Napas Raas saat ini memburu, karena dirinya telah lelah mengendarai kuda miliknya dan berlari untuk segera sampai ke ruangan ini. “Mundurlah, Adam!” Teriak Raas pada Adam yang langsung mengikuti perintah darinya dan berjalan mundur sebanyak tiga langkah untuk menjauh dari sosok lelaki tersebut.
Raas berjalan mendekati sang Raja sekaligus teman dekatnya itu, ia kemudian menatap pada lelaki yang kini berusaha menutupi luka di lehernya yang terbuka lebar itu. Darahnya berceceran kemana-mana sehingga lelaki itu terlihat lemas di hadapan Raas dan Adam saat ini.
“Bukankah sudah pernah aku katakan pada bangsa kalian untuk tidak bermain-main denganku, Poltergeist!” Bentak Raas yang menegur sosok tersebut dengan sangat marah. Namun, sosok yang ada di hadapan mereka itu tidak membalas ucapan itu ataupun terkekeh seperti Poltergeist yang biasanya. Tetapi sosok yang mirip dengan Find itu mendongakkan kepalanya untuk menatap pada Raas dan Adam seraya berucap dengan terbata-bata, “T-tapi... Baginda, saya bukan-Khhhk!” Ucapan itu tidak terselesaikan karena Raas yang berdiri di hadapannya saat ini dengan tiba-tiba mencekiik lehernya hingga tubuhnya terangkat dari atas lantai. Kekuatan dari Raas memang tidak pernah di ragukan lagi, bahkan itu terbukti dari dirinya yang pernah membunuh satu Poltergeist di hadapan seluruh Raja bawahannya karena Poltergeist tersebut berani mengancam Raas.
Darah segar pun mengalir deras dari leher sosok lelaki itu ke tangan bahkan jubah yang Raas gunakan, hingga Raas dapat merasakan darah hangat tersebut tembus hingga kulitnya sendiri. Sosok tersebut berusaha untuk melepaskan dirinya dari cekikan Raas, dan menendang Raja tersebut dengan kuat sehingga Raas jatuh ke belakang, melepaskan cekikannya pada sosok tersebut.
Brugh! Adam yang melihat hal tersebut pun dengan cepat menghampiri Raas dan membantunya berdiri.
Sementara lelaki yang terjatuh dengan leher yang berdarah dan terbatuk-batuk karena kekurangan oksigen itu menoleh ke arah Raas dan merasa menyesal dengan apa yang telah ia lakukan pada Raas, seraya berucap. “B-baginda! Maafkan saya! Saya tidak bermaksud untuk... Saya bukan Poltergeist, Baginda!” Ucapannya itu terputus-putus dan akhirnya berhasil menyelesaikan kalimatnya dengan menyatakan diri jika dirinya bukanlah seorang Polergeist. Ada raut kesedihan yang ia perlihatkan pada keduanya. Seraya menatap pada Raas dan Adam secara bergantian, lelaki itu berdiri dari jatuhnya, masih dengan tangan yang memegangi lehernya yang berdarah itu.
“Berhenti bermain-main denganku!” Bentak Raas pada sosok itu. Kali ini Raas tidak akan tertipu dengan semua hal yang di lakukan sosok tersebut, dia tidak akan tertipu dengan raut sedih yang di perlihatkan padanya saat ini. Meskipun ada rasa sedih karena sosok itu dengan tega menggunakan sosok Find untuk ia tiru. Raja muda yang sangat Raas sayangi seperti adiknya sendiri.
“Guill...”
“Baiklah!” Sosok itu berteriak dengan kencang, ketika ia mendengar Raas yang hendak melafalkan sebuah Mantra penghukum yang pernah membuat satu Poltergeist berubah menjadi debu. Raas yang telah di ketahui merupakan seorang keturunan Enchanter, atau Penyihir itu pun mampu mengucapkan mantra kuat tersebut dengan sangat mudah.
Raas terdiam, menatap pada sosok lelaki di hadapannya yang masih mampu berdiri meskipun sudah banyak darahnya yang mengalir keluar. Napas lelaki itu pun sudah mulai terengah-engah, menandakan dirinya sudah akan kehabisan darah. Adam yang berdiri di samping Raas itu mengerutkan dahinya, tidak tega melihat lelaki di hadapannya itu kesakitan seperti sekarang. Namun ia tidak dapat melakukan apa-apa karena ia yakin jika sosok itu adalah sosok Poltergeist seperti apa yang Raas katakan.
Ketika Raas kembali menggenggam pedang miliknya untuk bersiap menebas leher lelaki itu, sebuah ucapan yang keluar dari mulut lelaki tersebut pun akhirnya mampu membuat Raas terdiam dengan tubuh yang mematung. “Saya akan pergi Baginda! S-saya menyerah...” Itulah ucapan yang di ucapkan sosok lelaki yang mirip dengan Mendian Raja Find itu.
Kedua mata Raas melebar ketika ia mendengar kata menyerah yang di ucapkan oleh lelaki tersebut. Karena perkataan itu mengingatkan Raas pada kalimat yang di berikan oleh sang Ayah padanya dulu. ‘Satu hal yang harus kamu ingat mengenai Poltergeist, Raas! Pembeda antara mereka dan manusia adalah menyerah. Poltergeist adalah iblis yang tidak pernah menyerah sampai akhir hayatnya, Ingatlah itu!’ Itulah kalimat yang di ingat oleh Raas yang akhirnya membuat Raja tersebut dengan cepat menatap pada sosok lelaki berparas mirip dengan Raja Find.
Deg! Deg! Deg! Jantung Raas seketika berdetak dengan sangat kencang, sehingga ia merasakan sakit di bagian dadaanya tersebut. Raas takut jika ia keliru dengan anggapannya selama ini yang mengatakan jika lelaki itu adalah seorang Poltergeist.
Dan saat melihat kembali lelaki di hadapannya yang sangat mirip dengan Find itu berlumuran darah, tubuh Raas pun bergetar. Rasa bersalah dengan cepat menghampirinya sehingga Raas tidak dapat berkata apa-apa.
“Tapi... Sebelum saya pergi dari hadapan anda! Saya... Saya ingin memberitahukan sesuatu hal, Baginda...” Dengan Napas yang tersengal itu, lelaki tersebut kembali berucap. Membuat Raas menatap padanya dengan sangat seksama, begitu pun dengan Adam yang sedari tadi hanya mampu menyaksikan kejadian tersebut.
“Mereka akan mempergunakan kami... Cepat atau lambat. Saya harap anda dapat membunuh kami semua—”
“T-tunggu!” Raas berusaha untuk menghentikan ucapan lelaki di hadapannya itu, dan ingin berbicara dengannya secara perlahan. Adam yang berdiri tepat di samping Raas itu pun menoleh pada sang Raja seraya mengerenyitkan dahinya dengan bingung. Namun lelaki itu tidak berhenti dan terus melanjutkan perkataannya.
“Dengan cepat! Dan jangan ragu Baginda... Karena kami hanyalah masa lalu.” Ucapnya seraya menangis. Dan saat itulah Raas menjadi yakin jika lelaki tersebut bukanlah seorang Poltergeist.
To be continued