61. Perpisahan

1215 Kata

DENGAN tubuh yang bergetar hebat, campuran dari rasa takut dan rasa dingin udara malam hari, Shanin terlihat mengikuti tarikan tangan Arga yang membawanya menuju dapur. Setelah sekian lama menatap lantai, akhirnya Shanin memberanikan diri mengangkat kepalanya. Mendapati Arga yang saat ini tengah berwajah merah padam disertai aura dingin yang menusuk. Tak berani mengatakan apapun, Shanin memilih diam. Memperhatikan tingkah laku Arga yang sedang mengacak-ngacak dapurnya sendiri, mencari baskom kecil dan juga handuk. Berniat mengompres memar dileher Shanin karna si bodoh itu belum juga melakukannya perintahnya. Tak memperdulikan kehadiran Raynzal yang tiba-tiba saja datang. Berjalan dengan wajah emosi ditemani napas naik turunnya, menghampiri Arga dengan tak sabar. Seakan waktu tengah meng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN