Salwa merasakan usapan lembut di wajah dan rambutnya. Tidurnya terasa begitu nyaman, tapi semuanya langsung lenyap saat Salwa membuka mata. Athan duduk di sampingnya dengan senyuman cerah dan penampilan rapi. Athan kembali mengusap rambut panjang Salwa pelan, "Subuh sayang." Salwa cepat-cepat duduk, mundur menjauh dan memeluk diri sendiri sambil memeriksa bajunya dengan tatapan awas mencurigai Athan. "Aku meminta kunci kamarku," kata Salwa kasar dengan suara serak. Athan tersenyum dan meletakkan kunci di genggaman Salwa, "Aku sudah menduplikat beberapa. Subuh sebentar lagi, aku akan ke masjid dulu." Salwa tidak ingin peduli. Dan ia benar-benar ingin menceramahi Athan atas tindakan asusilanya yang melanggar privasi. "Kalau ingin pergi, pergi saja, kenapa harus menyelinap dan membangunka

