[ 00 ] PROLOG

356 Kata
“Perjalanan hidup ibarat lembaran kertas putih tak bernoda. Ketika kita mulai membuat lipatan dari sisi nol, maka noktah akan terbentuk sedikit demi sedikit, membuat tiap lipatan kertas berubah warna. – Ayla Kosha Hammam –   *** 19 Agustus 2019, 11.49 WIB.   Drrt … drrt … drrt …. Suara getaran itu menggugah hari sibuk Ayla, yang telah duduk selama empat jam di depan komputer. Wanita berusia 39 tahun itu, menatap layar ponsel sambil mengusap pinggang yang terasa pegal. Ia memperhatikan notifikasi-notifikasi, yang telah banyak masuk selagi dirinya sibuk mengerjakan tumpukan berkas laporan kantor.   Ayla menatap jam di sudut kanan layar, waktu sudah menunjukkan pukul 11.49 WIB. Santai dulu sebentar, ujarnya dalam hati. Jemarinya meraih gawai, membuka aplikasi pesan, dan mulai berselancar.   Sebuah undangan memasuki chat grup, dari Meilia–sahabatnya sejak SMP, tertera pada urutan pesan terbaru. Membuat kenangan lama mengusik pikirannya, memori masa sekolah yang telah lama tersimpan jauh dalam lubuk hati, kini berseliweran dalam kepala.   [Ayla baru saja bergabung dalam grup.]   Meilia: Aylaaaaa apa kabar? Selamat datang di grup SMP Anggrek. Gaes, sambut dong.   Hendra: Ayla mana nih? Pernah sekelas gak kita?   Tami: Ayla apa kabar? Ya ampun ke mana aja, Jeng? Kangen gue.   Darma: Widih ada orang jauh, apa kabar lo?   Ayla: Hai, assalamualaikum, apa kabar semua? Mungkin banyak yang lupa, aku Ayla Kosha Hammam, dulu kelas I-H dan II-C. Kelas III-nya, gue pindah ke Lampung.   Dani: Wa’alaikumussalam, oh … gue inget. Lo, Ayla yang mantannya Yudha ‘kan?   Yudha: Ini Ayla? Serius?   Nama terakhir yang berkomentar, membuat wanita hitam manis itu terlonjak dari kursi. Pikirannya yang sedari tadi tengah mengarungi masa di mana ia hanyalah seorang gadis kecil lugu yang tengah mencari jati diri, dan mulai mengenal cinta. Terfokus pada sosok seseorang yang mengisi hari-hari terakhirnya di kota besar itu. Tiga kali tarikan napas panjang, Ayla coba lakukan demi menenangkan detakan dalam d**a yang membuncah. Kemudian dengan sedikit gemetar, ia membalas pesan teks tersebut.   Ayla: Ini, Yudha Turangga? Memangnya dulu ada Ayla yang lain?   Yudha: Gak ada, hanya lo seorang, dari dulu.   Deg.   = = = = = = = = = = = = = = =
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN