"Katakan, Limah siap mendengarkan!" sahur Limah tegas. "Abang jadi ngeri kalau Halimah nadanya mulai tinggi," ucap Ruslan berusaha menenangkan Halimah. "Bagaimana bisa ucapan Halimah bersahabat jika nama Mira yang menelepon tapi dipanggil Abang, dan riwayat panggilannya Abang hapus!" Halimah sudah mulai sedikit ketus. Ruslan terdiam. Mengingat panggilan telepon seusai salat Subuh tempo hari. Ia menghela napas dalam. Dilihatnya wajah Halimah yang mendadak dingin mengalahkan dinginnya air kulkas. "Wajahmu dingin sekali, Dek!" ujar Ruslan. "Halimah diam bukan berarti bodoh. Hanya saja Limah sedang berusaha mempercayai suami sendiri. Berharap setianya Abang masih jadi milik Limah. Halimah sedikit curiga dengan kawan Abang yang bernama Mira, tapi tidak lantas serta merta menuding Abang ada

