Nenden tercenung di kamarnya. Menatap hamparan kerudung yang ia beli bersama Halimah dan Ibu Haji Miftah. Ia beranjak dari tepi tempat tidur, lalu duduk di depan meja rias. Perlahan, ia menelusuri wajahnya. Saat itu, wajah Nenden benar-benar bersih. Sepulang dari Tanah Abang, segera ia mandi lalu mencari-cari mukena hingga lapisan terbawah tumpukkan bajunya. Nenden menyisir rambutnya dengan tangan. Tapi pandangannya terantuk pada paket kecil yang diterimanya bertepatan saat Alfian menurunkannya di depan rumah. Dibukanya paket itu. Botol feromone. Di usapnya perlahan. Kemarin, ia bersemangat menggunakan obat itu untuk menjebak Halimah. Ia merencanakan mencampur obat itu dengan air putih biasa saat Halimah ia undang ke rumah. Tapi rencananya belum jua berhasil karena Halimah tak bisa ia a

