BAB 14

1676 Kata

"Sudah Wak! Wak Er, mungkin benar Arsih menjual diri, tapi siapa yang menjual Arsih? Bukannya Wak yang mendapatkan keuntungan dari hasil jualannya Arsih?!" teriakku tak tertahan. Mungkin sudah penuh isi dadaku ini, jadinya aku memiliki kekuatan dan keberanian untuk menimpalinya. "Heh, anjing jaga ucapanmu ya!" Wak Erni memucat. "Iya, anjing ini sudah habis terjual oleh Uwak nya sendiri!" "Apa maksudmu?" Wak Yanto terlihat bingung menatapku. "Jangan dengarkan wanita gila ini, Kak!" "Diam kau Erni!" Suara Wak Yanto menyalang. "Jelaskan padaku apa arah pembicaraan kalian, Arsih!" "Arsih ... Arsiih ...." Rasanya tenggorokanku tak mampu mengeluarkan suara. "Apa Arsih? Bicaralah. Jangan buat Wakmu ini kebingungan." Wak Yanto melemahkan suaranya. "Arsih ha ...." Aku susah bernafas. "

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN