"Nden, benar kau dekat dengan Uak Sanim?" tanya Alfian. "Kenapa kau ingin tahu sekali hal itu? Kau merasa keduluan dengan Uak Sanim, ya?" canda Nenden. Ia berusaha bersikap biasa saja. Padahal jantungnya berdetak tak tentu arah. Alfian mesem. "Perbedaan usiamu dan Uak Sanim jauh sekali," ucap Alfian hati-hati. "Hei, kau kenapa? Kenapa jadi perhatian begitu padaku?" tanya Nenden. Alfian kembali mesem. "Hati-hati cari calon suami. Aku sering mendengar kabar tak menyenangkan tentang Uak Sanim," kata Alfian. Nenden terdiam. Apa mungkin Alfian tahu kejadian di rumah Halimah atau bagaimana? Atau Alfian tahu Uak Sanim sering keluar masuk motel dengan dirinya juga dengan perempuan lain? Nenden bertanya-tanya dalam hati. "Melamun lagi," ujar Alfian. "Aku sebetulnya sedang mencari calon suami

