dating lagi ke pernikahan kalian. Pernikahan kalian harus batal lagi.’’ Han Rae tidak dapat berkata apapun. Ia memutar kepalanya kembali ke arah cermin. Kepalanya menunduk dalam, dengan kedua tangannya mencengkram erat gaunnya. Tanpa bisa ia tahan, air matanya mengalir dengan isakan tangis yang terdengar memilukan. Ini bukan kali pertama, pria bernama Lee Yongtae itu, tidak hadir pada acara pernikahannya sendiri. Bahkan sudah terhitung tiga kali dengan sekarang. Pernikahan yang dilandasi perjodohan ini, menjadi penyebab, kenapa sang mempelai pria kabur. *** Yongtae menuangkan cairan berwarna merah keunguan ke dalam gelas, sebelum akhirnya meneguk sedikit demi sedikit cairan tersebut. Ia sudah menghabiskan hampir setengah botol wine, membuat pria jangkung dihadapannya menggelengkan kepalanya. ‘’Toleransimu terhadap alkohol itu tidak baik. Kau tahu, tapi sekarang minum banyak. Masih terlalu siang pula untuk minum-minuman seperti ini. Kau seharusnya datang ke acara pernikahanmu.’’ Ujar pria jangkung pemilik nama Johnny, yang sedari tadi menemani Yongtae minum. Meskipun sebenarnya ia hanya memperhatikan sedari tadi, dan tidak ikut minum. ‘’Aku tidak punya undangan ke acara pernikahan siapapun.’’ Yongtae menimpali perkataan Johnny tadi dengan nada ngelantur. Johnny menghela napasnya seraya memutar kedua bola matanya. Yongtae adalah manusia paling keras kepala yang pernah ia kenal, percuma membujuknya untuk datang ke acara pernikahannya sendiri. Yongtae malah akan mengamuk nantinya. Ini sudah tiga kali Yongtae kabur dari acara pernikahannya, dan tidak ada yang dapat melacak keberadaannya, kecuali Johnny. Dia sudah hafal kemana biasanya Yongtae bersembunyi dan menyendiri. Sebagai teman lamanya sejak SMA, tentu Johnny tahu. Hanya saja ia tidak bisa memaksa pria itu. Sudah dikatakan, Yongtae adalah pria keras kepala. *** Ayah menarik bahu Yongtae dengan kasar, kemudian melayangkan pukulan yang keras kepada pipi anak semata wayangnya itu. Yongtae hanya diam tidak melawan, membiarkan kerah bajunya saat ini dicengkram erat oleh pria yang hampir senja itu. ‘’Terus saja begini!’’ Teriak Ayah dengan emosi yang memuncak. ‘’Kau membuat Ayah dan Ibu malu! Kau juga sudah membuat Han Rae terus kecewa! Ini bukan yang pertama! Kau tidak kasihan padanya?! Dia selalu menunggu kehadiranmu, tapi kau tidak pernah datang!’’ Yongtae menatap Ayahnya dengan malas. ‘’Apa maumu hah?!’’ Ayah kembali menghardiknya. ‘’Ayah bertanya apa mauku? Ya mauku perjodohan ini dibatalkan.’’ Yongtae berkata dengan santai. Membuat Ayah sontak menggeram kesal. ‘’Apa susahnya?’’ Yongtae kembali bersuara. ‘’Hanya karna perjanjian konyol kalian, aku dipaksa harus menikah bukan dengan gadis pilihanku seperti ini, dengan gadis sepertinya lagi. Kalau ini pernikaha bisnis, aku masih bisa terima, karna akan dapat untung. Entah itu kerja sama atau saham. Tapi ini?’’ ‘’Yongtae! Ini wasiat! Wasiat orang yang sudah meninggal, Ayah dan Ibu harus menurutinya.’’ Ucap Ayah. Yongtae berdecih, dengan mata menatap Ayahnya dengan tatapan malas. ‘’Memangnya kalau tidak dilaksanakan kenapa? Nanti hantu Ayah gadis buruk rupa itu akan menghantui Ayah dan Ibu? Iya? Jangan konyol.’’ Buk. Satu pukulan kembali mendapat di rahang Yongtae, hingga pria itu terjatuh ke lantai. Ibu sampai terkejut dan berdiri dari duduknya, kemudian bergegas mendekati suami dan anaknya. ‘’Han Rae tidak buruk rupa!’’ Ayah berteriak sembari menunjuk Yongtae. Wajahnya merah padam karna amarahya semakin menjadi. Yongtae mengangkat kepalanya sembari menatap Ayahnya lebih tajam lagi. Tidak peduli apa yang dilakukannya adalah tindakan kurang ajar terhadap orang tuanya. ‘’Tapi dia tidak pantas untukku, jika dia disandingkan denganku, dia hanya terlihat seperti rongsokan!’’ Kalimat tajam keluar dari mulut Yongtae dengan mudahnya. ‘’Sialan! Kau mau tahu huh?! Kalau bukan berkat Ayahnya, kau tidak akan bisa makan! Dia yang sudah membantu bisnis Ayah berkembang dan maju, meskipun dia sendiri hidup sederhana, dan tambahan lagi. Kalau bukan karna Ayah Han Rae, kau tidak akan bisa tumbuh sampai sebesar ini! Setengah hatimu itu, hasil donor dari Ayah Han Rae. Kalau kau tidak percaya, Ayah bisa tunjukan buktinya.’’ Yongtae seketika melebarkan matanya mendengar penuturan terakhir Ayahnya. Ia tahu ia memiliki masalah hati sejak kecil, dan bisa sembuh berkat hasil donor, namun Ayah dan Ibunya tidak pernah mengatakan soal fakta ini. Kenapa baru sekarang mereka membeberkannya? Itu jadi seperti kalimat bualan untuk membujuknya, agar mau menerima perjodohan ini dan bersimpati terhadap gadis yang ia anggap buruk rupa itu. Yongtae akhirnya beranjak berdiri dari posisi duduknya di lantai. Ia tidak pernah bisa melepas tatapan tajamnya terhadap kedua orang tuanya. ‘’Aku kan anak kalian, kenapa bukan kalian yang mendonorkan hati kalian padaku? Kalian terlalu sibuk kerja? Hingga tidak ada waktu melakukannya? Iya?’’ Nada sindiran terus terlontar dari setiap kalimat yang ia katakan. ‘’Yongtae, tidak seperti itu. Kondisi hati kami juga kurang baik, hati kami juga tidak sehat, tidak se sehat hati milik Ayah Han Rae. Kebetulan hati Ayah Han Rae juga cocok untukmu.’’ Ibu yang akhirnya angkat suara menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. ‘’Ibu mohon, tolong terima perjodohan ini. Kau inginkan membahagiakan Ayah dan Ibu? Kami akan merasa bersalah seumur sisa hidup kami, jika tidak memenuhi janji kami pada Ayah Han Rae.’’ Yongtae mendengus seraya membuang wajahnya sejenak dari Ayah dan Ibunya. Mencoba berpikir, keputusan apa yang ia harus ambil sekarang. Egonya tetap tinggi, ia tidak ingin menerima perjodohan ini, namun melihat bagaimana Ibunya memohon, membuatnya tidak bisa berkutik juga. ‘’Baiklah, tapi aku tidak berjanji akan menjaga dan melindungi Han Rae, apa lagi mengayominya sebagai istri, atau malah… bisa saja aku ingin melukainya. Kalian tidak boleh protes.’’ Yongtae berujar dengan kedua alis terangkat dan mimik angkuh. ‘’Yongtae, apa yang kau katakan? Ayah tidak pernah mengajarimu untuk bersikap kasar, terutama pada wanita.’’ Kata Ayah, nada suaranya sudah menjadi lebih lembut dari sebelumnya. Ia merasa senang sekaligus khawatir. Keputusan putranya untuk menerima perjodohan ini tentu membuatnya senang, namun apa yang dikatakannya di akhir? Sungguh mengkhawatirkan. ‘’Kapan Ayah mengajariku itu? Aku tidak ingat. Seingatku aku lebih banyak dididik Paman. Dan apa yang aku katakan tadi adalah pilihan, jadi apa mau dilanjut atau tidak perjodohan ini? Itu terserah kalian.’’ *** ‘’Aku trauma Bu, kalau dia sampai tidak datang lagi bagaimana? Berarti ini akan menjadi yang ke empat kalinya pernikahanku batal. Aku malu…’’ Han Rae berujar seraya menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ibunya mengusap bahu Han Rae dengan lembut, mencoba menenangkan sekaligus mengurangi rasa khawatir anak gadis satu-satunya itu. Han Rae tampak begitu gelisah dan takut, bukan lagi perasaan gugup yang menyelubunginya. Ia takut akan kecewa untuk yang kesekian kalinya. ‘’Kali ini, pernikahan kalian tidak akan batal.’’ Ibu mencoba meyakinkan. Tok tok tok. Senyuman Ibu seketika mengembang saat mendengar ketukan pintu dari luar ruangan ganti dan rias. ‘’Mempelai pria sudah siap.’’ Han Rae seketika memandang Ibunya dengan tatapan tidak percaya sekaligus takjub, saat mendengar suara seseorang yang baru memberi kabar tersebut. ‘’Kau dengarkan? Yongtae tidak kabur lagi.’’ Han Rae mengulum senyuman lebar, masih tidak percaya pernikahan sesungguhnya akan ia laksanakan segera. Setelah sebelumnya terus menelan rasa kecewa. ‘’Doakan aku Bu.’’ ‘’Tentu sayang.’’ *** Han Rae menatap gugup dan sungkan pria bersurai kecoklatan yang berdiri dihadapannya, pria yang sudah resmi menjadi suaminya sejak beberapa detik yang lalu. Pria itu tidak menunjukan ekspresi apapun sejak tadi, menggambarkan ia begitu tidak menginginkan pernikahan ini. Han Rae terkejut dan sontak menundukan kepalanya saat pria itu tiba-tiba menatapnya tajam. Perasaan takut seketika menyelubungi Han Rae. Tak lama pria itu merundukan tubuhnya, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Han Rae, sebelum akhirnya mendekatkan wajahnya pada wajah gadis tersebut. Sontak Han Rae memejamkan matanya karna takut. Pria pemilik nama Lee Yongtae itu tersenyum miring, kemudian menatap Han Rae dengan sorot kebencian. ‘’Jangan berpikir aku benar-benar mau menerima pernikahan ini. Kalau kau pikir kau akan hidup tenang dan damai setelah ini, kau salah besar. Aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai istriku. Kau mengerti?’’ *** Yongtae dan Han Rae tidur terpisah, meskipun mereka sudah tinggal di satu atap yang sama, namun bukan berarti Yongtae membiarkan Han Rae tidur se kamar dengannya. Han Rae tidur di sofa ruang tamu sedangkan Yongtae yang di kamar. Kamar di rumah baru mereka memang hanya satu. Sengaja disiapkan begitu oleh orang tua Yongtae, dengan maksud agar mereka bisa tidur se kamar seperti selayaknya suami istri. Orang tua Yongtae tahu Yongtae tidak akan mau. Kamar hanya boleh di tambah jika mereka sudah memiliki anak. Itu perjanjian. Han Rae sejujurnya tidak merasa terlalu tersiksa tidur di sofa, sofanya lebar dan nyaman sudah selayaknya kasur, di tambah selimut tebal yang cukup menghangatkannya. Namun yang tersiksa batinnya, tapi Han Rae bisa apa? Han Rae sebenarnya tidak ingin melanjutkan perjodohan ini, sejak pertama kali Yongtae tidak datang ke pernikahan mereka. Hanya saja, usianya kini sudah 25 tahun, dan Ibunya sudah sangat tua juga sakit-sakitan. Ibunya ingin melihat dirinya menikah sebelum ia tiada, sedangkan Han Rae belum memiliki calon sama sekali, jangankan calon, pria yang dekat dengannya saja tidak ada, itu sebabnya Han Rae bertahan meskipun sebelumnya ia hampir putus asa tentang pernikahannya. Han Rae menatap kosong layar televisi di depannya, ia memasang volume terkecil, agar tidak mengusik Yongtae yang mungkin sudah tidur saat ini. Sedangkan ia sendiri tidak bisa tidur sejak tadi. Selain karna sedang beradapsi dengan tempat baru, ia juga sedang memikirkan kelanjutan rumah tangganya, yang sepertinya tidak akan berjalan lancar atau seharusnya. Bahkan kemungkinan besar, pernikahannya dengan Yongtae akan berujung perceraian nanti. Han Rae menghela napasnya membayangkan hal mengerikan yang mungkin terjadi itu, hal mengerikan sekaligus melegakan sebenarnya. Kalau Yongtae tetap tidak bisa bersikap baik padanya untuk waktu yang lama, untuk apa tetap mempertahankan pernikahan ini? Untuk saat ini Han Rae akan tetap bersikap semestinya seorang istri, karna ia punya prinsip untuk menjadi istri yang baik, apapun kondisinya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
209.4K
bc

My Secret Little Wife

read
103.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
14.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
192.9K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook