BAB 1 | Lonceng Menara Tua

1608 Kata
HUJAN mulai jatuh ke bumi sekitar setengah jam yang lalu. Udara dingin dan aroma tanah yang basah menjadi kerinduan dikala hujan pun menguar begitu saja. Sekelompok orang kaya dengan mobil mahal keluaran terbaru baru saja menginjakkan kakinya di sebuah menara tua yang katanya menyimpan banyak hal mistis di dalamnya. Orang-orang selalu merinding ketika mendengarkan nama menara tua yang masih berdiri kokoh di tengah hutan. Pada masa lalu, menara itu digunakan sebagai tempat penganut aliran sesat melakukan pemujaan dengan memberikan tumbal seorang manusia setiap bulan purnama tiba. Daerah itu kemudian tidak aman karena satu-persatu warga mereka hilang secara misterius—karena diculik dan dijadikan tumbal dalam prosesi aliran sesat yang dilakukan beberapa warganya. Pada masa itu, tidak sengaja ada warga yang tahu dan memprovokasi semua warga untuk menghancurkan menara itu. Menara yang awalnya dibuat untuk kepentingan berdoa berubah menjadi tempat pembantaian orang-orang yang tidak bersalah. Para warga marah dan mereka membakar menara itu. Sayangnya, menara itu masih berdiri kokoh. Namun para penganut ajaran sesat itu mati tak tersisa di dalam menara. Setelah itu, berbondong-bondong warga pindah dan meninggalkan tempat itu. Maka jadilah sebuah hutan dengan banyak bekas rumah-rumah penduduk yang dipenuhi dengan semak dan pohon menjulang tinggi. Entah mengapa beberapa bulan yang lalu, mulai ada pembukaan lahan baru di daerah ini. Padahal orang sekitar sudah menjelaskan bahwa tanah di sekitar menara tua adalah tanah yang dilarang untuk digunakan menjadi tempat tinggal. Pasalnya mendengar cerita mistisnya saja sudah membuat bulu kuduk meremang. Sayangnya, orang tamak yang baru saja keluar dari mobil itu tetap bersikeras. Dia berusaha untuk mengambil lahan yang dilupakan orang-orang. Rencananya adalah membuat villa-villa megah dengan pemandangan alam yang indah, tentunya tanpa membeli atau membayar sewa lahan. Lagipula, siapa yang memiliki lahan ini? "Anda yakin akan menggunakan tempat ini sebagai lokasinya? Kita bisa mencari lokasi yang lebih baik dari tempat ini!" Tanya sang investor khawatir. "Huft, aku yakin ada yang aneh di sini. Apa rumor tentang aliran sesat itu benar-benar ada?" Sambungnya sambil memegang kedua lengannya sendiri. Laki-laki muda dengan wajah tampan itu hanya tertawa dengan sombong, "apa Anda takut berada di tempat ini? Ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan setelah membangun villa-villa mewah di tempat ini. Tidak ada beban sewa lahan, bukan?" Investor itu hanya terdiam lalu menatap laki-laki itu dengan penuh selidik, "Anda sudah gila? Sepertinya saya harus berpikir ulang tentang menginvestasikan uang saya di tempat seperti ini. Mana ada orang yang datang ke tempat seram dan menakutkan seperti ini. Walaupun Anda sudah membuka lahan di sini, saya tetap tidak setuju. Terlalu berisiko!" Investor itu hendak masuk ke dalam mobil kembali. Namun laki-laki itu menahannya. Menurutnya, tempat ini adalah surga dunia. Lahan yang sangat luas, dengan view yang sangat indah, dan tentunya gratis. Mungkin tidak ada satupun orang yang berani mengambil resiko sepertinya. Tetapi ini kesempatan emas. Pembangunan di negara ini sedang besar-besarnya. Jika mereka tidak mengambil satu kesempatan ini, bisa jadi tanah ini akan jatuh pada pesaing mereka. "Jika Anda tidak berpikir ulang tentang menggunakan tempat ini, bisa jadi Anda akan kehilangan kesempatan untuk selamanya. Pikirkan tentang berapa banyak uang yang bisa kita dapatkan di tempat ini." Iming-iming laki-laki itu. Investor itu berpikir sejenak, "tapi semua orang bilang tempat ini angker dan menyeramkan. Apakah Anda akan membuat tempat tinggal atau tempat untuk menguji adrenalin?" Laki-laki itu mulai kesal, "kita pernah gagal mengamankan satu lahan. Ingat dengan lahan yang Anda katakan tidak akan pernah berhasil untuk dikembangkan? Buktinya sekarang? Lahan itu berubah menjadi tempat wisata dan baru-baru ini didirikan home stay yang nyaman. Tidak ada apa-apa, bukan? Kita hanya butuh keberanian." Investor itu berpikir keras, "apa Anda yakin?" "Tentu saja saya yakin!" "Saya memberi Anda kesempatan pertama dan terakhir. Jika ini tidak berhasil, saya pastikan tidak akan bekerja sama dengan Anda dikemudian hari." Ucapnya dengan penuh penekanan. "Apakah Mr. Prada ikut dalam rencana ini?" Sambung investor itu. Laki-laki itu mengangguk, "beliau yang akan mengurus sisanya." Investor itu mengangguk, "baiklah. Saya bisa sedikit tenang. Mari kita lihat menara ini. Saya penasaran, apakah menara ini seseram seperti yang sering diceritakan." Laki-laki muda dan investor itu masuk ke dalam menara tua yang telah digembok sejak lama. Tepatnya setelah pembakaran menara pada masa itu. Sayangnya, gembok yang digunakan sudah termakan usia dan bisa dengan mudah dibuka oleh laki-laki muda itu. Dua orang yang diketahui adalah bodyguard mereka, sibuk mengamati pintu depan—memastikan jika menara ini tidak berbahaya. Mereka terbatuk-batuk ketika masuk ke dalam. Debu-debu dan juga bau tidak sedap—mungkin kotoran hewan-hewan yang masuk ke menara ini—bercampur menjadi satu. Menara ini memang sudah usang, namun bangunannya masih cukup bagus. Rencananya, mereka akan menggunakan menara ini sebagai tempat untuk melihat pemandangan dari atas. Menara ini akan direnovasi menjadi tempat yang cocok untuk tempat wisata. Mungkin bisa jadi dibuat restoran. Atau tempat lainnya yang menarik wisatawan untuk datang. "Mari Tuan, saya akan mengajak Anda untuk melihat pemandangan dari atas menara. Di atas ada sebuah lonceng besar." Ajak laki-laki itu kepada investor. "Tempat ini memiliki banyak sekali jendela." Mereka berempat berjalan menaiki anak tangga satu-persatu. Melihat ke arah jendela—pemandangan memang sangat kentara ketika berada di atas sini. Sampailah mereka di menara paling atas. Di mana lonceng besar itu berada. Investor itu mendorong lonceng itu pelan. Lonceng berbunyi, mengalun dengan suara yang cukup menggelegar. Teng... Teng... Teng... Setelah itu mereka berjalan turun. Saling bicara tentang prospek kerjasama yang akan mereka jalin. Namun tiba-tiba, kejadian yang mengerikan tiba-tiba terjadi. Laki-laki muda itu terjatuh dari jendela. "TIDAK!" Teriak mereka bersamaan. Si investor buru-buru turun dari tangga bersama dengan dua bodyguard berjas hitam itu. Memastikan apa yang terjadi dengan laki-laki muda tadi. Mereka melihat laki-laki muda itu telah jatuh tepat pada tumpukan kayu kering. Mati seketika. "Cepat kalian telepon polisi, ambulance, atau siapapun. Aku merasa sangat lemas." Ucap si investor sambil memegang kepalanya. "Anda tidak apa-apa, Tuan?" Tanya salah satu bodyguard itu kepada si investor. Investor itu menggeleng, "biar aku tunggu di mobil saja. Kalian telepon siapapun sekarang! Beri kabar pada Mr. Prada tentang apa yang terjadi. Ah, seharusnya kita tidak datang ke tempat angker ini." Si investor masuk ke dalam mobil, perutnya terasa mual. Kepalanya ikutan pusing dan sedikit berputar-putar. Sedangkan dua bodyguard itu sedang sibuk menggunakan ponsel mereka. Menelepon kantor polisi dan juga ambulance. Terdengar suara marah-marah dari arah telepon. Prada meluapkan emosinya kepada dua bodyguard-nya dan bertanya tentang kondisi si investor yang kepayahan di dalam mobil. Membutuhkan waktu beberapa jam untuk menjangkau tempat ini. Ada beberapa mobil yang datang dan melewati medan yang sulit. Bahkan sampai sempat tersesat. Polisi langsung mengevakuasi laki-laki muda itu. Sedangkan dua bodyguard dan si investor sedang diwawancara oleh dua orang polisi di depan mobil mereka. "Apa Anda baik-baik saja, Pak?" Tanya salah satu polisi kepada si investor karena melihat wajah pucatnya. Si investor mengangguk lemah sambil memegang kepalanya lalu tidak lama, investornya itu jatuh pingsan. Kedua polisi itu panik, meminta salah satu petugas medis untuk membawa si investor masuk ke dalam ambulance. Kemudian, sirene dihidupkan. Beberapa warga yang berada di perbatasan desa melirik ke arah dua ambulance yang baru saja lewat. Warga di sana menyumpah serapah atas kejadian yang telah terlewat. Menara itu memakan korban. Mereka pikir karena 'angker'. Semuanya hanya fokus kepada satu penyelidikan saja. Mencari motif dari laki-laki muda itu bunuh diri atau beberapa hal lainnya. Mereka tidak menyisir seluruh penjuru hutan. Di mana segerombolan orang dengan mengenakan pakaian hitam berdiri sambil membawa senapan panjang. Tentu saja senapan itu hanya untuk berjaga-jaga jika ada hal yang tidak diinginkan. Mereka mundur beberapa langkah lalu menghilang begitu saja tanpa jejak. Disisi lain, seorang laki-laki keriput dengan cerutu di mulutnya berjalan terburu-buru untuk masuk ke dalam rumah sakit. Mengabaikan larangan tentang gambar rokok yang disilang. Dasar orang kaya, kelakuannya bisa sesuka hati. Petugas rumah sakit pun tidak berani melarang—kenal dengan siapa laki-laki tua yang baru masuk ke rumah sakit. "g****k!" Baru sampai di depan pintu, dua bodyguard itu sudah dimaki dengan kata kasar. "Bagaimana keadaan Patra? Tuan El? Apa yang terjadi?" Sambungnya dengan tidak sabar. "M-mati, Bos!" Jawab salah satu bodyguard dengan nada takut. "Mati? Siapa yang mati?" Tanyanya setengah kesal. "Tuan Patra, Bos. Jatuh dari jendela." "Kurang ajar! Siapa yang sudah berani bermain-main dengan Prada?" Teriaknya geram. Laki-laki yang diketahui adalah Prada itu mengeram marah. Tangannya mengepal kuat. Dia berjalan masuk ke ruangan otopsi tanpa ijin. Beberapa dokter yang berada di sana pun hanya bisa diam. Prada mengibaskan tangannya—meminta mereka untuk melanjutkan proses otopsi. Prada masuk ke ruangan sang investor yang tengah di rawat. "Apa, kau baik-baik saja, Tuan El?" Tanya Prada kepada sang investor yang diketahui bernama El itu. El mengangguk pelan, "seharusnya saya tidak datang ke tempat itu. Bagaimana bisa Anda mengirimkan saya pendamping seperti Patra? Dia bahkan memilih bunuh diri di depan mata saya. Apa ini hanya konspirasi yang kalian buat?" "Tidak-tidak, Tuan. Tentu saja tidak benar. Saya pun tidak tahu apa yang terjadi dengan Patra. Polisi baru saja menyelidiki motifnya. Mereka pasti akan langsung mengetahuinya. Pasti ada yang melakukan kecurangan dan membunuh Patra." Jawab Prada dengan wajah menahan kesal. Investornya yang satu ini memang menyebalkan. Terlalu banyak bicara, tetapi Prada selalu ingin bekerja sama dengannya. Sayangnya, selalu gagal. Dua bodyguard itu tiba-tiba masuk ke dalam ruangan dengan terburu-buru lalu menyodorkan sebuah amplop ke arah Prada, "hasilnya, Bos!" Kenapa bisa secepat itu hasil otopsi dilakukan? Koneksi! Jika punya orang dalam, jalanmu akan semudah itu. Prada membuka surat itu. Sebuah tulisan besar dan jelas, tercetak di sana. "Apa hasilnya?" Tanya El ketika melihat wajah kaget Prada. "Negatif obat-obatan, negatif penyakit apapun. Dia dinyatakan sehat." Ucap Prada bingung. "Polisi menetapkan kasus ini sebagai bunuh diri, Bos!" Ucap salah satu bodyguard. Prada menatap bodyguard-nya, "jika ada polisi yang bertanya lebih lanjut. Katakan saja kalian tidak tahu. Jangan sampai namaku dan Tuan El terseret dalam kasus ini." ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Selanjutnya...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN