Setelah kejadian dia tidur di kamar dominic anya benar-benar tidak mau bertemu dengan dominic lagi, untunglah kata lisa Lord sibuk dengan pekerjaan nya.
Karena bosan anya mengajak lisa untuk menemaninya berjalan-jalan di istana, tidak serta merta keinginan anya di iyakan oleh lisa pastinya, lisa meminta izin dulu pada lucas dan lucas menghadap pada Dominic.
"Astaga. Aku hanya berjalan-jalan ini masih di area istana apa harus seperti ini yaampun!"
"Maaf nona saya hanya menjalankan tugas tunggulah sebentar sampai luc-- ah itu lucas"lucas masuk dan membungkuk pada anya, sebenarnya anya selalu menyuruh lucas agar tidak seperti itu dan biasa saja tapi tidak di dengar olehnya.
"Lord bilang kau boleh pergi sesukamu tapi tetap di area istana. Tapi anya, aku tidak bisa menemani kalian aku harus berlatih di arena latihan"
"Tidak apa-apa lucas lekaslah pergi latihan" Lucas pun mengundurkan diri untuk segera pergi ke pusat latihan knight.
Lisa mengajak anya mengelilingi istana mulai dari mengajaknya ke dapur istana, disana banyak orang dan begitu sibuk menyiapkan makanan wanginya begitu harum di indra penciuman anya.
Juru masak dan orang-orang disana melihaat anya dan menatap bingung lisa langsung membawa anya keluar dari area dapur istana lisa merasa bahwa anya tidak nyaman dengan tatapan mereka, orang di wilayah reinsbergh memiliki warna rambut yang berbeda tetapi tidak berwarna hitam, warna hitam adalah rambut manusia jadi tidak jarang orang-orang yang berada di istana heran pada anya karena warna rambutnya tetapi tidak tercium darah dan aroma manusia di tubuh anya.
Lisa kembali mengajak anya ke sebuah perpustakaan istana saat akan memasuki ruangan itu mereka sempat di halang dua orang penjaga lisa tak habis akal maidnya itu cerdik, dan hasilnya mereka boleh memasuki perpustakaan yang begitu menyita mata anya.
"Waw.. Menurutmu buku apa yang harus k*****a lisa" tanya anya pada lisa tangan nya mengabsen buku-buku dengan jari telunjuknya.
Aura tidak biasa anya rasakan saat membalikan tubuhnya anya bertatapan dengan netra berwarna abu-abu dia tinggi berkacamata sangat elegan dan berwibawa.
"Kau gadis yang bersama lord kami. Manusia ?"
Jantung nya berdegup dua kali lebih cepat, apa orang ini akan menghisap darahnya seperti dominic ?
"Ya.. Aku m-manusia" gugup
"Aku tidak tau apa yang terjadi diantara kau dan lord, tetapi bukankah ini dunia yang baru untuk mu ?" anya mengangguk mantap sambil terus menatap pria tegap di hadapannya itu dia sedang mengambil buku di rak atas sebuah buku yang lumayan tebal berwarna coklat tua.
"Bacalah ini. Ini akan memberikan mu gambaran tentang Emperor of rheinsbergh.."
Anya menerima buku tua itu dan membuka lembaran pertama buku itu tertulis Emperor of Rheinsbergh, lalu dihalaman berikutnya ada sebuah gambar seperti peta wilayah.
"Jika ada yang tidak kau mengerti kau tanyakan saja padaku datanglah kemari"
"Terimakasih tuan.. Siapa nama mu ?"
"Namaku kris.. Sekarang pergilah dan pahami jika kau ingin selamat di rheinsbergh"
"Terimakasih tuan kris"Anya mengajak lisa untuk pergi keluar perpustakaan sambil memeluk buku yang di berikan tuan kris padanya, lisa mengajak anya pergi ketaman istana.
Anya duduk dibawah pohon disana tersedia meja bulat dan empat kursi mengelilinginya sekarang dia sedang sendirian lisa mengambilkannya teh namun belum juga kembali, karena bosan anya berjalan-jalan ditaman banyak sekali bunga dan pepohonan membuatnya merasa sangat segar dan sejuk. Saat anya memetik beberapa bunga mawar merah ternyata ada satu kupu-kupu yang begitu indah dan membuat nya terpaku, baru kali ini dia melihat kupu-kupu yang begitu indah.
Saat anya akan mengambil bunga lagi ternyata dia menginjak batu dan membuat bunga yang berada di tangannya terjatuh, memang ini kesalahannya karena tadi tidak terlalu memperhatikan langkah kakinya berpijak.
"Yaaampun, Aku menjatuhkannya" anya berjongkok untuk mengumpulkan kembali beberapa tangkai bunga mawar.
"Ahhhkkkkk.... Tanganku ! "
Tangan anya diinjak dengan sengaja oleh seorang wanita, saat anya beralih melihatnya dia memperlihatkan wajah yang terlihat begitu sangat tidak menyukai keberadaan nya ditempat ini, anya masih terduduk direrumputan sambil memegangi tangannya, dia merasa jari-jarinya remuk sekarang bagaimanapun mereka adalah vampire tangan wanita itu menarik paksa dagu anya.
"siapa kau sebenarnya. Gara-gara kau lord jadi tidak pernah berkunjung kemari dan menghisap darah ku !!!" wanita itu berjalan ke belakang ternyata bukan hanya dia masih banyak wanita disana dan menatap anya dengan tatapan tidak suka.
"Nona..nona Kau dimana" terdengar suara lisa maid anya yang mencari keberadaan anya.
Wanita tadi berjalan lagi mendekat pada anya dan menjambak rambut panjang anya yang lembut itu dengan sangat kuat, dan cukup menyakitkan rasanya rambut yang bersda dikepala akan copot.
"Arrhgh sakit, Ku mohon ini sakit"
"Lemah. Wanita lemah seperti mu bisa menarik sang Lord ? Aku penasaran menurut kalian apa yang menarik darinya ?" tanya wanita itu pada teman-temannya.
"Entahlah. Dia bahkan tidak secantik dirimu"Wanita itu menyunggingkan senyum nya masih menarik rambut anya dengan kuat, tiba-tiba lisa datang dan memberi hormat pada wanita-wanita disana.
"Maafkan nona anya. Dia pasti tidak sengaja ke arah sini lepaskan dia puteri alea"
"Ck, siapa kau seenaknya menyuruhku maid rendahan ! Ingat kastamu !"Lisa hanya bisa menunduk dengan rasa kesalnya mendengar penuturan dari puteri alea, wanita itu sangat menyebalkan pikir anya.
"Kenapa kau diam ? Kau pun berfikir kan apa yang membuat mu spesial ? Ohh aku tau kau bukan wanita spesial untuk sang Lord kau hanya belum saja di hisap darahnya sampai mati olehnya ! Sebelum kau mati"
PLAKKKKKKK !
Tangannya menampar pipi anya dan tertawa sesudahnya, lisa yang kaget akan perlakuan puteri alea akan bergegas pergi membantu anya tetapi dihalangi oleh puteri yang lain, anya tersungkur pipinya memar dan berwarna merah anya hanya meringis kesakitan air matanya turun membahasi pipi dan hatinya memanggil nama pria itu dengan tidak sengaja.
"Dominic"
.
Mata yang tajam itu menatap fokus pada berkas dihadapannya dia begitu fokus untuk menyelesaikan pekerjaan dibanding saat menjadi seorang Duke, pekerjaan menjadi Lord begitu menyita waktunya. Sebenarnya Dominic lebih suka bertarung di baris terdepan dalam memperluas wiyalah atau beradu stategi bisnis di rheinsbergh, tetapi apa boleh buat dia harus menggantian posisi ayahnya.
"Lord.. Ini ada surat " kata nao sambil menaruhnya di meja kerja sang Lord dominic tidak mengindahkan dia hanya berdehem tanpa melirik surat yang ada di hadapannya itu.
"Lord"
"Panggil namaku saja na, Kita sedang berdua"
"Baiklah, Kau masih berpikir tidak apa yang membuat valk berbuat seperti itu pada ayah mu ? Dan kabar yang baru ku dengar bahwa penyihir hitam itu sering mengambil manusia dari luar untuk dijadikan percobaan"
"Luis menjaga perbatasan dengan benar kan ?"
"Ya, Itu mungkin orang-orang yang tersesat di black forest sama seperti anya"
"Penyihir sinting itu seperti menaruh dendam"
Tubuhnya merasa terpanggil oleh sebuah suara yang sangat lembut.
Tangan nya yang sedari tadi menari di atas lembaran-lembaran kertas itu terhenti rasanya dia terpanggil oleh sebuah suara di dalam kepalanya suara yang sangat dia ingat.
Bruugh...
"Kauu !! " nao kaget karena dominic menggebrak meja dengan tatapan tajamnya dominic berlalu begitu saja melewatinya.
"Dominic ! kau mau kemana selesaikan dulu pekerjaan mu !!!!"
"Kau yang lanjutkan" kata dominic sambil berjalan keluar namun langkahnya terhenti saat mendengar penolakan kuat dari tangan kanannya itu.
"Ku bunuh kau dan kuremukan tulangmu sebelumnya ku keluarkan dulu isi perut mu"
"Cukup-cukup pergi sesuka mu !!!"
dominic bergegas pergi dengan kekuatannya yang secepat kilat berpindah tempat, dominic tidak suka saat sampai di tempat pavilium hareem di istana ini dia melihat anya tersungkur wajahnya memerah dengan air mata yang mengalir.
"Hanya aku yang boleh membuatnya menangis !"
"L-lord..."
Saat lisa berkata seperti itu semua wanita yang berada disana terdiam, tak terkecuali puteri alea yang membatu di dekat anya yang tersungkur aura intimidasi seketika membekukan suasana disini.
"Salam Lord dominic.." dominic berjongkok dan menarik wajah anya yang tertunduk dengan perlahan, saat melihat luka di wajah gadis itu membuat dia merasa kesal, entah kenapa tetapi dia sangat tidak menyukai itu.
"Siapa yang melakukan ini !" semua terdiam tidak ada yang berani menjawab sang lord
"jawab aku apa kalian bisu ?"
"Itu-itu ulah puteri alea lord" lisa membuka suara dan mata puteri alea seperti memberikan sebuah peringatan keras untuknya, dominic merengkuh tubuh anya dan membawanya menjauh dari tempat itu lisa buru-buru mengikuti dominic sebelum puteri alea menariknya dan menghukumnya.
Dominic membawa anya ke kamar pribadi dan mendudukannya di ranjang setelah melihat lagi luka di wajah gadis itu. Tangannya mengelus pipi lembut itu dengan perlahan wajah mereka semakin mendekat.
"Jangan mencium ku" anya berusaha menjauh
"Hak ku, kau miliku apapun yang akan ku lakukan padamu itu adalah kuasaku" jari tangannya menghapus bibir anya dengan lembut.
"Pergilah ke wanita tadi, aku tidak seperti mereka"
"Jangan membentak atau menolak ku !" tangan anya di tarik paksa anya merasakan sakit yang teramat sangat ditangannya.
"Ahhh, t-tanganku"
"MAHLUK LEMAH !" ucapnya sambil memukul bantal yang berada.
Dominic meninggalkan anya dan luka di tangannya, anya benar-benar menangis dia lelah meratapi nasibnya yang kacau seperti ini, sekarang matanya sembab karena menangis saking lelahnya menangis anya tertidur sambil meringkuk memeluk tubuhnya.
Malam telah larut dominic yang sedang terdiam di pelataran balkon menatap lurus ke arah bulan yang bulat sempurna, membiarkan angin malam menerpa wajah tampannya.
Matanya terpejam tanpa sadar kilas balik bayangan bersama gadis itu terulang lagi, kenapa dia begitu marah dan kesal saat gadis itu menolaknya.
Dominic bergegas pergi meninggalkan kamarnya berjalan mengarah pavilium hareem di istana ini.
"Lord.. "
"Sedang apa kau di luar ?"
"M-maafkan saya atas kesalahan saya tadi siang saya-"
"Sssttt.. Diamlah aku ingin" kata dominic menatap penuh arti pada puteri alea, dia mengajak dominic untuk masuk ke kar miliknya, alea begitu senang saat dominic mengikutinya seperti anak kecil.
"Lea..."
Dominic menarik paksa tangan lea dan mencium bibir kenal itu secara brutal dan bernafsu lea yang kaget berusaha mengimbangi ciuman dominic ada rasa bahagia dihatinya dominic membawanya sampai ke dekat ranjang.
SRAKKKK
Dominic merobek paksa pakaian yang dikenakan oleh lea menampakan tubuh mulusnya dan melemparkan tubuh lea ke kasur dengan begitu saja. .
"lord. ."
Dominic lantas kembali mencium bibir lea tanpa perasaan, lea mengalungkan tangannya ke leher dominic ciuman dominic semakin turun ke leher jenjang lea dan mulai menghisap darah nya. Tetapi semakin lama lea semakin merasa tubuhnya terhisap habis tangannya terus memukul-mukul dominic agar menghentikan aksinya.
"L-loord.. C-cukup "dominic berhenti dan menatap tajam pada lea tidak seperti tadi tangannya mencikik leher alea suaranya sampai tercekat.
"Ingat dalam ingatan mu jangan menyentuh miliku bahkan melukainya ! Ck, darahmu tidak enak ! Bagaimana bisa ayahku membiarkan mu hidup di palivium istana ini" dominic beranjak dari tubuh alea dan meninggalkan tempat itu dengan secepat kilat.