Beberapa orang silih berganti memasuki perumahan yang didepannya sudah terpampang banyak karangan bunga dari berbagai pihak tidak lupa dengan bendera kuning yabg sudah bertengger dari subuh didepan rumah tersebut. Tapi tidak dengan wanita yang memandang sekitar dengan tatapan kosong. Baginya hampa hidupnya setelah ini. Tidak ada lagi yang menghiburnya di kala dia sedih, dan tidak ada lagi orang yang membullynya. Dia rindu dengan jasad yang sudah terbujur kaku dibalik kain batik itu. "Ra," Merasa namanya terpanggil, dia langsung menolehkan kepalanya. "Ibuuuu," Ira langsung memeluk orang yang dia rindukan. Dia mengira ibunya tidak akan datang, karena ibunya sendiri sedang tidak enak badan katanya. "Sabar ya Nduk. Vira sudah tenang di sisi Gusti Allah, kamu harus ikhlas. Vira sedih

